ArtikelberitajabarnewsBJNOpini

Penting: Tiga Kunci Sukses Pendidikan Berkualitas

BERITA JABAR NEWS (BJN) – Kolom OPINI, Rabu, 25 Juni 2025 – Artikel berjudul “Penting: Tiga Kunci Sukses Pendidikan Berkualitas” adalah karya Yayu Arundina, penulis produktif, blogger, dan guru di salah satu sekolah di Kota Cimahi, Jawa Barat.

Pendidikan keluarga yang sukses adalah gerbang utama untuk mencapai keberhasilan pendidikan, pendidikan yang berkualitas

Pendidikan berkualitas dibentuk oleh tiga hal penting. Inilah tiga kunci sukses pendidikan berkualitas, mengacu kepada teori Ki Hajar Dewantara, tiga pilar pendidikan.

Tiga kunci sukses pendidikan itu merupakan kolaborasi apik dari tiga pilar pendidikan. Ki Hajar Dewantara mengungkapkan tiga pilar pendidikan itu adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga pilar ini menjadi rangkaian penting dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Yayu Arundina
Yayu Arundina, penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Siswa dan para mahasiswa akan selalu belajar dari tiga sumber ini. Tiga pilar pendidikan ini menjadi kawah candradimuka bagi para siswa dan mahasiswa untuk mendapatkan beragam ilmu dunia dan akhirat yang berawal dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Bagaimana ketiga pilar pendidikan itu menjadi kunci sukses pendidikan berkualitas? Inilah pentingnya tiga kunci sukses pendidikan berkualitas. Berhubung tulisan yang akan dibahas cukup panjang maka saya akan unggah menjadi tulisan berseri, ayitu dimulai dari pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan di masyarakat.

Bagian Pertama: Keluarga sebagai Kunci Sukses Pertama Pendidikan Berkualitas

Keluarga merupakan awal lahirnya seorang insan manusia ke bumi. Keluarga menjadi tempat belajar pertama bagi semua insan. Ibu sebagai madrasah pertama memiliki peran penting dalam mendidik putra-putrinya. Lebih keren lagi pendidikan itu merupakan kolaborasi apikantara ayah dan ibu, sejak awal sampai akhir. Orang tua adalah guru pertama mereka.

Keluarga berperan sangat penting dalam pembentukan karakter, memahami nilai-nilai, pengembangan bakat dan minat siswa, belajar berbahasa atau berkomunikasi, juga pembentukan semangat belajar yang baik, pendidikan yang berkualitas.

Pada awal kehidupannya, manusia harus mempelajari banyak hal, seperti belajar berjalan, belajar berkomunikasi, belajar makan dan sebagainya. Semua ini terjadi dalam keluarga. Bimbingan ayah dan ibu menjadi kunci keberhasilan pendidikan dasar tersebut.

Keluarga Sebagai Tempat Belajar Berkomunikasi

Ayah dan ibu secara terus-menerus memberikan pelajaran bahasa agar anak bisa berkomunikasi. Belajar bahasa daerah dan belajar bahasa Indonesia. Sekarang ini, kesadaran orang tua untuk menggunakan bahasa daerah sebagai alat berkomunikasi dalam keluarga menjadi langka.

Berdasarkan hasil wawancara kecil-kecilan, banyak keluarga muda yang takut anaknya tidak paham bahasa Indonesia saat bersekolah nanti sehingga menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama untuk anak-anaknya. Bahasa daerah menjadi terpinggirkan dan diambang kepunahan.

Ayah dan ibu seharusnya membentuk anak-anak itu untuk menjadi dwibahasawan. Orang Indonesia minimal bisa berbahasa daerah dan berbahasa Indonesia. Inilah keistimewaan orang Indonesia. Bisa menguasai banyak bahasa. Dua bahasa penting, bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Lebih maksimal lagi jika belajar bahasa asing juga, khususnya bahasa Inggris. Inilah pondasi dasar keberhasilan pendidikan.

