Sebuah Pengantar Buku “Sembuh Tanpa Obat: Jalan Sunyi Menuju Jiwa yang Tenang”
Berita Jabar News (BJN), Kolom OPINI, Jumat (06/06/2025) – Ada perjalanan yang tak terpetakan di atas peta mana pun, perjalanan yang hanya bisa ditempuh oleh jiwa yang berani menengok ke dalam dirinya sendiri. Perjalanan itulah yang ditawarkan buku ini: “Sembuh Tanpa Obat: Jalan Sunyi Menuju Jiwa yang Terang” karya Muhammad Solihin, LD., sebuah karya yang mengajak kita memahami bahwa sakit bukan hanya perkara tubuh yang demam, luka, atau perih. Ada sakit yang lebih halus, lebih sunyi, dan seringkali lebih berbahaya: sakitnya pikiran, runtuhnya semangat, dan kekosongan ruhani yang membuat hidup terasa hampa.
Buku ini tidak hadir untuk menafikan pentingnya pengobatan medis. Tidak pula ia mengajak pembacanya menjauh dari sains dan teknologi yang telah banyak membantu peradaban manusia mengatasi penyakit. Buku ini justru lahir dari kesadaran bahwa pengobatan terbaik harus merangkul keseluruhan manusia — tubuh, pikiran, jiwa, dan ruh. Di tengah dunia yang semakin bising, saat manusia dipaksa berlari tanpa sempat bertanya pada dirinya sendiri, buku ini menjadi jeda. Ia menawarkan sejenak keheningan, seutas jalan pulang ke dalam diri.

Kita hidup di zaman di mana stres, kecemasan, kegelisahan, dan kesedihan telah menjadi penyakit global yang tak kasat mata. Berapa banyak tubuh yang tampak sehat, namun jiwanya terluka parah? Berapa banyak senyum yang sekadar topeng, menyembunyikan kepedihan batin yang tak sempat dirawat? Inilah alasan mengapa buku ini menjadi penting untuk hadir di tangan Anda. Ia mengetuk sisi terdalam dari diri kita, membisikkan pelan bahwa mungkin, penyembuhan yang sesungguhnya bermula dari keberanian untuk menyapa diri sendiri.
Dalam Islam, menjaga dan menghormati nikmat makanan, kesehatan, dan hidup adalah bagian dari iman. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah meridhai hambanya yang ketika makan, ia memuji-Nya, dan ketika minum, ia memuji-Nya.” (HR. Muslim).
Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu membuang-buang (mubazir), sesungguhnya orang-orang yang mubazir itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra: 27). Betapa pentingnya kita menjaga anugerah tubuh dan jiwa yang diberikan-Nya, bukan hanya dengan obat, tetapi juga dengan kesadaran dan penghormatan kepada hidup itu sendiri.
Muhammad Solihin, LD., dengan tutur katanya yang jernih, mengajak kita untuk kembali mendengarkan tubuh kita, memahami bahasa jiwa kita, dan menyapa ruh yang mungkin telah lama menunggu disentuh. Melalui lembaran-lembaran ini, kita diajak untuk menyadari bahwa penyembuhan sejati tidak hanya terjadi di ruang-ruang rumah sakit, tetapi juga dalam ruang batin yang kita rawat dengan kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan.
Semoga buku ini menjadi lentera kecil di jalan sunyi Anda menuju jiwa yang terang. Semoga setiap pembacaan membuka pintu-pintu pemahaman baru, tentang betapa berharganya diri Anda, di hadapan Sang Pencipta dan di hadapan hidup itu sendiri.
Selamat membaca, merenung, dan semoga menemukan kesembuhan yang utuh.
Jumari Haryadi
Penulis Buku dan Pendiri Komunitas Penulis Kreatif (KPKers) Indonesia
***
Judul: Sebuah Pengantar Buku “Sembuh Tanpa Obat: Jalan Sunyi Menuju Jiwa yang Tenang”
Penulis: Jumari Haryadi
Jika tertarik dengan buku tersebut bisa menghubungi penulisnya melalui WA: 0813-4620-2542