Fire Prevention Management Plan Workshop
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Puter Indonesia bersama Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Kota Bandung pada 24-26 Juli 2023
Berita Jabar News, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/07/2023) – Yayasan Puter Indonesia dengan Program Javan Hawk Eagle Trail (JHET) bersama Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Kota Bandung menyelenggarakan workshop bertema “Fire Prevention Management Plan”. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini (24-26 Juli 2023) didukung oleh USFS (United State Forest Services) dan AOP (Action on Poverty).
Workshop yang berlangsung di Aula Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Kota Bandung tersebut dibuka Kepala Balai Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Kota Bandung, Lutfi Erizka, dan diikuti oleh lima perwakilan pengelola kawasan konservasi dengan tipe ekosistem hutan pegunungan atau dataran tinggi yang berada di Provinsi Jawa Barat.
Kelima perwakilan tersebut yakni Pengelola Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Pengelola kawasan Taman Buru Masigit Kareumbi (TMBK), Pengelola kawasan Gunung Tangkuban Parahu, Pengelola Kawasan Gunung Cikuray Garut, dan pengelola kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS).

Menurut Lufti, tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain meliputi: pertama, memberikan pemahaman komprehensif mengenai aspek-aspek yang terdapat dalam pencegahan Karhutla, baik dari segi iklim, karakter kawasan, kondisi sosial masyarakat, pengorganisasian sumber daya, dan berbagai aspek terkait lainnya.
Kedua, Knowledge-sharing atau pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar pengelola kawasan sehingga terjadi proses saling belajar untuk mewujudkan mekanisme pencegahan Karhutla yang lebih efektif di waktu mendatang.
Ketiga, merumuskan “Fire Prevention Management Plan” di setiap kawasan untuk kepentingan pencegahan Karhutla yang efektif dan tepat guna menyesuaikan karakter kawasan.
Selanjutnya Lufti menambahkan bahwa hasil yang diharapkan setelah mengikuti workshop tersebut yaitu pertama, output: a. Manajemen pengelola kawasan konservasi mengikuti workshop dan training yang diselenggarakan, dan; b. Terbitnya dokumen “Fire Prevention Management Plan” untuk masing-masing kawasan.

Kedua, outcome: a. Setiap peserta memiliki kapasitas dalam bentuk sikap, pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam hal pencegahan Karhutla yang mungkin terjadi pada kawasan yang dikelola, dan; b. Unit manajemen mengalokasi sumber daya dalam hal pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
“Kegiatan workshop ini diinisiasi dalam rangka merespon fenomena iklim El Nino yang sedang melanda wilayah Indonesia sehingga berpotensi meningkatkan risiko Karhutla,” ungkap Lufti.
Sebagaimana diketahui, El Nino merupakan fenomena yang sudah terjadi berulang kali di Indonesia dan seringkali berdampak merugikan, khususnya dalam konteks pengelolaan hutan dan lahan pada ekosistem hutan pegunungan/dataran tinggi.

Narasumber dalam acara ini berasal dari berbagai kalangan yang kompeten di bidangnya, baik dari akademisi, lembaga pemerintah maupun sektor swasta. Beberapa di antaranya adalah Muhammad Ridho Syahputra (FITB ITB), Ardhasena Sopaheluwakan (Deputi Bidang Klimatologi BMKG), Yayasan Puter, PT RMU, BNPB, dan Direktorat Karhutla KLHK.
Pertemuan multi pihak ini diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman sehingga masing-masing kawasan ke depan memiliki rencana manajemen terpadu dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan pada ekosistem hutan pegunungan/dataran tinggi. (AP/YW)
***
Judul: Fire Prevention Management Plan Workshop
Editor: JHK