ArtikelBerita Jabar NewsBJNOpini

Secercah Cahaya di Balik Mendung: Menemukan Harapan di Tengah Keresahan

BERITA JABAR NEWS (BJN), Rubrik OPINI, Jumat (28/03/2025) – Esai berjudul Secercah Cahaya di Balik Mendung: Menemukan Harapan di Tengah Keresahanini adalah sebuah esai karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Di kota Cimahi yang ramai, seorang pria memulai harinya dengan menaiki ojek, menuju kantor sekolah tempatnya bekerja. Rutinitasnya sederhana: duduk di belakang meja, menyelesaikan tugas-tugas administratif, lalu kembali ke rumah. Malam harinya, ia mungkin menghabiskan waktu dengan menonton televisi, berselancar di internet, atau membaca koran sebelum akhirnya beristirahat bersama istrinya.

Dalam gambaran kehidupan sehari-hari yang tampak biasa ini, terselip sebuah ironi. Berapa jam dalam sehari semalam pria itu benar-benar merasa aman dan percaya pada orang-orang di sekitarnya? Dalam perjalanan ojek, ia diliputi kecemasan terhadap potensi penjambretan atau kejahatan lainnya.

Didin Tulus
Didin Tulus, penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Di kantor, ia meragukan ketulusan orang-orang yang datang menemui kepala sekolah. Berita di koran atau pesan di ponselnya pun tidak luput dari kecurigaan, seolah-olah semuanya berpotensi menjadi kebohongan. Bahkan, istrinya yang sepanjang hari berkutat dengan urusan dapur pun tidak sepenuhnya terbebas dari keraguan. Di balik pintu rumahnya, mungkin saja ada seorang penodong yang mengintai.

Gambaran ini mungkin terdengar pesimistis, tetapi sayangnya, itulah realitas yang kita hadapi saat ini. Kita hidup di tengah ketidakpercayaan, di mana setiap orang dan setiap informasi berpotensi menjadi ancaman.

Kita bisa memilih untuk menjadi sinis, atau bersikap munafik. Namun, keduanya sama-sama berbahaya. Keduanya mengisyaratkan bahwa kita telah kehilangan harapan bahwa kita tidak lagi percaya pada kebaikan manusia dan meragukan keberadaan Tuhan. Namun, apakah benar harapan telah sepenuhnya sirna? Apakah kita benar-benar hidup dalam dunia yang penuh dengan keputusasaan?

Harapan bukanlah sekadar janji tentang masa depan yang lebih baik. Harapan adalah sesuatu yang berakar pada masa kini, pada kenyataan bahwa kita masih mampu menjalin hubungan yang bermakna dengan orang-orang di sekitar kita. Di balik segala kemarahan dan kekecewaan, kita sebenarnya tidak menginginkan kehancuran dunia ini. Kita masih memiliki keinginan untuk hidup berdampingan, untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Harapan adalah secercah cahaya yang menerangi kegelapan. Ia adalah keyakinan bahwa meskipun dunia ini penuh dengan ketidakpastian, masih ada kebaikan yang tersisa. Ia adalah keberanian untuk tetap percaya pada manusia, meskipun berkali-kali dikecewakan.

Harapan adalah tentang menemukan keindahan dalam hal-hal kecil, seperti senyuman seorang anak kecil, kehangatan pelukan orang terkasih, atau keindahan matahari terbenam. Ia adalah tentang bersyukur atas setiap momen kehidupan, bahkan di tengah kesulitan.

Harapan adalah tentang tidak pernah menyerah, tentang terus berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai. Ia adalah tentang menjadi agen perubahan, tentang menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

Di tengah segala keresahan dan ketidakpastian, mari kita pilih untuk tetap berpegang pada harapan. Mari kita menjadi cahaya di tengah kegelapan. Mari kita menjadi agen perubahan. Mari kita bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik karena harapan bukanlah sekadar impian. Harapan adalah kekuatan yang mampu mengubah dunia. (Didin Tulus).

***

Judul: Secercah Cahaya di Balik Mendung: Menemukan Harapan di Tengah Keresahan
Penulis: Didin Tulus, sang Petualang Pameran Buku
Editor: Jumari Haryadi

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *