Berita Jabar NewsBJNOpini

Raja Ampat, Sebuah Permata yang Terancam

BERITA JABAR NEWS (BJN), Kolom OPINI/ARTIKEL/FEATURE, Selasa (17/06/2025) – Artikel berjudul “Raja Ampat, Sebuah Permata yang Terancam” merupakan karya tulis Ummu Fahhala, S. Pd., seorang Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi yang tinggal di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Raja Ampat, surga kecil di timur Indonesia, menyimpan kekayaan alam yang memesona. Terumbu karangnya yang berwarna-warni menjadi rumah bagi ribuan spesies ikan. Hutan-hutannya yang hijau melindungi keanekaragaman hayati yang langka. Namun, beberapa waktu terakhir, aktivitas penambangan nikel mulai mengancam keindahan ini. Pemerintah pun mengambil langkah bijak dengan menghentikan sementara operasi tambang untuk mengevaluasi dampaknya.

Foto Ummu Fahhala
Ummu Fahhala – (Sumber: Koleksi pribadi)

Mengapa Raja Ampat Begitu Berharga?

Raja Ampat merupakan warisan dunia, karena memiliki keanekaragaman hayati laut terbesar di bumi. Setiap karang dan ikan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Jika rusak, dampaknya akan dirasakan oleh seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Sayangnya, eksploitasi berlebihan dapat mengancam keberlangsungannya.

Ketika Alam Harus Berteriak

Beberapa laporan menunjukkan bahwa penambangan nikel telah menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti sedimentasi di laut dan penggundulan hutan. Padahal, Indonesia memiliki undang-undang yang kuat untuk melindungi lingkungan, seperti UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pemerintah, bersama masyarakat, kini berupaya memperbaiki keadaan agar pembangunan tetap berjalan tanpa mengorbankan alam.

Islam Mengajarkan Keseimbangan

Sebagai negara dengan mayoritas Muslim, kita bisa belajar dari prinsip Islam dalam mengelola sumber daya alam. Rasulullah Saw. mengajarkan bahwa air, padang rumput, dan api (sumber energi) adalah milik bersama yang harus dijaga untuk kemaslahatan umat (HR. Abu Dawud).

Alam bukan untuk dikuasai segelintir orang, melainkan untuk dinikmati seluruh masyarakat secara adil dan berkelanjutan.

Konsep Hima, Melindungi dengan Bijaksana

Islam mengenal konsep hima, yaitu kawasan lindung yang tidak boleh dieksploitasi secara serampangan. Rasulullah Saw. sendiri menetapkan zona terlarang untuk penebangan dan perburuan di sekitar Madinah. Prinsip ini selaras dengan upaya konservasi modern. Jika diterapkan hari ini, konsep ini bisa membantu melindungi tempat-tempat seperti Raja Ampat dari kerusakan.

Peran Pemerintah sebagai Ra’in (Penjaga)

Pemimpin bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat dan kelestarian alam, karena fungsinya sebagai pengurus rakyat (raa’in). Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya dengan menghentikan sementara tambang di Raja Ampat untuk evaluasi. Langkah ini patut diapresiasi sebagai upaya menyeimbangkan pembangunan dan pelestarian lingkungan.

Penutup

Kisah Raja Ampat mengingatkan kita bahwa pembangunan harus berjalan beriringan dengan perlindungan alam. Dengan mengambil pelajaran dari prinsip Islam dan kebijakan pemerintah yang bijaksana, kita bisa menciptakan masa depan di mana sumber daya alam dikelola secara adil dan berkelanjutan. Penjagaan Raja Ampat dan seluruh kekayaan Indonesia untuk warisan generasi mendatang yang lebih baik.

***

Judul: Raja Ampat, Sebuah Permata yang Terancam
Penulis: Ummu Fahhala, S. Pd., Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi
Editor: JHK

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *