ArtikelBerita Jabar NewsOpini

Segera Lazim: Upaya Jabar Menghidupkan Industri Gim

BERITA JABAR NEWS (BJN) – Artikel berjudul “Segera Lazim: Upaya Jabar Menghidupkan Industri Gim  ini ditulis oleh Ina Agustiani, S.Pd. yang sehari-hari bekerja sebagai aktivis pendidikan dan pegiat literasi.

Bermacam kesenangan yang menghinggapi hari-hari sebagai manusia memang tak sepatutnya kita kritisi karena itu area individu. Namun, jika itu sudah merusak sendi-sendi kehidupan maka negara harus turun tangan, bukan malah memfasilitasi.

Baru-baru ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat berkolaborasi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI), meluncurkan program Talent Scouting Academy (TSA) di bawah bimbingan Agate Academy bertajuk “TSA Games Fest” yaitu pelatihan dan kompetisi untuk mendukung pertumbuhan talenta-talenta baru pada bidang industri gim nasional.

Lebih dari 20 tim berkompetisi selama beberapa hari untuk mendapatkan hadiah sebesar Rp 30 juta. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai kebutuhan industri gim.

Bermain games online
Ilustrasi: Seorang remaja putri sedang asyik bermain gim di kamarnya – (Sumber: Arie/BJN)

Besar harapan Jawa Barat (Jabar) menjadi sektor unggulan industri gim dan masuk pada bagian ekonomi kreatif (ekraf) yang menyumbang pendapatan 26% dari gim baru 0,06%, dan memberi ruang bagi generasi muda untuk melakukan inovasi dan pengembangan kemampuannya. Ini menjadi penting karena terdapat 17 subsektor di dalamnya ada industri gim Oleh karena itu sumbangsih dan kolaborasi, serta inovasi ini akan sangat berpengaruh.

Gim Penyumbang Devisa Negara dan Bahayanya

Sesuai dengan kemajuan zaman, industri gim tidak bisa dianggap remeh, semakin cepat dan berkembang di Indonesia. Selama tahun 2022 saja sudah memberikan keuntungan untuk negara sebanyak Rp 25 triliun. Hal ini dinilai berpeluang menumbuhkan perekonomian dalam negeri. Namun, menurut Direktur Aplikasi Permainan, Televisi, dan Radio, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), Imam Santosa, pendapatan tersebut 99,5% lebih banyak mengalir ke luar negeri yang menjadi penyedia aplikasi permainan, sedangkan bagi pelaku industri dalam negeri hanya 0,5%.

Untuk membuat pendapatan lebih banyak ke dalam negeri harus ada industri kreatif yang membuat lebih banyak permainan agar menarik peminat. Sosialisasi dengan mengembangkan industri gim lokal, sehingga bisa masuk pasar nasional.

Pemerintah langsung membuat Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional yang diharapkan sudah bisa diimplementasikan tahun 2024. Dengan begitu keuntungan Rp 25 triliun akan menjadi pendapatan bersih negara.

Dengan masifnya semua stake holder mengenai gim ini, ada beberapa hal yang harus dikritisi mengenai dampak bahaya atau negatifnya. Di tengah percepatan kebijakan, adakah upaya preventif karena efek buruknya pun harus dipastikan ada solusinya, di antaranya banyak anak muda yang sulit mengontrol emosi atau tantrum, sulit fokus ketika belajar atau menghafal atau memahami sesuatu.

Anak muda tersebut jadi malas bergerak, tidak ada keinginan bersosialisasi dengan dunia luar, waktu tidurnya buruk, fisik gampang lelah, bermunculan penyakit. Sungguh pada tahap yang meresahkan dan bahaya. Efek paling parah adalah bullying, perdagangan anak, pelecehan seksual, dan pornografi. Bahkan, ada yang tega membunuh orang tuanya karena dipicu gim ini.

Semua kejadian ini membutuhkan solusi hakiki, kemaslahatan dibalut dengan syariat. Sistem kapitalis saat ini, jelas sarat dengan nilai kepentingan ekonomi, tanpa melihat efek jiwa dan sosial dari dampak kebijakan yang mengiringinya.

Islam Menyelamatkan Generasi

Syariat Islam, apa pun itu bidangnya akan menjaga fitrah anak-anak kita. Sesuatu yang membuat mudarat menurut syara tidak boleh dikembangkan walau berapa pun keuntungan secara materi sangat besar. Negara akan melindungi dan hadir sebagai penjamin generasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Islam punya berbagai macam antisipasi, yaitu Islam tidak anti teknologi dan tidak melarang gim karena hukum asalnya adalah mubah. Namun, kemubahan itu jika melenakan terhadap kewajiban maka akan segera dihentikan. Ketika berjalan gim online ada unsur kemaksiatan dan kekerasan, terdoronglah aktivitas kriminal atau kejahatan, ada hukum syara yang dilanggar.

Negara paham teknologi tidak bebas kepentingan, pada saat dilimpahkan ke swasta akan menabrak ketentuan syariat. Kemudian negara punya kewajiban mengatur dan mengontrol industri gim dengan menjaga generasi pintar secara intelektual dan beriman, tidak boleh ada konten mengandung unsur kemaksiatan, kekerasan dan kejahatan. Tidak boleh dibuat sebelum edukasi selesai diberikan pada rakyat.

Selanjutnya semua bergerak dari akar sampai daun atas aturan negara. Melindungi rakyat, bagaimana caranya agar tumbuh industri, kuat juga pemahaman Islam dengan tidak membuat kecanduan dan aktivitas kehidupan tetap berjalan normal di dunia nyata. Sanksi berat akan diberikan kepada siapa pun yang melanggar, baik individu, korporasi, maupun pihak swasta. Bahkan, pada pihak di luar negara kita.

Standar Islam akan mendominasi dalam berperilaku dan bersikap, tahu mana definisi mubah dan makruh dan menjadi skala prioritas. Jika sudah terbentuk, seorang muslim akan paham jika perkara mubah, sementara masa hidup di dunia ini singkat.  Sungguh merugi waktu kita habis hanya dipakai untuk sekadar bermain gim.

Untuk sesuatu yang wajib pasti akan diutamakan dalam rencana aktivitas individu. Rakyat akan terdidik melalui sistem pendidikan Islam karena ketakwaan dan kekonsistenan menjauhi perkara mubah yang sia-sia dan tidak banyak manfaatnya. Wallahu A’lam Bishawwab. (Ina Agustiani).

***

Judul: Segera Lazim: Upaya Jabar Menghidupkan Industri Gim
Penulis: Ina Agustiani, S.Pd.
Editor: JHK

Sekilas Penulis

Ina Agustiani, S.Pd.
Ina Agustiani, S.Pd., penulis – (Sumber: Pratama Media News)

Ina Agustiani, S.Pd. adalah seorang penulis wanita yang aktif sebagai pendidik dan pegiat literasi di Jawa Barat. Beberapa tulisannya pernah dimuat di media massa online, di antaranya tulisan berjudul Putus Sekolah Putus Harapan: Jabar Tertinggi” yang dimuat di media online inijabar.com pada Rabu, 11 Oktober 2023.

Tulisan Ina Agustiani, S.Pd. lainnya berjudul “Derita Keluarga dan Pendidikan di Masa Pandemi” yang terbit di media online radarindonesianews.com pada 29 Desember 2020. Tulisan ini dibuat saat wabah Pandemi Covid-19 sedang melanda Indonesia. Kemudian tulisan berjudul “Merdeka Belajar, Tapi Tak Merdeka Kritik” yang terbit pada 10 November 2020 di media yang sama.

Kemudian tulisan tentang pendidikan berjudul “Saat Kisruh Zonasi Masih Mendominasi”terbit di Suara Muslimah Jabar pada 29 Juli 2023 dan tulisan berjudul “Sawang Sinawang Turunnya Kemiskinan di Jawa Barat” yang terbit di media online terasjabr.co pada 2 Agustus 2023.

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *