Sembilan Tips Ampuh Menaklukkan Demam Panggung
Berita Jabar News (BJN), Rubrik OPINI – Artikel berjudul “Sembilan Tips Ampuh Menaklukkan Demam Panggung” ini merupakan karya Jumari Haryadi, seorang penulis dan pendiri Komunitas Penulis Kreatif (KPKers) Indonesia.
Demam panggung adalah fenomena yang sering dialami oleh para pemula dalam berbagai bidang ketika mereka berbicara di depan umum. Meskipun terlihat menakutkan, ada banyak cara untuk menaklukkan demam panggung dan tampil percaya diri.
Berikut ini adalah beberapa langkah praktis yang dapat membantu pemula mengatasi rasa takut saat berada di depan audiens.
Pertama, belajar memahami penyebabnya. Demam panggung bisa terjadi pada siapa saja, baik terhadap orang yang baru belajar tampil di depan publik maupun orang yang sudah biasa melakukannya. Oleh karena itu, kita tidak boleh panik dan belajar bersikap wajar. Tanamkan dalam pikiran kita bahwa hal ini bukanlah masalah berat melainkan masalah biasa yang bisa terjadi pada siapa saja.
Kedua, persiapankan dengan matang dan kuasai materi yang akan dibawakan. Persiapan adalah kunci utama untuk mengurangi kecemasan. Coba kita latih materi yang akan dibawakan secara serius dan berulang kali hingga kita menguasainya dan merasa nyaman. Gunakan berbagai metode latihan, seperti berbicara di depan cermin, merekam diri sendiri ketika sedang latihan berpidato atau berlatih di depan teman atau keluarga. Semakin sering kita berlatih, semakin besar rasa percaya diri yang akan muncul.
Ketiga, jaga penampilan. Persiapkan pakaian yang akan digunakan ketika kita naik panggung, mulai dari baju, celana, jas atau blazer, potongan rambut, dan lain-lain. Pastikan pakaian yang dikenakan sesuai dengan tema acara. Penampilan ini sangat penting karena menyangkut reputasi kita di hadapan orang banyak. Semakin penampilan kita meyakinkan akan membuat kita merasa lebih nyaman dan audiens pun akan terpesona dengan kehadrian kita di atas panggung.
Keempat, bawa catatan kecil untuk mencatat poin-poin yang akan dibawakan. Jangan lupa bawa catatan kecil yang berisi poin-poin yang akan dibahas di atas podium. Dengan membawa catatan tersebut maka kita punya panduan ketika berbicara. Saat kita membahas topik tertentu terkadang kita terlalu asyik dan lupa dengan topik lain yang akan dibahas. Melalui catatan itu kita bisa melihatnya jika sewaktu-waktu kita lupa sehingga pembahasan terus berlanjut sesuai dengan topik dan alurnya.
Kelima, datang tepat waktu. Usakahan kita datang tepat waktu di lokasi acara. Kalau bisa 30 menit sebelum acara dimulai, kita sudah terlebih dahulu tiba di tempat. Jangan sampai telat atau terlambat sehingga membuat kita tidak nyaman, gugup, dan panik.
Keenam, sempatkan ke kamar kecil. Sudah menjadi rahasia umum kalau orang akan gugup atau grogi ketika akan tampil di depan publik, apalagi untuk pertama kalinya. Salah satu cara mengurangi rasa nervous adalah pergi ke toilet dan buang air kecil. Setelah itu, coba berkaca di toilet dan lakukan senam wajah. Lihat wajah kita di depan kaca dan cobalah untuk tersenyum. Lakukan berulang kali sampai kita merasa rileks.
Ketujuh, jangan bicara tergesa-gesa. Saat diberi kesempatan tampil, berjalanlah ke panggung dengan gerakan yang wajar dan tidak terlalu tergesa-gesa. Begitu juga ketika sudah memegang microphone atau mike. Kalau kita masih merasa gugup, coba tarik napas dalam-dalam secara perlahan, lalu hembuskan secara perlahan dengan posisi mike dijauhkan dari mulut agar tidak terdengar. Kemudian bacalah bismilah dalam hati dan mulailah bicara dengan tenang dan tidak terburu-buru.
Kedelapan, kenali audiens dengan menyapa mereka. Mengenal audiens dapat mengurangi kecemasan. Jika memungkinkan, cobalah berinteraksi dengan beberapa anggota audiens sebelum tampil. Hal ini dapat membantu menciptakan rasa nyaman dan mengurangi perasaan asing. Mengetahui siapa yang akan mendengarkan kita bicara juga bisa membantu menyesuaikan materi dan gaya penyampaian yang sesuai. Saat sudah tampil di panggung pun kita bisa menyapa mereka dengan ramah sehingga suasana terasa lebih akrab.
Kesembilan, jangan tatap mata audiens, tapi tataplah tembok. Menatap mata audiens bisa membuat kita kehilangan fokus. Bahkan, kita bisa terhipnotis sehingga pikiran menjadi blank. Hal ini bisa terjadi pada pembicara yang baru pertama tampil di depan publik. Oleh karena itu ketika kita bicara di hadapan mereka, usahakan mata kita tetap ke depan, tapi tidak melihat wajah mereka satu persatu melainkan menatap tembok atau pandangan diarahkan di atas kepala audiens kita.
Menaklukkan demam panggung membutuhkan waktu dan latihan. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas secara konsisten, kita akan semakin terbiasa dan percaya diri saat tampil di depan umum. Ingatlah bahwa setiap penampilan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Jadi, jangan biarkan demam panggung menghalangi potensi kita.
***
Judul: Sembilan Tips Ampuh Mengatasi Demam Panggung
Penulis: Jumari Haryadi
Editor: JHK