ArtikelBerita Jabar NewsBJNFeature

Deden Maulana Anggakarti: Dari Studio ke Kampus, Merawat Jiwa Desain Sepenuh Hati

BERITA JABAR NEWS (BJN), Kolom OPINI, Senin (09/06/2025) – Artikel berjudul “Deden Maulana Anggakarti: Dari Studio ke Kampus, Merawat Jiwa Desain Sepenuh Hati” ini ditulis oleh Riska Yuliani, Mahasiswi Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama (FDKV UTAMA) Bandung.

Di balik setiap garis, warna, dan konsep visual yang memikat, ada sosok-sosok yang tak hanya pandai menggambar, tapi juga mampu merancang masa depan. Salah satu dari mereka adalah Drs. Deden Maulana, A., M.Ds., Dekan Fakultas Desain Komunikasi Visual (FDKV) Universitas Widyatamaseorang desainer sekaligus pendidik yang hidupnya selalu dekat dengan dunia kreatif.

Drs. Deden Maulana, Anggakarti, M.Ds.
Drs. Deden Maulana, Anggakarti, M.Ds., Dekan Fakultas Desain Komunikasi Visual (FDKV) Universitas Widyatama – (Sumber: Riska Yuliani)

Meniti karier sejak bangku kuliah, lulus dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) di angkatan 85 —walau resmi diwisuda tahun 1991—Pak Deden sudah tahu betul bahwa dunia kerja tidak akan menunggunya siap. Oleh karena itu, sebelum ijazah berada ditangannya, Pak Deden sudah terlebih dahulu masuk ke dunia profesional: bekerja di agensi-agensi di Jakarta, menjadi konsultan desain, dan menyerap semua pengalaman langsung dari lapangan.

“Tahun 80-an itu belum banyak yang tahu DKV seperti sekarang,” kenang Pak Deden.

Justru mulai dari situlah Pak Deden melihat peluang: permintaan untuk mendirikan program pendidikan Desain Komunikasi Visual (DKV) mulai bermunculan. Bersama rekan-rekannya, ia pun ikut membidani lahirnya Program Studi DKV di Universitas Pasundan pada 1995 yang kemudian menginspirasi berdirinya DKV di Universitas Widyatama beberapa tahun setelahnya.

Perjalanan Akademik yang Penuh Warna

Dedikasi Pak Deden terhadap pendidikan desain tak berhenti di Bandung. Pada 2010, ia kembali ke Jakarta dan dipercaya menjadi Dekan DKV di Universitas Pembangunan Jaya, Bintaro. Di sana, ia melanjutkan misinya: memperkuat posisi DKV sebagai ilmu yang tak hanya artistik, tapi juga strategis. Namun, pada 2017 kampung halaman kembali memanggilnya.

Saat itu Pak Deden kembali ke Bandung, tanah kelahirannya. Ia kembali ke Universitas Widyatama, kali ini sebagai Dekan.

“Ini bukan soal jabatan,” ujar Pak Deden, “Tapi soal bagaimana kita terus menghidupkan semangat desain dalam dunia pendidikan. Vokasi, praktik, dan masyarakat berbeda dari kebanyakan fakultas desain. FDKV di Universitas Widyatama punya pendekatan yang khas: fokus pada pendidikan vokasional. Kenapa vokasi? Karena dunia butuh solusi praktis.”

Drs. Deden Maulana, Anggakarti, M.Ds., Dekan FDKV Universitas Widyatama - (Sumber: Arie/BJN)
Drs. Deden Maulana, Anggakarti, M.Ds., Dekan FDKV Universitas Widyatama – (Sumber: Arie/BJN)

Menurut Pak Deden, kurikulum di FDKV didesain agar mahasiswa langsung siap terjun ke industri. Namun bukan berarti aspek keilmuan ditinggalkan—justru keberimbangan keduanya inilah yang jadi keunikan.

Para mahasiswa tak hanya dituntut untuk bisa berkarya, tapi juga berpikir mandiri. Bahkan, membangun usaha sendiri. Harapannya sederhana tapi kuat: lulusan FDKV bisa membuka lapangan kerja, membangun komunitas, dan berkontribusi langsung di lingkungan mereka.

Kolaborasi adalah Kunci

Dalam pandangan Pak Deden, desain tak bisa berdiri sendiri, “DKV itu di tengah-tengah masyarakat. Harus bisa nyambung dengan semua bidang,” jelasnya. Oleh karena itu tidak heran jika di FDKV, mahasiswa diajak untuk berpikir lintas disiplin: bekerja sama dengan mahasiswa marketing, manajemen, bahkan lingkungan hidup.

Dekan FDKV Universitas Widyatama ini percaya, masa depan desain ada pada kolaborasi, “Misalnya kita bikin kampanye tentang lingkungan. DKV bisa bikin visualnya, tapi butuh ilmu dari bidang lain untuk memperkuat pesannya.”

Melihat Jauh ke Depan

Pak Deden bukan tipe yang gampang puas. Ia tahu dunia desain berkembang begitu cepat— apalagi di era AI dan revolusi industri 4.0. Ia tetap optimis.

“Visual itu garda terdepan,” kata Pak Deden penuh semangat, “Orang melihat dulu, baru percaya. Itulah kekuatan DKV.”

Dari produk hingga kampanye sosial, dari kosmetik sampai teknologi, desain visual hadir sebagai jembatan antara pesan dan publik. Lalu bagaimana dengan masa depan lulusan DKV?

“Saya ingin mereka ada di mana-mana. Bukan hanya kerja di industri besar, tapi juga bisa menciptakan lapangan kerja, berbasis komunitas, dan tetap membumi.” (Riska Yuliani).

***

Judul: Deden Maulana Anggakarti: Dari Studio ke Kampus, Merawat Jiwa Desain Sepenuh Hati
Penulis: Riska Yuliani, Mahasiswi FDKV Universitas Widyatama Bandung
Editor: Jumari Haryadi

SEKILAS INFO:

Artikel ini ditulis oleh Riska Yuliani, Mahasiswi Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama (FDKV UTAMA) Bandung untuk memenuhi tugas praktik Mata Kuliah Komunikasi Publik.  Tujuan tugas ini adalah mendidik mahasiswa agar mampu menulis feature dengan baik sehingga hasil tulisannya bisa menjadi konsumsi publik. Setiap tugas yang diberikan akan dinilai dari sisi pemilihan topik, tema, dan judul yang diusung, serta dari sisi teknik kepenulisannya.

***

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *