ArtikelBerita Jabar NewsBJNOpini

Hanya Sistem Islam Solusi Tuntas Penyelesaian Kerusakan Lingkungan

BERITA JABAR NEWS (BJN), Sabtu (26/10/2024) – Artikel berjudul “Hanya Sistem Islam Solusi Tuntas Penyelesaian Kerusakan Lingkungan” ini merupakan karya original dari Yuli Yana Nurhasanah yang akrab disapa Yuli dan aktif dalam dalam Komunitas Menulis “Muslimah Peduli Umat”.

Penjabat Wali kota Bandung saat ini, A. Koswara menjabarkan beberapa program yang menjadi fokus utamanya, di antaranya adalah program pengentasan sampah, kemacetan, dan pengelolaan Kawasan Bandung Utara (KBU).

Sudah sejak lama permasalahan pengelolaan di KBU ini diketahui khalayak ramai. Akan tetapi, masyarakat tampaknya banyak yang memilih diam, padahal kawasan ini sangat penting untuk dijaga kelestariannya karena merupakan kawasan vital ekosistem dan sumber daya alam (SDA) di Bandung.

Di KBU ini kegiatan alih fungsi lahan dan tekanan pembangunan sudah melampaui batas, tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan yang berpotensi mengganggu pasokan air dan menyebabkan kerusakan alam di sekitarnya sehingga berpotensi terjadinya longsor.

wali kota bandung
A. Koswara, Penjabat Wali Kota Bandung – (Sumber: bandung.go.id)

Koswara mengungkapkan, salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan penghijauan, yaitu dengan menanam pohon-pohon produktif. Dengan penanaman pohon produktif ini, disinyalir memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat sekitar jadi bukan hanya menjaga kelestarian lingkungan.

Berikut faktor-faktor yang terkait kerusakan lingkungan di Kawasan Bandung Utara :

Pertama, di kawasan lindung ini pengelolaannya rendah, terutama di KBU dan Bandung Selatan, sedimentasi yang tinggi dan luas kawasan resapan air mengalami penurunan;

Kedua, banyak bangunan yang melanggar aturan sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan;

Ketiga, kerusakan ekologis di KBU memperburuk masalah perubahan iklim;

Keempat, karena tutupan hutan yang terus tergerus menyebabkan curah hujan tinggi dan ekstrim;

Kelima, salah satu faktor yang menyebabkan perubahan iklim yang serius karena kawasan yang tidak ramah bagi ekosistem lingkungan, baik di musim hujan atau pun musim kemarau;

Keenam, sering terjadinya bencana alam, seperti banjir dan longsor. Inilah dampak dari kerusakan lingkungan dan biasanya yang sering disalahkan adalah masyarakat karena perilaku mereka yang tidak bisa menjaga lingkungan dengan membuang sampah sembarangan, menyebabkan saluran air tersumbat, dan saat hujan datang menyebabkan banjir, terjadinya perubahan iklim terkadang juga yang dipersalahkan.

Kawasan Bandung Utara
Ilustrasi: Kawasan Bandung Utara yang seharusnya bebas dari pemukiman kini penuh dengan perumahan – (Sumber: Arie/BJN)

Faktanya, ada permasalahan besar yang luput dari perhatian bahkan terkesan di tutup-tutupi, yaitu pembangunan wilayah atau kota yang tidak memperhatikan aspek lingkungan dan industrialisasi. Maraknya pembangunan yang merambah ke daerah pegunungan sehingga banyak pohon yang ditebang mengakibatkan tanah rawan longsor.

Hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penghasil oksigen, menjaga keseimbangan iklim, keseimbangan air, menjaga kesuburan tanah, menjaga keseimbangan ekosistem sekarang beralih fungsi menjadi pemukiman atau kawasan wisata.

Kerusakan alam terjadi semata-mata bukan hanya salah masyarakat, tetapi disebabkan adanya sistem yang salah. Akar dari permasalahan kerusakan terjadi karena adanya penerapan sistem kehidupan yang salah.

Saat ini, demi mendapat materi sebanyak mungkin, menghalalkan segala cara. Salah satunya memanfaatkan alam tanpa memperdulikan kelestarian sekitar. Bahkan, keselamatan pun diabaikan. Saat ini siapa yang punya modal, bisa semau sendiri mengekploitasi sumber daya alam.

Sistem saat ini, standar keberhasilan pembangunan dilihat dari tingkat produksi. Inilah yang menjadikan persoalan produksi menjadi fokus pembangunan. Sektor produksi ini difokuskan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi setinggi mungkin, tanpa memperdulikan efek samping dari produksi seperti kerusakan alam dan pencemaran lingkungan.

Penguasa terkesan abai dengan analisis dampak lingkungan, kebijakan penguasa mengenai pencegahan dampak buruk kerusakan lingkungan dilakukan hanya sekedar formalitas saja, mengejar produksi tetap yang diutamakan. Inilah yang disebut sistem sekuler kapitalisme.

Menyikapi persoalan kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini, dibutuhkan penyelesaian secara sistematis tidak bisa bersifat individual, membutuhkan sistem yang kondusif, bukan hanya solusi praktis, tetapi solusi tuntas dari akar hingga daun karena terjadinya kerusakan lingkungan, bukan hanya karena kurang pahamnya masyarakat atau individual tentang kebersihan dan menjaga lingkungan.

Terjadinya kerusakan lingkungan ini karena penguasa yang abai mangayomi dan melindungi rakyatnya, serta kerakusan para pemilik modal. Oleh karena itu dibutuhkan institusi yang bisa menerapkan sistem yang kondusif, di mana bisa memberikan sanksi tegas bagi yang melanggar dan membuat kebijakan pengelolaan alam secara seimbang.

Standar sistem ini, hanya tunduk pada aturan Allah, bukan semata materi dan keuntungan duniawi. Sistem ini adalah sistem Islam yang memberikan solusi tuntas dari akar hingga daun, bukan solusi praktis yang hanya bersifat sementara.

Islam adalah solusi hakiki problematika umat, setiap masalah dalam sistem Islam dapat diatasi, termasuk masalah kerusakan lingkungan alam. Allah SWT mewajibkan kita untuk merujuk kepada syariat-Nya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis dalam setiap masalah.

Islam meyakini bahwa manusia, kehidupan, dan alam semesta diciptakan Allah Ta’ala, dan dari Allah SWT lah turunnya syariat yang mengatur manusia untuk memanfaatkan lingkungan demi kebaikan juga kesejahteraan umat didunia.

Manusia sebagai mahluk Allah SWT diperintahkan untuk berbuat baik dan dilarang melakukan kerusakan dimuka bumi ini, seperti dalil dalam Al-Quran (Q.S. Al A’raf : 56) Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi sesudah (Allah SWT) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut. Sesungguhnya rahmat Allah SWT amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Sistem Islam sudah sangat terperinci mengatur semua aspek kehidupan. Problem ini akan teratasi jika aturan Islam diterapkan dalam kehidupan secara sempurna. Untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, semua pihak harus terlibat dari individu, masyarakat, dan negara untuk menerapkan aturan Islam secara kaffah. Negara berperan penting sebagai pelindung dan pemelihara (raa’in) untuk tegaknya sistem Islam (khilafah).

Yuli Yana Nurhasanah
Yuli Yana Nurhasanah, penulis – (Sumber: BJN)

Sistem Islam tidak hanya mendukung tentang pembangunan dan kemajuan saja, tetapi juga tentang penjagaan lingkungan karena sistem Islam sangat peduli dengan kelestarian lingkungan, demi mewujudkan hal itu sistem Islam akan menetapkan kebijakan berikut:

Pertama, kepemilikan SDA dikembalikan kepada rakyat, seperti padang rumput, air, dan api. Untuk kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat, negaralah yang akan mengelolanya;

Kedua, padang rumput, air, dan api, dikembalikan fungsi hidrologis dan ekologisnya agar pemanfaatan SDA oleh manusia tidak merusak kelestarian alam;

Ketiga, negara memperhatikan kelestarian lingkungan dengan merancang tata ruang wilayah dengan menyediakan kawasan hijau yang berfungsi sebagai kawasan resapan air dan paru-paru kota;

Keempat, tentang perizinan lebih diperketat lagi mau itu untuk pembangunan atau alih fungsi lahan kalaupun itu perlu harus tepat sasaran dan tepat guna;

Kelima, izin dan operasional industri swasta lebih di awasi, negara harus tegas jika terjadi pelanggaran yang merusak lingkungan;

Keenam, negara akan melakukan pembangunan, penelitian teknologi, dan infrastruktur yang ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat;

Ketujuh, negara akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku yang melanggar aturan dan perusakan terhadap lingkungan.

Persoalan perusakan lingkungan ini, perlu penyelesaian sistematis dan integratif berdasarkan ketakwaan dan keimanan. Demi mewujudkan semua itu, harus menerapkan sistem yang datang dari sang Khalik (Allah SWT)  yaitu sistem Islam dengan menerapkan sistem Islam secara keseluruhan dalam segala aspek kehidupan demi kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia di dunia. Wallahualam bishawab. (Yuli).

***

Judul: Hanya Sistem Islam Solusi Tuntas Penyelesaian Kerusakan Lingkungan
Penulis: Yuli Yana Nurhasanah
Editor: JHK

Sekilas tentang penulis

Yuli Yana Nurhasanah atau  akrab dipanggil Yuli ini lahir di Ciamis, pada 8 Juli 1984. Menulis Opini Islam menjadi kegiatan kesehariannya beberapa bulan belakang ini. Semua ini berawal dari keprihatinannya terhadap realitas kehidupan yang terjadi di tengah masyarakat saat ini.

Menulis opini dengan sudut pandang Islam mencoba menyuarakan pemikiran dan isi hati, mencoba membuka pemikiran, dan pemahaman umat melalui tulisan.

Wanita yang suka berpikir ini mulai menulis saat ia bergabung dengan Komunitas Menulis “Muslimah Peduli Umat”. Beberapa tulisan Yuli tentang berbagai topik sudah dimuat di media online. Ia juga aktif di media sosial Facebook dengan akun Yuli Yana Nurhasanah.

***

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *