Bandoengmooi Pentaskan “Pahlawan Kesiangan”
Berita Jabar News (BJN), Kota Cimahi, Kamis (31/08/2023) – Komunitas budaya asal Kota Cimahi, Bandoengmooi, kembali menggelar pertunjukan seni longser. Kali ini komunitas budaya asuhan mantan Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) periode 2020-2023, Hermana HMT tersebut mengangkat tajuk “Pahlawan Kebeurangan” (Pahlawan Kesiangan).
Menurut Hermana, kegiatan pertunjukan yang akan dilaksanakan pada Jumat, 1 September 2023 pukul 19.30 WIB tersebut dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republuk Indonesia ke-78. Pelaksanaan akan berlangsung di halaman Bengkel Kreatif Bandoengmooi, Jalan Babakan Loa No. 3B, RT 02, RW 07, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.
“Kegiatan ini sepenuhnya melibatkan siswa/siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 10 Bandung yang melakukan residensi di Bandoengmooi,” ungkap Hermana yang juga berperan sebagai Ketua Yayasan Kebudayaan Bandoeng Mooi dan pembina Longser Bandoengmooi.
Hermana menambahkan, selain dalam rangka peringatan HUT RI ke-78, pertunjukan seni longser tersebut juga merupakan ajang evaluasi bagi 10 orang siswa/siswi SMK Negeri 10 Bandung yang sedang melakukan residensi selama tiga bulan (24 Juli – 17 Oktober 2023) di Bengkel Kreatif Bandoengmooi.
“Mereka yang melakukan residensi diarahkan agar bisa mempresentasikan hasil proses kreatif bersama di Bandoengmooi dalam bentuk pertunjukan seni Longser,” ujar Hermana.
Melalu arahan dari para tutor, siswa/siswi SMK Negeri 10 Bandung tersebut dibina mengembangkan kemampuan kognetif dan nonkognetifnya. Setelah enam minggu berproses, pihak Bandoengmooi melakukan evaluasi tahap pertama melalui diagnotik kognetif dan diagnotik nonkognetif dengan menampilkan pertunjukan seni longser dan wawancara atau tes tertulis.
“Diagnotik kognetif melingkupi indentifikasi capaian kompetensi mereka salama residensi dan diagnotik nonkognetif meliputi analisa permasalahan psikologi dan sosial yang mereka dihadapi. Kami coba memahami dan membantu memecahkan permasalahan mereka secara bersama-sama,” jelas budayaawan Kota Cimahi tersebut.
Saat ini seni pertunjukan Longser Bandoengmooi mulai memperkenalkan generasi muda sebagai pengemas pertunjukan. Dalam pertunjukan “Pahlawan Kebeurangan”, posisi sutradara dipercayakan kepada Hafidz Permana dan asistennya Dio Hardiyanto.
Sementara itu posisi lainnya seperti penata tari dipercayakan kepada Redja Hikmat Gumeral, pengarah musik, Toha Saprudin dan Selamet Oki, serta pengarah produksi oleh Mohammad Fikri dan Roby Gunawan. Para pemain yang dilibatkan dalam pertunjukan kali ini di antaranya: Adika, Anjar, Atira, Daniswara, Gingin, Larashati, Melodia, Siti, syifa, dan Yesha.
Terkait konten pertunjukan longser “Pahlawan Kebeurangan”, Hermana menjelaskan bahwa dewasa ini semakin nampak orang-orang yang mengaku punya andil besar atau sangat berjasa atas berdiri tegak dan majunya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun, nyatanya mereka adalah penumpang gelap yang hanya ingin mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.
“Pahlawan sesungguhnya banyak yang terlupakan dan di antara mereka memilih diam dalam sunyi. Mereka berkorban tanpa pamrih, tanpa harus berteriak merasa paling memiliki NKRI,” ungkap alumni Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini dengan nada prihatin.
Pria kelahiran Cimahi, 11 Oktober 1969 tersebut menjelaskan bahwa pahlawan kesiangan tak ubahnya seperti kata pepatah “Tong Kosong Nyaring Bunyinya”. Berteriak dijalanan, di instusi-instusi dan di parlemen tentang kejayaan, keadilan, kemajuan, dan kemakmuran. Bahkan, dirinya merasa paling berbangsa dan bernegara. Namun, dibalik itu mereka menghianati bangsa dan negaranya dengan melakukan korupsi besar-besaran, meracuni anak bangsa dengan narkoba, hingga menjual kehormatan bangsa dan negara demi kebesaran dan kehormatan dirinya.
“Melalui pertunjukan seni longser kami mengkritisi dan mengingatkan persoalan tersebut agar kita mawas diri dan tidak terjebak masuk perangkap mulut manisnya mereka,” tegas Hermana.
Mantan aktor di Studiclub Teater Bandung (STB) ini mengingatkan kita bahwa pada tahun politik atau musim kampanye pileg dan pilpres sekarang ini pasti ada yang menjadi pahlawan kesiangan.
“Merasa membela kaum lemah, tapi hanya dengan sebungkus mie instan. Setelah mendapatkan kehormatan, mereka mendadak lupa pada janjinya dan melupakan kaum yang hanya diberi mie instan,” pungkas Hermana. (Her/Bandoengmooi).
***
Judul: Bandoengmooi Pentaskan “Pahlawan Kesiangan”
Editor: JHK
Majalah Inspirasi (MI) Maranatha Edisi Agustus 2023 ini bisa Anda baca melalui link berikut ini: MAJALAH INSPIRASI (MI) MARANATHA
MI bisa juga di download melalui link ini: download MI