Dosen Poltekkes Bandung Haris Sofyana Sukses Raih Gelar Doktor Bidang Ilmu Kedokteran di FK Unpad
BERITA JABAR NEWS (BJN), Bandung, Kamis (24/07/2024) – Dosen Politektik Kesehatan Bandung, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Poltekkes Bandung Kemenkes RI), Haris Sofyana berhasil meraih gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Ia berhasil lulus setelah berhasil mempertahankan disertasinya bertajuk “Model Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat” di hadapan dewan penguji pada Rabu (23/07/2024) kemarin bertempat di Gedung Koeswadji Health Research & Innovation Center, Unpad, Bandung.
Sidang dihadiri oleh Kepala Pusat Penaggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Sumarjaya, S.K.M., M.M., MFP, CFA, yang bertindak sebagai penguji beserta para penguji lainnya, yaitu: Prof. Dr. Yudi Mulyana Hidayat, dr., Sp.OG, Subsp.Onk. DMAS.; Ketua Sidang, Prof. Dr. Meita Dhamayanti, dr., Sp.A., Subsp.TKPS., M.Kes.; Sekretaris Sidang, Prof. Kusman Ibrahim., S.K.P., Ph.D.;- Ketua Promotor, Irvan Afriandi., dr., M.P.H., Dr. P.H.; Anggota Promotor, Erna Herawati, S.Ant., M.A., Ph.D. dan Dr. Dzulfikar DLH, dr., Sp.A(K), M.Kes., M.M.R.S.; Pembahas/Oponen, Yani Trisyani., S.K.P., M.N., Ph.D. dan Prof. Dr. Vita Murniati Tarawan, dr., Sp.OG, M.Kes., AIFO., S.H.
Pada sidang doktor tersebut Haris menyampaikan disertasinya bahwa latar belakang penelitian ini didasari oleh tingginya potensi bencana di Indonesia. Jawa Barat memiliki Indeks Risiko Bencana (IRB) sedang, sedangkan Kabupaten Bandung IRB tinggi. Jenis bencana paling ekstrim di Jawa Barat dan Kabupaten Bandung adalah gempa bumi, letusan gunung api, banjir, tanah longor, dan cuaca ekstrim.
“Perlu upaya menyiapkan masyarakat agar memiliki sikap kemandirian dan ketangguhan menghadapi bencana. Peran perawat sangat penting dalam menyiapkan kemandirian dan ketangguhan masyarakat melalui praktik keperawaran komunitas dan keperawatan bencana,” ungkap Haris.
Selanjutnya Dosen Poltekkes Bandung tersebut menambahkan bahwa tujuan penelitiannya adalah menyusun Model Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat (MPRB2M) dengan pendekatan peka budaya dalam meningkatkan kemandirian masyarakat di daerah rawan bencana. Metode yang digunakan mix method dengan sequential explanatory design untuk mengembangkan model MPRB2M dengan pendekatan peka budaya.
Tahap kualitatif mengkonstruksi dan merancang kajian kebutuhan (need assessment) model MPRB2M dengan pendekatan peka budaya, sedangkan tahap kuantitatif berupa uji coba dan implementasi model MPRB2M (model testing and implementation) di Desa Sugih Mukti.
“Data kualitatif diambil dengan wawancara semi terstruktur dan FGD kepada masing-masing 14 informan. Data kuantitatif diambil dengan cara quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre-post test with control group design pada sampel sebanyak 100 responden,” jelas Haris.
Analisis ANOVA dua jalur digunakan untuk setiap variabel guna menilai efek kelompok (intervensi dan kontrol), efek waktu penilaian (t0, t1, t2, dan t3), serta efek interaksi antara kelompok dan waktu. Jika terdapat interaksi signifikan antara variabel kelompok dan waktu, dilanjutkan analisa uji paired t-test dan dilakukan uji post hoc Bonferroni.
Hasil penelitian tersusunnya pengembangan model MPRB2M dengan pendekatan peka budaya berisi lima modul pembinaan masyarakat dengan 12 tema hasil penelitian.
Model MPRB2M mengkonstruksi tema penelitian dan rencana aksi pengurangan risiko yang terdiri dari: bencana prioritas di Sugih Mukti; pengetahuan tentang bencana; kebijakan desa dan kerjasama antar lembaga; kebijakan pemanfaatan teknologi sederhana kebencanaan; sistem nilai budaya dan cara hidup sosial masyarakat; pelatihan bencana bagi masyarakat bidang kesehatan; pemberdayaan ekonomi darurat bencana; implementasi kesetaraan gender dalam penanggulangan bencana; paradigme konvensianal bencana; agama islam dan falsafah hidup lokal sebagai kekuatan menghadapi bencana; karakter sosial penghambat pemberdayaan masyarakat; dan potensi pengurangan resiko bencana dalam keluarga.
Model MPRB2M berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan self efficacy masyarakat di daerah rawan bencana. Dengan nilai p value 0,000 < 0,05, sehingga berkontribusi dalam mendukung kemandirian ketangguhan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana.
“Simpulan dari penelitian ini adalah model MPRB2M dengan pendekatan peka budaya mengidentifikasi kekuatan kearifan lokal di masyarakat dalam mengurangi risiko bencana,” ujar Haris.
Kearifan local di identifikasi dalam 12 tema penelitian dan lima modul penelitian. Model MPRB2M dengan pendekatan peka budaya berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan), dan self efficacy masyarakat dengan nilai p value 0,000 < 0,05. Selain itu Model MPRB2M sinergis dengan program pemerintah, sehingga dapat membantu akselerasi ketercapaian Desa Tangguh Bencana (DTB).
Haris Sofyana., S.Kep.Ners., M.Kep., yang lahir di Bandung pada 21 Juni 1973 ini sekarang bekerja sebagai Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Bandung dengan jabatan Lektor. Pangkat dan golongan adalah Pembina IV/a. Kini ia dan keluarganya tinggal di Komplek Kutamas Regency, Jln. Kutamas III, Blok A, Nomor 11, RT 05, RW 07, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.
Setelah dewan penguji menyatakan lulus, Haris mengucapkan rasa syukurnya, ”Alhamdulillah, saya bersyukur Sidang Promosi Doktor ini dapat berjalan dengan baik dan lancar dengan memperoleh predikat Cumlaude. Saya berharap riset yang saya lakukan hampir tiga tahun, sejak awal tahun 2022 dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat membantu pemerintah dalam upaya pengurangan risiko Bencana.”
Selanjutnya Haris berharap pemerintah melalui BNPB/BPBD dan Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dapat menggunakannya sebagai salah satu media akselerasi program kesiapsiagaan masyarakat yang implementatif, khususnya bidang kesehatan.
Pada saat yang sama Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Bandung, Asep Setiawan saat diminta komentarnya mengatakan bahwa ia menyambut baik hasil disertasi Haris Sofyana. Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana, tentunya memerlukan upaya-upaya yang terstruktur untuk menghadapi semua siklus kejadian bencana.
“Model hasil riset Pak Haris akan mampu meningkatkan kesiapan masyarakat untuk dapat menolong dirinya dan orang terdekatnya saat kejadian bencana yang pada akhirnya diharapkan mampu menurunkan dampak kejadian bencana pada aspek kesehatan individu dan masyarakat,” pungkas Asep. (AZM/BJN).
***
Judul: Dosen Poltekkes Bandung Haris Sofyana Sukses Raih Gelar Doktor Bidang Ilmu Kedokteran di FK Unpad
Kontributor: Asep Zaenal Mustofa
Editor: JHK