Keluarga Sebagai Tempat Pembentukan Karakter Positif

Selain berkomunikasi, hal lain yang dibentuk dalam pendidikan keluarga adalah karakter. Tentu saja, ayah dan ibu berharap anak-anak mereka memiliki karakter yang baik. Berakhlak mulia. Jujur, mandiri, sopan, agamis, bertanggung jawab, rajin, cerdas, rendah hati, tidak mudah putus asa, bisa bekerja sama, punya rasa empati juga simpati, dan sebagainya.

Ayah dan ibu menentukan pembiasaan-pembiasaan positif yang berlaku dalam keluarga. Melalui pembiasaan-pembiasaan inilah siswa belajar. Karakter pun dibentuk. Dengan pembiasaan ini, karakter positif akan melekat pada diri siswa selamanya.

Keluarga Sebagai Tempat Pengembangan Potensi dan Minat Anak

Seiring bertambahnya usia, makin banyak yang hal yang terjadi. Makin banyak hal yang harus dipelajari. Ayah dan ibu harus peka dengan segala potensi dan minat yang dimiliki anak-anaknya. Apakah mereka pandai bermain musik, tari, melukis, menyanyi, berhitung dan sejuta bakat lainnya? Jika perlu, ayah dan ibu bisa berkonsultasi dengan para psikolog atau guru BP/BK di sekolah.

Dari beragam prestasi yang didapatkan sekolah saya ─ SMP Negeri 1 Cimahi, keluarga menjadi bukti penting munculnya prestasi-prestasi tersebut. Anak-anak berprestasi itu ada yang mendapatkan bimbingan olimpiade Matematika, olimpiade IPS, menari, menyanyi, main gitar dari orang tua mereka atau dimasukkan ke sanggar sejak kecil.

Pengembangan potensi dan minat anak seharusnya menjadi bagian dari pendidikan keluarga. Bisa jadi potensi, minat, dan bakat anak ini menjadi kunci sukses hidupnya di kelak kemudian hari.

Keluarga Sebagai Pondasi Peletakan Nilai-Nilai Hidup

Hidup memiliki nilai-nilai yang seharusnya menjadi panduan manusia. Ada norma agama, norma susila, norma hukum, dan norma kesopanan. Norma merupakan kaidah yang berlaku untuk mengatur setiap perbuatan manusia. Norma -norma tersebut bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis.

Keluarga hendaknya menjadi lembaga pertama yang harus mengenalkan beragam nilai atau norma-norma hidup ini. Anak dilatih untuk mengikuti atau melaksanakan aturan.

Pertama-tama, ayah dan ibu wajib mengenalkan norma agama kepada putra putrinya. Anak harus tahu yang benar dan yang salah sesuai aturan agama.  Hal-hal yang harus dilakukan dan hal-hal yang harus dijauhi.

Ayah dan ibu mewajibkan anak-anak untuk shalat lima waktu, belajar mengaji, pergi ke gereja atau aturan agama lainnya. Penanaman nilai-nilai agama ini diharapkan menjadi benteng pertahanan yang kokoh agar para siswa bisa hidup selamat sampai surga nanti. Anak-anak bisa hidup di jalur yang benar. Anak-anak bisa melawan hal-hal yang negatif.

Perlu ditekankan hal-hal yang prinsip. Anak-anak harus mengetahui hal yang salah dan hal-hal yang benar, sesuai aturan agama masing-masing. Pengetahuan ini menjadi pedoman jalan hidup mereka sampai akhir hayat nanti.

Bagian Kedua: Sekolah sebagai Kunci Sukses Kedua Pendidikan Berkualitas

Setelah keluarga memainkan perannya dalam keberhasilan pendidikan. Saatnya anak-anak mengenal dunia luar. Mengenal keberagaman di dunia nyata, khususnya dunia kecil sekolah.

Pada usia sekolah, enam hingga dua puluh satu tahun, saatnya siswa menempuh pendidikan formal di sekolah. Mulai dari jenjang taman kanak-kanak, sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Di beragam jenjang itu, mereka belajar dari para guru, dosen, buku, perpustakaan, internet, dan beragam sumber belajar lainnya.

Belajar di kelas
Ilustrasi: Seorang guru sedang mengajar di kelas bersama para muridnya – (Sumber: Arie/BJN)

Orang tua wajib mengetahui budaya sekolah untuk lebih mengoptimalkan keberhasilan pendidikan di tahap ini. Salah satu kunci keberhasilan ini adalah kesesuaian karakter siswa dengan budaya sekolah, khususnya pada tingkat dasar.

Ada sekolah yang santai, banyak tugas, banyak ekskul, dan sebagainya. Sekolah manakah yang cocok dengan karakter anak?

Lakukan juga komunikasi yang baik, diskusi dengan anak untuk pemilihan sekolah di tingkat atas/ tinggi. Pemaksaan kehendak orang tua biasanya terjadi di tahap ini. Perbedaan minat anak dan ambisi orang tua. Inilah salah satu hambatan dalam mencapai keberhasilan pendidikan di jenjang sekolah ini.

Sekolah menjadi wadah bagi para siswa untuk menerima beragam ilmu baru, ilmu lanjutan tentang karakter, bahasa, dan juga pengaplikasian ilmu dasar yang mereka terima di keluarga masing-masing. Bisa jadi mereka akan mendapatkan keahlian baru dari jenjang ini. Siswa bisa belajar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Sekolah menjadi tempat untuk menggali ilmu beragam bidang studi yang ada dalam kurikulum,  membangun jejaring sosial, belajar berorganisasi, menimba pengalaman, melatih keterampilan atau keahlian khusus.

Pada tingkat yang lebih tinggi, para siswa disiapkan untuk masuk ke dunia kerja. Mereka wajib menguasai beragam kebutuhan dunia kerja, skill atau keahlian khusus sekaligus karakter atau attitude yang baik.

Bagian Ketiga: Masyarakat Sebagai Kunci Sukses Ketiga Pendidikan Berkualitas

Pada akhirnya, masyarakat menjadi tempat terakhir bermuaranya semua ilmu yang telah dipelajari oleh para siswa. Masyarakat bisa menjadi sumber ilmu sekaligus juga pengaplikasian hasil pendidikan di sekolah.

Masyarakat menjadi dunia yang sangat penting dalam pembelajaran tentang karakter, dunia kerja, serta kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai salah satu pilar pendidikan yang sangat penting, ada tiga kategorimasyarakat. Ketiga kategori tersebut adalah pemerintah, masyarakat umum, dan dunia kerja.

Peran Pemerintah dalam Pendidikan Berkualitas

Pemerintah sangat berperan penting dalam proses pendidikan berkualitas. Peran utama pemerintah pusat hingga daerah adalah membuat kebijakan yang menumbuhkan terciptanya pendidikan yang berkualitas serta menciptakan sistem yang stabil mulai dari pusat hingga ke daerah pelosok.

Salah satu contoh kebijakan ini adalahkeputusan kurikulum yang berlaku di Indonesia, seperti kurikulum merdeka, guru penggerak. Kebijakan ini harus bersifat langgeng agar ada hasil yang dirasakan oleh bangsa dan negara ini. Ganti menteri, ganti kurikulum sudah tak relevan lagi untuk zaman serba cepat ini.

Salah satu permasalahan pendidikan adalah kurikulum yang gonta-ganti terus. Belum semua paham tentang kurikulum baru, sudah ada kurikulum yang terbaru. Belum beres kurikulum tersebut dilakukan sudah ganti lagi. Belum ada hasil yang optimal dari kurikulum pendidikan Indonesia sudah ganti lagi. Begitu seterusnya. Jadi, kapan kurikulum ini akan mengalami kemajuan? Kapan akan tercapai pendidikan yang berkualitas?

Pemerintah, khususnya menteri pendidikan harus mulai membenahi hal ini

Menurut Bukik Setiawan, masalah pendidikan bukan terletak pada guru.  Namun, Indonesia belum memiliki sistem yang ajeg. Sekarang, banyak guru yang berkualitas, banyak guru yang senang, dan merasa butuh untuk belajar agar bisa memberikan pendidikan terbaik untuk siswa-siswinya. Hal ini harus didukung dengan sistem yang baik dan kondusif.

Jangan membuat sistem yang mewajibkan guru untuk selalu patuh pada aturan dan atasan! Namun, ciptakan sistem yang memerdekakan guru untuk berkarya, menuangkan gagasan. Berikanlah kepercayaan dan ruang untuk bertumbuh dengan baik!

Selain itu, pemerintah juga bisa menjadi sumber belajar. Bagaimana menjadi pemimpin bangsa yang berkualitas dan amanah. Memimpin butuh keteladanan, keahlian, ilmu dan pengalaman.Dari para pemimpin bangsalah generasi muda bisa belajar.

Peran Masyarakat Umum dalam Pendidikan Berkualitas

Masyarakat umum bisa menjadi tempat mengasah keahlian lebih tajam, bisa jadi sumber belajar dan juga memecahkan masalah dengan ilmu yang dimilikinya.

Betapa banyak para ahli dalam beragam bidang. Mereka-mereka ini bisa menjadi sumber belajar. Bisa mewariskan ilmunya kepada para generasi muda agar bangsa Indonesia semakin maju.

Beragam komunitas yang tersebar di masyarakat juga bisa menjadi sumber belajar sekaligus mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya. Misalnya di Cimahi ada komunitas Tjimahi Heritage yang dipimpin oleh Kang Machmud Mubarok. Kita bisa mempelajari sejarah Kota Cimahi sebagai kota militer di komunitas ini.

Selain itu, kita juga bisa mengenal beragam bangunan bersejarah di setiap sudut kota. Kang Machmud yang lulusan sejarah UNPAD, juga bisa mengaplikasikan dan berbagi ilmunya di komunitas ini. Beliau adalah salah satu ahli cagar budaya yang dimiliki Kota Cimahi.

Selain komunitas, generasi muda juga bisa mempelajari adat istiadat, warisan leluhurnya, seperti di Bali. Kekayaan budaya ini bisa jadi sumber penghasilan sebagai pesona budaya dalam kepariwisataan. Budaya khas Indonesia bisa mendatangkan turis asing.

Peran Dunia Kerja dalam Pendidikan Berkualitas

Dunia kerja adalah akhir dari sebuah perjalanan pendidikan formal. Dengan ilmu yang dimilikinya, generasi muda menjadi produktif. Mengerjakan sesuatu berdasarkan hasil belajar. Namun, kesenjangan antara kebutuhan dunia kerja dengan pendidikan sepertinya masih harus diperbaiki. Link and match.

Di dunia kerja juga, mereka akan belajar hal-hal baru. Seringkali, para karyawan wajib mengikuti pelatihan, untuk kenaikan jabatan atau keperluan lainnya. Inilah salah satu wujud pendidikan seumur hidup. Kita tak cukup hanya menempuh pendidikan formal.

Jika ketiga pilar ini bisa berkolaborasi apik, betapa kayanya manusia-manusia Indonesia. Kaya dengan beragam ilmu dan keahlian. Sebuah modal penting untuk kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu, kita butuh sistem yang bisa menjadikan kolaborasi apik ini bisa berjalan harmonis.

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Keberhasilan pendidikan dan pendidikan berkualitas ada di tangan tiga pilar pendidikan ini. Take and give.

Kolaborasi apik antara tiga pilar pendidikan ini semoga semakin baik dari hari ke hari. Tumbuh kesadaran untuk membangun generasi muda Indonesia yang cerdas dan sehat lahir batin.

Sudah lama kita merdeka, kapan bisa mencapai pendidikan yang berkualitas? Yuk, mulai tancap gas dari sekarang. Mulai dari hal yang kecil sampai akhirnya bisa meluas dan berdampak positif.

Semoga semua punya keinginan yang sama. Bisa melangkah bersama-sama. Panjang umur perjuangan pendidikan.

***

Judul: Penting: Tiga Kunci Sukses Pendidikan Berkualitas
Penulis: Yayu Arundina
Editor: Jumari Haryadi

Keterangan:

Tulisan ini pernah dimuat di blog pribadi penulis yayuarundina.com dan atas seizin penulisnya dimuat kembali di media online BERITA JABAR NEWS (BJN).

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *