ArtikelBerita Jabar NewsOpini

Pertemuan dengan Buku Ajip Rosidi

BERITA JABAR NEWS (BJN)Kolom OPINI – Artikel Pertemuan dengan Buku Ajip Rosidi karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku. Kini ia  tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Pertama kali aku mendengar nama Ajip Rosidi adalah ketika seorang pelanggan datang ke toko buku tempat aku bekerja, mencari buku kumpulan puisi berjudul “Laut Biru Langit Biru”. Saat itu, aku belum pernah mendengar tentang buku tersebut. Dengan antusias, pelanggan itu bercerita tentang betapa indah dan dalamnya puisi-puisi Ajip Rosidi. Namun sayangnya, stok buku itu kosong. Aku pun merasa sedikit kecewa karena tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan tersebut.

Hari-hari berlalu dan aku mulai merasa penasaran dengan sosok Ajip Rosidi. Siapa sebenarnya dia? Mengapa buku puisinya begitu dicari dan dipuji? Rasa penasaran ini membuatku semakin bersemangat untuk menemukan buku “Laut Biru Langit Biru”. Setiap kali aku singgah di toko buku lain, mataku selalu mencari judul itu di rak-rak buku. Namun, usaha ini sering kali berujung dengan kekecewaan karena buku tersebut selalu tidak tersedia.

Buku karya Ajib Rosidi berjudul "Laut Biru Langit Biru" yang fenomenal - (Sumber: Goodreads.com)
Buku karya Ajib Rosidi berjudul “Laut Biru Langit Biru” yang fenomenal – (Sumber: Goodreads.com)

Pada suatu hari yang cerah, tanpa sengaja aku masuk ke sebuah toko buku kecil di sudut kota. Toko ini terlihat tua dan klasik, dengan rak-rak kayu yang penuh dengan buku-buku yang tampak usang. Aku berkeliling, menelusuri setiap sudut rak, hingga tiba-tiba mataku tertumbuk pada sebuah buku dengan sampul yang sedikit kusam. Judulnya Laut Biru Langit Biru karya Ajip Rosidi. Rasanya seperti menemukan harta karun yang telah lama hilang. Tanpa berpikir panjang, aku segera membelinya.

Malam itu, aku mulai membaca kumpulan puisi tersebut. Setiap bait dan kata yang ditulis Ajip Rosidi begitu memikat hati. Puisi-puisinya mengalir dengan keindahan yang sederhana namun dalam. Ada sesuatu yang magis dalam cara dia menyusun kata-kata, seolah mampu mengajak pembaca menyelami perasaan dan pemikirannya. Dari bait pertama hingga terakhir, aku terpaku, seolah terhipnotis oleh keindahan puisinya.

Sejak saat itu, aku tidak hanya menjadi pembaca, tetapi juga pengagum berat karya-karya Ajip Rosidi. Aku mulai mencari buku-buku lainnya. Setiap kali menemukan buku baru karyanya, aku merasa seperti menemukan teman lama yang sudah lama tidak bersua. Koleksi buku Ajip Rosidi di rak buku pribadiku pun semakin bertambah.

Salah satu yang paling berkesan adalah ketika aku membaca buku “Cari Muatan”, “Ular dan Kabut”, “Nama dan Makna”, “Surat Cinta Kepada Enday Rasidin”, dll. Buku ini bukan sekadar kumpulan puisi, tetapi juga refleksi dan renungan hidup Ajip Rosidi. Lewat karyanya, aku merasa bisa mengenal pribadinya lebih dekat. Bagaimana dia memandang kehidupan, cinta, dan kematian. Setiap tulisannya seolah-olah berbicara langsung kepadaku, mengajakku merenung dan melihat dunia dari perspektif yang berbeda.

Ajip Rosidi, sastrawan Indonesia (31 January 1938 - 29 July 2020) - (Sumber: ngopibareng.id)
Ajip Rosidi, sastrawan Indonesia (31 January 1938 – 29 July 2020) – (Sumber: ngopibareng.id)

Ada momen istimewa saat aku menghadiri diskusi buku yang diadakan di sebuah kafe kecil. Diskusi itu membahas karya-karya Ajip Rosidi dan para peserta berbagi pandangan serta pengalaman pribadi mereka. Dari situ, aku sadar bahwa banyak orang yang merasakan hal yang sama sepertiku. Karya-karya Ajip Rosidi ternyata telah menyentuh banyak hati dan pikiran.

Ajip Rosidi telah menjadi sosok yang istimewa dalam hidupku. Buku-bukunya bukan hanya sekadar bacaan, tetapi juga teman perjalanan dalam menjalani kehidupan. Setiap kali merasa lelah atau kehilangan arah, aku kembali membuka salah satu bukunya dan menemukan ketenangan serta inspirasi di sana.

Pertemuan pertamaku dengan buku “Laut Biru Langit Biru” telah membuka pintu ke dunia yang penuh dengan keindahan sastra dan pemikiran. Dari sinilah awal mula cintaku pada karya-karya Ajip Rosidi. Kini, aku menjadi seorang kolektor buku-bukunya dan terus mencari setiap karyanya yang mungkin belum aku miliki. Melalui tulisan-tulisannya, Ajip Rosidi telah meninggalkan jejak yang mendalam di hatiku dan banyak pembaca lainnya.

Perjalanan ini mengajarkan bahwa kadang-kadang, dalam pencarian yang gigih dan penuh keingintahuan, kita bisa menemukan harta karun yang tidak ternilai dan bagiku, harta karun itu adalah karya-karya Ajip Rosidi. (Didin K.T.).

***

Judul: Pertemuan dengan Buku Ajip Rosidi
Penulis: Didin Kamayana Tulus, Penggiat Buku tinggal di Kota Cimahi.
Editor: JHK

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *