ArtikelBerita Jabar NewsOpini

Bimtek Seni Pertunjukan Disbudparpora Cimahi yang Tidak Tepat Sasaran

BERITA JABAR NEWS (BJN) – Kolom OPINI – Artikel berjudul Bimtek Seni Pertunjukan Disbudparpora Cimahi yang Tidak Tepat Sasaran ini merupakan karya “Yudistira Purana Shakyakirty” alias Mang Ujang Laip yang ditulis dalam rangka memelihara budaya Sunda yang dikenal luhur dan masih relevan diterapkan pada masa kini. Selain dikenal sebagai budayawan, pria yang menjabat sebagai Anggota Dewan Penasihat, Pengawas dan Pembina (DP3) Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) dan Pimpinan Komunitas Aksara dan Seni Budaya “Gentra Pamitran”.

Seperti kita ketahui bersama bahwa maksud dan tujuan Bimbingan Teknis (Bimtek) Seni Pertunjukan adalah untuk berpartisipasi dalam rangka  membantu program pemerintah dalam mensosialisasikan seni dan budaya di lingkungan masyarakat, meningkatkan sumber daya manusia para pelaku seni dan budaya skala nasional berbasis kompetisi, meningkatkan kompetensi bagi para pelaku seni dan budaya untuk perbaikan pasar, peningkatan kapasitas fungsi lembaga/komunitas dalam manajemen, dan untuk memberikan pengetahuan baru kepada pelaku seni dan budaya sebagai bekal untuk meningkatkan keterampilan dalam pengemasan dan manajemen.

Secara jelas bahwa Bimtek Seni Pertunjukan akan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para peserta pelatihan agar mereka mampu merencanakan seni pertunjukan yang potensial di masing-masing daerah. Para peserta nantinya diharapkan mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seni budaya yang menarik untuk disuguhkan kepada khalayak. Bahkan, layak untuk dikunjungi oleh para wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara.

“Yudistira Purana Shakyakirty” alias Mang Ujang Laip
“Yudistira Purana Shakyakirty” alias Mang Ujang Laip – (Sumber: Arie/BJN)

Tujuan Bimtek itu sendiri biasanya meliputi beberapa hal, yaitu: 1) Merencakan aspek kegiatan seni budaya; 2) Mengembangkan kegiatan seni budaya; 3) Mempromosikan kegiatan seni budaya secara optimal; 4) Merencanakan kegiatan seni pertunjukan secara tepat, dan; 5) Memberikan pemahaman tahap-tahap dari menata sebuah pertunjukan atau acara agar dapat berjalan sesuai dengan yang perencanaan.

Untuk mencapai semua itu diperlukan bimbingan pelatihan yang meliputi:

Pertama, memberikan materi manajemen seni pertunjukan yang sesuai dengan bidangnya, umpamanya seni tari, pencak silat, pedalangan, satra atau yang lainnya, sehingga akan ada keterkaitannya dengan apa yang dilakukan oleh pengelola manajemen.

Kedua, mendampingi para pelaku seni yang kebetulan akan menggelar pertunjukan sebagai upaya dalam menginventarisir kelemahan-kelemahan suatu komunitas dalam pertunjukan yang nantinya dijadikan sebagai bahan evaluasi.

Manajemen adalah kegiatan mengelola atau mengurussesuatu keperluan manusia. Dapat berbentuk sederhana seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu rumahtangga dalam mengelola keuangan keluarga, bisa pula berbentuk lebih kompleks seperti seorang pengusaha tempe dalam mengelola usahanya yang melibatkan banyak orang. Bisa juga sebuah perusahaan yang lebih besar, seperti perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang melibatkan ribuan pekerja atau buruh, mandor, kepala bagian,kepala cabang, asisten, direksi, dewan komisaris, dan seterusnya dengan sejumlah permasalahan yang kompleks.

Dalam bidang kesenian juga demikian. Barangkali bagi pekerja seni yang masih baru, memungkinkan menjalankan secara sendirian. Sebut saja misalnya seorang pelukis, setelah lukisan produksinya maju maka ia membutuhkan orang lain sebagai staf atau pembantunya, misalnya bertugas sebagai pembuat bingkai dan kanvas.

Kemudian setelah pelukis itu mula dikenal luas, baik nasional atau intemasional, ia segera memerlukan manajer yang dapat mengatur produksi jenis apa dan kepada siapa harus dijual atau dilelang. Manajer ini akan mencari semua peluang bisnis seni. Iaakan membentuk jaringan di tingkat global dengan galeri-galeri intemasional yang memiliki reputasi atau ternama, sehingga manajemennya lebih kompleks dibandingkan ketika ia masih awal merintis karirnya sebagai seniman seni rupa.

Bahar Malaka
Ilustrasi: Pelukis eksentrik terkenal berambut gimbal asal Kota Cimahi, Bahar Malaka ketika sedang melakukan art performance di Pendopo DPRD Kota Cimahi – (Sumber: Arie/BJN)

Demikian juga dengan manajemen pertunjukan seni. Ada dua pemahaman yang menyatudalam sebuah sistem, yaitu manajeman yang dapat diartikan sebagai cara mengelola dan pertunjukan yang berkaitan dengan produksi dengan materi kesenian atau dapat juga dalam pengertian yang luas sebagai daya untuk mengekspresikan seni untuk masyarakatnya.

Dalam pelaksanaannya, maksud, tujuan, dan sasaran pertunjukan seni perlu dirumuskan dengan matang agar pertunjukan seni dapat berjalan secara optimal. Perumusan tersebut meliputi: Menjelaskan maksud dan tujuan pertunjukan seni, menjelaskan perubahan dan manfaat apa yang didapat dengan adanya pertunjukan seni, mengapa kumpulan kegiatan tersebut perlu dikelola sebagai pertunjukan seni.

Dalam rangka mengelola pertunjukan seni ini, manusia yang terlibat di dalamnya perlu sebuah sistem pengelolaan agar proses keberlangsungan dari pertunjukan dari awal sampai akhir dapat berjalan secara teratur, terarah, terpadu, dan mencapai sasaran. Oleh karena itulah diperlukan pengelolaan atau manajemen.

Permasalahan utama yang menjadi alasan dilaksanakannya pelatihan manajemen seni pertunjukan ini karena sejauh yang dapat dilihat di lingkungan Gentra Pamitran Cimahi, terutama anggota dan pengurus, seringkali melaksanakan kegiatan seni. Namun, beberapa kegiatan yang dilakukan tidak dikelola dengan baik dalam kerangka manajemen seni pertunjukan, padahal kita keberlangsungan setiap acara atau pertunjukan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan karena dikelola dengan sistem atau organisasi yang tersktruktur, sehingga capaian atau sasaran dari acara yang digelar dapat tercapai dari segala aspek yang melingkupinya.

penari DKKC
Ilustrasi: Beberapa penari sedang melakukan latihan di Sekretariat Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) sebelum tampil dalam sebuah pertunjukan seni – (Sumber: Arie/BJN)

Untuk itulah diperlukan sekali manajemen seni pertunjukan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan. Dengan dilakukan pelatihan ini yang meliputi pemberian materi sekaligus akan mendampingi dalam praktik yang akan digelar oleh para pelaku seni di Kota Cimahi maka akan terlihat hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari kegiatan ini.

Namun demikian, setelah melihat kenyataan dalam pelaksanaan Bimtek Seni pertunjukan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Cimahi yang bekerja sama dengan Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) di  Valore Hotel pada Rabu dan Kamis, 24-25 Juli 2024 kemarin rasanya tidak tepat sasaran dan terkesan kurang peka terhadap para seniman. Hal ini dapat dilihat dari para pesertanya yang kebanyakan dari unsur LPM, kader PKK, RW, dan staf Kelurahan yang belum tentu mereka itu semuanya sebagai pelaku seni.

Dapat dikatakan bahwa manajemen seni pertunjukan merupakan pengetahuan yang sangat diperlukan bagi insan-insan seni dan budaya karena hal ini mencakup bagaimana mengorganisir segala hal yang terkait dengan sebuah komunitas seni budaya. Mulai dari mengelola keanggotaan, struktur, dana, sampai kepada hal-hal yang terkait dengan pertunjukan dan keperluannya.

Dari pelatihan inilah hal itu dapat disimpulkan bahwa mitra yang menjadi peserta dari pelatihan saat ini, apakah mereka akan melaksanakan apa yang didapat dari hasil Bimtek? Padahal seharusnya setelah selesai Bimtek ini, para peserta (seniman) tidak hanya berkarya, tetapi juga mereka mampu mengelola kegiatan seni pertunjukan dengan sangat baik. Bahkan, mereka mendapat sponsor dan bantuan dari berbagai pihak.

Hal Itu membuktikan bahwa kreativitas seni yang mereka lakukan sesungguhnya dapat dikemas ke dalam seni pertunjukan yang dapat diapresiasi oleh masyarakat luas dan itu merupakan hasil dari sebagian Bimtek itu.

Dari kesimpulan di atas, dapat disarankan beberapa hal, di antaranya:

Pertama, upaya kerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan kegiatan Bimtek sangat diperlukan, tetapi harus tepat sasaran sehingga hasil kegiatan tidak menjadi sia-sia;

Kedua, pengetahuan tentang manajemen seni pertunjukan juga menjadi bagian penting untuk dipelajari para pelaku seni dalam rangka mewujudkan seni pertunjukan yang berkualitas:

Ketiga, memicu para pelaku seni untuk berkarya dan menjalin kerja sama dengan pihak luar dalam rangka ikut mempublikasikan karya-karya seni budaya kepada masyarakat umum.

Dengan dilaksanaannya Bimtek Seni Pertunjuukan ini diharapkan para pelaku seni budaya dapat mengelola lembaga, sanggar, dan komunitasnya dengan baik sesuai dengan tuntutan zaman. (Mang Ujang Laip).

***

Judul: Bimtek Seni Pertunjukan Disbudparpora Cimahi yang Tidak Tepat Sasaran
Kontributor: Yudhistira Puranha Sakyakirti alias Mang Ujang Laip, Pegiat Aksara Sunda
Editor: Arie

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *