Kriminalitas Kaum Pemuda Semakin Meningkat dan Berbahaya, Apa Solusinya?
BERITA JABAR NEWS (BJN), Rubrik OPINI, Sabtu (12/10/2024) – Artikel dalam Rubrik OPINI berjudul “Kriminalitas Kaum Pemuda Semakin Meningkat dan Berbahaya, Apa Solusinya?” ini merupakan buah karya Hasna Mursyidatul Ummah Asy Syahidah, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Andir, Kota Bandung.
Gangster merupakan istilah bagi kelompok berandalan yang meresahkan masyarakat. Pasalnya, mereka sering melakukan tawuran antar geng. Bahkan, saling adu bacok. Mirisnya, usia mereka dominan masih belasan atau di bawah umur.
Saat dilakukan razia dan tertangkap oleh petugas kepolisian, tak jarang di antara mereka para anggota geng ditemukan senjata tajam seperti pisau, golok, celurit, parang gergaji dan parang panjang. Alat tempur tersebut kerap mereka gunakan untuk melakukan tawuran di bawah pengaruh alkohol yang sebelumnya mereka konsumsi.

Uniknya, tawuran antara pemuda tersebut umumnya disebebkan oleh hal sepele, hanya demi mempertahankan harga diri dan gengsi mereka. Misalnya berawal dari saling tantang menantang ai antara mereka melalui media sosial atau pun pertemuan yang tidak terduga. Akhirnya terjadilah keributan yang berujung dengan tawuran liar yang terkadang sampai memakan korban jiwa.
Salah satu kejadian tawuran antar geng terjadi di Semarang. Seperti dikutip dari laman Detik.com, dari 21 kejadian tawuran dengan 117 pelaku yang ditangkap oleh petugas Polrestabes Semarang sejak Januari hingga September 2024. Bahkan, di sana diamankan juga puluhan anggota gangster dari lima kejadian yang berbeda sehingga diadakanlah pertemuan Fokus Grup Discussion (FGD) lewat Zoom yang diikuti oleh anggota TNI, anggota Polri, dan Pemkot. Bahkan, melibatkan ketua ketua RT dan RW di sana guna membahas penanganan masalah gangster ini.
Dalam FGD tersebut, Pak Irwan sebagai salah seorang peserta diskusi menjelaskan bahwa terdapat upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mencegah masalah gangster ini. Pertama, akan diturunkannya patroli anggota yang aktif. Kedua, peningkatan kegiatan siskamling di setiap daerah. Ketiga, laporan masyarakat terkait gerombolan- gerombolan yang mencurigakan lewat aplikasi Libas. Terakhir, laporan masyarakat atas akun para gangster agar bisa di take down atau terkena suspend.
“Dalam kacamata ini, tentu peran keluarga, peran lembaga pendidikan, dan peran di lingkungan itu sangat diperlukan,” lanjut Irwan.
Pak Irwan juga menghimbau agar masyarakat mau bekerja sama dalam menjaga keamanan di lingkungannya masing-masing dan pro aktif melaporkan jika melihat hal-hal janggal yang mengganggu keterbitan umum. Juga mau memperhatikan aktivitas anak-anak di luar rumah dan menghindari keterlibatan akan aksi gangster yang meresahkan tersebut.
Kriminalitas bukan hanya untuk kasus pembunuhan saja. Perbuatan saling adu bacok alias tawuran juga termasuk kriminalitas. Tidak hanya orang dewasa, mirisnya para pemuda kini banyak yang melakukannya. Kini, hal itu terjadi berulang-ulang dan semakin mengerikan. Tiada asap tanpa siraman air, tiada keburukan yang terjadi tanpa penyebab.
Beberapa penyebab dari masalah ini bisa jadi disebabkan faktor internal, seperti kurangnya pengendalian diri dan krisis identitas. Bahkan, disfungsi keluarga, seperti tekanan ekonomi dan kehidupan keluarga yang kurang harmonis. Penyebab faktor eksternal, seperti lingkungan di sekitar rumah atau sekolah yang tidak kondusif, juga keberadaan penegakan hukum yang sangat lemah.
Menurut saya, semua ini merupakan buah dari penerapan sistem sekuler kapitalis yang tidak memanusiakan manusia dan merusak pemikiran dan budaya. Ini menjadikan abainya negara terhadap tugas untuk membentuk generasi berperadaban mulia. Kondisi yang ada justru malah menyia-nyiakan potensi besar pemudanya.
Berbeda hal dengan Islam yang memiliki sistem pendidikan yang lebih baik. Melalui pendidikan Islam akan menghasilkan generasi muda yang berkepribadian mulia, serta mampu mencegah perbuatan kriminal. Islam juga memberikan lingkungan yang kondusif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun kebijakan negara yang akan menumbuh suburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda.
Dengan dukungan sistem yang lain maka akan lahir generasi hebat yang mengarahkan potensinya untuk berkarya dalam kebaikan, mengkaji, dan mendakwahkan, serta terlibat dalam perjuangan Islam.
Lewat jalur negara, Islam membangun sistem yang menguatkan fungsi keluarga dengan menerapkan aturan yang menjamin kesejahteraan dan sistem lain yang menguatkan fungsi kontrol Masyarakat. Negara juga menyiapkan kurikulum pendidikan dalam keluarga, sehingga terwujud keluarga yang harmonis dan senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak yang tumbuh di dalam keluarga dan memberikan pengaruh positif kepada lingkungan di sekitarnya.
Upaya pelestarian kehidupan ala Islam tidak akan salah dan selalu benar juga terbukti. Sejarah telah mencatat dengan baik luar biasanya islam menumbuhkan kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita memperjuangkannya. Maukah kita meraihnya bersama-sama? Wallahu a’lam bishawab. (Hasna /BJN).
***
Judul: Kriminalitas Kaum Pemuda Semakin Meningkat dan Berbahaya, Apa Solusinya?
Penulis: Hasna Mursyidatul Ummah Asy Syahidah
Editor: JHK