ArtikelBerita Jabar NewsBJN

Gencatan Senjata Bukan Solusi, Rakyat Palestina Tetap Terzalimi

BERITA JABAR NEWS (BJN), Minggu (02/02/2025) – Artikel berjudul Gencatan Senjata Bukan Solusi, Rakyat Palestina Tetap Terzalimi” ini merupakan karya original dari Yulianti yang akrab disapa Yuli dan aktif dalam dalam Komunitas Menulis “Ibu-Ibu Penggiat Majelis Ta’lim”.

Beberapa waktu yang lalu perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas disetujui. Salah satu isi dari perjanjian gencatan senjata itu yaitu adanya jeda pertempuran selama tiga minggu dan pembebasan puluhan tawanan Israel dan ratusan tawanan Palestina. Pada tahap pertama ini, Israel akan mundur ke pinggiran Gaza, dan warga Palestina dapat kembali ke sisa-sisa rumah mereka. (Sumber: Tirto.id 19/01/2025).

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Islam Indonesia Hasbi Aswar mengatakan gencatan senjata di Gaza merupakan satu pencapaian yang bagus karena akan memudahkan  bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Proses rekonstruksi Gaza pun akan bisa dilaksanakan, dan dapat menghentikan jatuhnya korban bertambah banyak. Beliau merasa pesimis terhadap Israel akan mematuhi kesepakatan gencatan senjata ini. Israel pada dasarnya tetap tidak ingin keluar dari Gaza, dan Israel menilai Hamas sebagai sebuah ancaman. (Sumber: Voaindonesia.com 19/01/2025).

Yulianti
Yulianti, penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Tidak berlangsung lama kegembiaraan warga Gaza setelah adanya pengumuman gencatan senjata tersebut. Warga palestina kembali diserang oleh Israel. Setidaknya ada 80 orang yang meninggal dunia akibat serangan itu. Anas al-Sharif yang merupakan koresponden Al Jazeera melaporkan, ada pesawat tempur Israel langsung menghantam rumah sakit, rumah warga, dan tempat penampungan, membuat suasana ceria warga Palestina berubah menjadi pekik jerit dan ketakutan. (Sumber: VIVA.co.id 16/01/2025).

Gencatan senjata ini diagendakan sebagai cara untuk menghentikan agresi militer Israel terhadap warga Gaza. Selama agresi terjadi tercatat telah menewaskan 47 ribu warga, kebanyakan wanita dan anak-anak. Gencatan senjata kali ini bukanlah yang pertama kalinya, sudah berulang kali dilakukan, tetapi tidak membawa kebaikan bagi kaum muslimin.

Sejatinya gencatan senjata ini bukan atas dasar tekanan Trump pada Israel. Tapi pihak Israel merasa lelah karena tidak berhasil mematahkan rakyat Gaza. Ditambah lagi kebakaran yang terjadi di Amerika disebut sebut menjadi penyebab berkurangnya pasokan bantuan Amerika untuk Israel.

Secara logika Israel akan mudah mengalahkan para mujahid di Gaza dengan dukungan dan berbagai bantuan dari Amerika, seharusnya dengan mudah saja mengalahkan Palestina. Faktanya para mujahid di Gaza tetap teguh meski mereka sendirian, menderita kelaparan, dan ancaman terbunuh setiap saat.

Reaksi pendukung Israel terhadap berita negosiasi gencatan senjata Gaza di Tel Aviv, Israel, 15 Januari 2025 - (Sumber: edition.cnn.com)
Reaksi pendukung Israel terhadap berita negosiasi gencatan senjata Gaza di Tel Aviv, Israel, 15 Januari 2025 – (Sumber: edition.cnn.com)

Pemimpin pejuang Gaza banyak yang telah syahid, mereka tetap teguh, tetap mempertahankan tanahnya. Keimanan yang kuat telah menjadi satu satunya kekuatan yang tersisa. Mereka yakin kepada Allah, karena hanya Allahlah sumber kekuatan yang akan menolong mereka. Sikap inilah yang telah menggentarkan mental Zionis.

Warga Gaza dan seluruh kaum muslimin sejatinya harus menyadari bahwa gencatan senjata tidak akan mengubah apapun. Zionis Israel akan tetap mengkhianati kesepakatan gencatan senjata tersebut. Buktinya apa yang dilakukan oleh Zionis pasca beberapa jam gencatan senjata, mereka menyerang, menangkap dan membunuh rakyat Palestina. Ini menunjukkan bahwa solusi hakiki bukan gencatan sejata tapi dengan jihad dan Khilafah.

Kaum muslimin harus menyakini kemenangan adalah milik umat Islam dan pujian hanya milik Allah.  Kemenangan akan datang atas pertolongan Allah. Oleh karena itu jalan perjuangan wajib sesuai tuntunan Allah, tidak menyerahkan urusan pada musuh-musuh Allah.

Para pemimpin muslim harusnya bersatu dalam satu komando. Dengan izin Allah mereka ditakdirkan menjadi pemimpin umat. Seharusnya mereka mengemban amanah itu sebaik baiknya. Dengan kekuasaan yang mereka miliki, bisa dengan mudah mengirimkan tentara terbaiknya untuk melawan zionis.

Semoga kaum muslimin segera terbuka mata hati dan fikirannya. Hukum Islam harus segera ditegakan. Bersatunya seluruh umat muslim seluruh dunia dalam satu wadah, satu kepemimpinan. Sehingga Allah ridho, menolong saudara-saudara kita di Gaza Palestina, memberi  kemenangan dan terbebas dari penjajah laknatulloh zionis Israel. Wallohu a’lam bishshowab. (Yulianti).

***

Judul: berjudul Gencatan Senjata Bukan Solusi, Rakyat Palestina Tetap Terzalimi
Penulis: Yulianti
Editor: JHK

Sekilas tentang penulis

Yulianti atau akrab disapa Yuli ini lahir di Bandung pada 18 Juli 1983. Menulis opini sudah menjadi hobinya beberapa tahun belakang ini. Sejak covid-19 merebak, menulis menjadi salah satu aktivitas keseharian yang menyenangkannya.

Menulis opini dengan perspektif Islam dilakukan Yuli karena ia merasa prihatin terhadap fakta-fakta tentang realitas kehidupan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal itulah yang telah  menggerakkannya untuk menyuarakan isi hati dan pemikirannya melalui tulisan.

Seiring berjalannya waktu, wanita yang tergabung dalam Komunitas Menulis “Ibu-Ibu Penggiat Majelis Ta’lim” ini sudah menghasilkan beberapa tulisan opini yang berhasil dimuat di beberapa media. Simak kegiatan sehari-hari Yuli dalam akun Instagram @lipearly.

***

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *