ArtikelBerita Jabar NewsBJNOpini

Membaca Riadi Darwis dari “Kelana”

BERITA JABAR NEWS (BJN), Rubrik OPINI, Jumat (09/05/2025) – Esai berjudul Membaca Riadi Darwis dari ‘Kelana’ini adalah sebuah esai karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Pertemuan pertama dengan sahabat saya, Riadi Darwis terjadi beberapa tahun silam di ruang pamer Museum Sri Baduga. Kala itu, ingatan saya hanya merekam sebuah nama yang duduk di kursi ruang acara seminar.

Takdir mempertemukan saya kembali dengan sosok pria pecinta literasi ini. Namun, kali ini dalam lanskap yang lebih literer: sebuah acara bedah buku yang hangat di Politeknik Pariwisata NHI Bandung, tepat pada Rabu, 30 April 2025. Di tengah riuh rendah diskusi dan antusiasme para pencinta buku, mata saya tertumbuk pada sebuah judul di antara tumpukan buku yang dipajang: “Kelana”.

Didin Tulus
Didin Tulus, penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Sayangnya, kesempatan untuk menyelami keseluruhan karya Riadi Darwis belum sepenuhnya hadir. Namun, secuil waktu di stand buku NHI cukup untuk memberikan impresi mendalam melalui kumpulan puisinya, “Kelana”. Judulnya sendiri menyimpan janji sebuah perjalanan, dan benar saja, lembar-lembar yang sempat saya jamah terasa seperti peta bagi sebuah ekspedisi batin.

“Kelana”, bagi saya adalah sebentuk perjalanan jiwa yang diabadikan dalam rangkaian larik, sebuah upaya untuk menelusuri ruang-ruang psikologis yang membentuk bagaimana manusia memahami dan memaknai kehidupannya.

Sebagai seorang editor yang terbiasa bergelut dengan struktur narasi dan kedalaman makna, saya melihat bahwa setiap baris dalam Kelana melampaui sekadar keindahan berbahasa. Lebih dari itu, puisi-puisi ini adalah cermin dinamika batin yang kompleks yang akarnya menjalar dari pengalaman individual hingga resonansi kolektif.

Dalam perspektif psikologi sastra, karya ini berhasil merepresentasikan lanskap batin yang beragam, sebuah pencarian eksistensi yang tak jarang diwarnai oleh pergulatan antara realitas dan imajinasi, antara kesadaran dan lorong-lorong ketidaksadaran, serta antara harapan yang membubung dan ketakutan yang mengendap.

Secara keseluruhan, “Kelana” menjelma menjadi sebuah antologi refleksi psikologis tentang berbagai aspek jiwa manusia. Riadi Darwis, melalui puisi-puisinya, tidak hanya menyuguhkan keindahan estetis, tetapi juga kedalaman makna yang mengajak pembaca untuk berkelana.

Buku "Kelana" karya Riadi Darwis
Ilustrasi: Buku “Kelana” karya Riadi Darwis – (Sumber: Didin Tulus)

Bukan hanya berkelana melalui narasi yang mungkin tersirat dalam setiap bait, tetapi juga isi buku tersebut berkelana ke dalam labirin diri sendiri. Di sana, pembaca diajak untuk mengenali kembali emosi yang mungkin terpendam, merenungkan konflik batin yang tak terhindarkan dalam perjalanan hidup dan pada akhirnya, berupaya menemukan kembali keseimbangan yang esensial.

Pergulatan antara kondisi jiwa yang rapuh dan upaya untuk tegar, pertentangan antara makna yang dicari, dan makna yang ditemukan, serta ketegangan antara kesadaran dan ketidaksadaran menjadi benang merah yang merajut keseluruhan buku ini.

Dr. Riadi Darwis, M.Pd. - (Sumber: Arie/BJN)
Dr. Riadi Darwis, M.Pd. – (Sumber: Arie/BJN)

Bagi saya, “Kelana” bukan sekadar kumpulan puisi; ia adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang sensitivitas penulis dan kemampuannya untuk menangkap getar-getar halus jiwa manusia. Karya ini secara estetis memikat. Namun, secara psikologis ia menantang pembaca untuk ikut serta dalam perjalanan batin tersebut, menelisik makna di balik setiap kata, dan pada akhirnya menemukan resonansi dengan pengalaman hidupnya sendiri.

“Kelana” adalah buku yang patut dibaca dengan hati dan pikiran yang terbuka. Dengan demikian, kita dapat menangkap setiap pesan yang tersembunyi di balik keindahan bahasa, baik yang terucap secara gamblang maupun yang tersirat dalam hening antar baris.

Membaca “Kelana” adalah sebuah undangan untuk menapaki jejak-jejak perjalanan batin yang dihadirkan Riadi Darwis melalui kekuatan kata-kata. “Kelana” membuat saya terjebak dalam kerinduan yang memancing saya untuk merenungi isi yang ada di dalamnya dan memantik saya untuk kembali berkarya. (Didin Tulus).

***

Judul: Membaca Riadi Darwis dari “Kelana”
Penulis: Didin Tulus, sang Petualang Pameran Buku
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas Info Penulis

Didin Tulus lahir di Bandung pada 14 Maret 1977. Ia menghabiskan masa kecilnya di Pangandaran, tempat ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA YAS Bandung.

Setelah lulus SMA, Didin Tulus melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Fakultas Hukum. Selain itu, ia juga menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, jurusan Seni Rupa.

Aktifitas dan Karir

Didin Tulus memiliki pengalaman yang luas di bidang penerbitan dan kesenian. Ia pernah menjadi marketing pameran di berbagai penerbit dan mengikuti pameran dari kota ke kota selama berbulan-bulan. Saat ini, ia bekerja sebagai editor di sebuah penerbitan independen.

Pengalaman Internasional

Didin Tulus beberapa kali diundang ke Kuala Lumpur untuk urusan penerbitan, pembacaan sastra, dan puisi. Pengalaman ini memperluas wawasannya dan membuka peluang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan komunitas sastra internasional.

Kegiatan Saat Ini

Saat ini, Didin Tulus tinggal di kota Cimahi dan aktif dalam membangun literasi di kotanya. Ia berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap kesenian dan sastra.

Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas, Didin Tulus telah membuktikan dirinya sebagai seorang yang berdedikasi dan berprestasi di bidang kesenian dan penerbitan.

***

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *