ArtikelBerita Jabar NewsOpini

Role Model

BERITA JABAR NEWS (BJN), Rubrik OPINI – ArtikelRole Modeladalah karya tulis Febri Satria Yazid, seorang pengusaha, penulis, dan pemerhati sosial yang tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu “sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk di contoh (tentang kelakuan, perbuatan, sifat, dan sebagainya)”.

Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW merupakan role model bagi umat Islam bahkan bagi manusia di seantero dunia . Hal ini sejalan dengan arti dari Uswatun Hasanah dalam bahasa Arab yakni teladan yang baik.

Dalam buku “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia”, Nabi Muhammad SAW berada pada peringkat pertama, “Mungkin mengejutkan  pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain, tapi saya  berpegang pada keyakinan bahwa dialah Nabi Muhammad SAW satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.

Demikian penjelasan Michael H. Hart  penulis buku Seratus Tokoh paling berpengaruh di dunia ketika ditanyakan alasannya mengapa  menempatkan Nabi Muhammad SAW pada urutan nomor satu. Nabi Muhammad SAW bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerakan penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.

Role Model
Ilustrasi: Role model – (Sumber: Bing Image Creator AI/BJN)

Meneladani jejak orang sukses membuka akselerasi, meminimalkan risiko kegagalan, seperti mengikuti peta arah, langkah-langkah panutan kita adalah petunjuk bagi kita dalam menuju dan meraih kesuksesan. Belajar dari pengalaman panutan kita, menghemat waktu dan menginspirasi kita serta dapat melatih ketangguhan. Di setiap langkah, kita menemukan pelajaran berharga untuk membentuk takdir kita sendiri menuju sukses (embun pagi).

Kita mesti berhati-hati dalam memilih orang dalam pergaulan selain dari pola asuh orang tua dan faktor genetika agar bisa berhasil dan berprestasi dalam kehidupan. Oleh karena itu wajib hukumnya bagi orang tua  meminta kepada anak-anaknya untuk memilih lingkungan dan bergaul dengan para pemenang, yang melakukan sesuatu menuju kesuksesan dan tidak hanya sekedar bicara, agar dapat terbangun karakter yang tangguh.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa dipahami sebagai tabiat atau watak. Dengan demikian, orang yang berkarakter adalah orang yang mempunyai kepribadian, atau berwatak, yang mencakup kebaikan hati berupa kekuatan yang telah Allah SWT  berikan kepada kita untuk membuka hati yang keras dan menundukkan jiwa yang keras kepala.

Orang tua adalah panutan pertama anaknya. Peran orang tua sebagai role model sangat penting karena anak-anak cenderung mengamati dan meniru perilaku orang tua mereka sejak usia dini.  Beberapa alasan mengapa orang tua dianggap sebagai role model adalah orang tua adalah figur pertama yang dikenal anak sejak lahir, menjadi model pertama bagi perilaku dan sikap.

Orang tua memberikan pendidikan nilai dan etika kepada anak-anak mereka melalui contoh-contoh yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku orang tua dapat membentuk karakter anak-anak, membantu mereka mengembangkan sikap positif, empati, dan keterampilan sosial.

Anak-anak belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, menangani konflik, dan menunjukkan empati melalui observasi terhadap orang tua. Dengan tanggung jawab mereka terhadap anak-anak, orang tua  memberikan contoh tentang bagaimana menangani tanggung jawab sehari-hari.

Role model
Ilustrasi: Role model – (Sumber: Bing Image Creator AI/BJN)

Anak-anak belajar tentang sopan santun dan etika dalam berinteraksi dengan orang lain melalui pengamatan terhadap perilaku orang tua. Menunjukkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan ketahanan dalam mengatasi kesulitan memberikan contoh penting tentang mengatasi rintangan dalam hidup.

Orang tua sering menjadi agen utama dalam memberikan pendidikan agama dan moral kepada anak-anak. Menginspirasi anak-anak untuk menghargai pendidikan dan mengembangkan keterampilan melalui dedikasi dan fokus pada pekerjaan mereka.

Keterbukaan orang tua dalam menerima perbedaan, memahami, dan memberikan dukungan membantu anak-anak untuk menjadi individu yang terbuka dan penuh kasih. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyadari peran mereka sebagai role model dan berusaha untuk memberikan contoh yang positif karena hal itu dapat memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan anak-anak. Dari orang tua yang  menjadi panutan itu biasanya anak mengambil teladan hidupnya sehingga dia dapat menjadi penyemangat, menjadi motivator, dan menjadi penjaga fokus bagi anak.

Pemimpin harusnya juga menjadi teladan dan panutan, penunjuk arah, dan pemikul beban, mulai dari pemimpin keluarga, pemimpin tingkat Rukun Tetangga hingga Kepala Negara. Setiap kita adalah pemimpin, setidaknya memimpin diri kita sendiri,  atas kata yang kita ucapkan, atas perbuatan yang kita lakukan.

Jika kita menyebut diri pemimpin maka kita wajib memiliki dan menjadi teladan, setidaknya teladan dalam hal budi pekerti, cara berpikir, cara berperilaku dan bertindak, kejujuran, dan ketegasannya. Kelak di akhirat setiap pemimpin itu akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.

Merujuk pada arti  panutan sebagai sosok yang dihormati atau dijadikan contoh oleh orang lain maka diperlukan  beberapa syarat umum yang mesti dipenuhi untuk seseorang menjadi panutan antar lain mempunyai integritas  yaitu memiliki nilai-nilai moral yang kuat dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan kejujuran.

Kemudian mampu memimpin dan menginspirasi orang lain. Menunjukkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas tindakan. Selanjutnya senantiasa berusaha untuk belajar dan berkembang. Menunjukkan dedikasi untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Mampu memahami dan merasakan perasaan orang lain. Bersedia membantu dan mendukung orang lain dalam kesulitan.

Menjaga konsistensi antara kata dan tindakan Tidak bertindak secara impulsif atau tidak konsisten. Berani menghadapi tantangan dan mengambil risiko yang diperlukan. Tidak takut untuk berbicara atau bertindak sesuai dengan keyakinan yang benar. Bersedia menerima umpan balik dan kritik. Terbuka terhadap ide-ide baru dan beragam.

Memberikan penghargaan dan menghormati orang lain tanpa memandang latar belakang atau status. Mampu menyampaikan gagasan dan visi dengan jelas. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghargai pandangan orang lain. Menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Terlibat dalam kegiatan amal atau kontribusi positif untuk kesejahteraan bersama.

Menjadi panutan adalah suatu proses yang berkelanjutan, dan tidak ada orang yang sempurna. Namun, dengan tekad untuk terus berkembang dan memperbaiki diri, seseorang dapat membangun reputasi sebagai panutan yang positif bagi orang lain.

Jelang Pemilihan Presiden Republik Indonesia, 14 Februari 2024 yang akan datang , kita berharap akan terpilih pemimpin  yang dapat menjadi panutan masyarakat dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara, memenuhi pembukaan UUD 1945 khususnya alinea keempat yaitu  melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; Memajukan kesejahteraan umum; Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan; Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. (Febri S.Y.)

***

Judul: Role Model
Penulis: Febri Satria Yazid, pemerhati sosial.
Editor: JHK

Catatan:

Tulisan ini  bisa juga Anda baca di blog pribadi penulisnya Febrisatriayazid.blogspot.com dan atas seizin penulis diterbitkan kembali di BERITA JABAR NEWS (BJN).

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *