Pembelajaran Musik Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Siswa Melalui Social Emotional Learning (Sel)
BERITA JABAR NEWS (BJN) – Jurnal ilmiah berjudul “Pembelajaran Musik Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Siswa Melalui Social Emotional Learning (Sel)” ini ditulis oleh Nita Puspita, Yogi Firmansyah, Dini Rahma Nuraeni, dan Dea Risa Fitria, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Abstrak
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pendidikan musik dalam meningkatkan kecerdasan dan kemampuan siswa, terutama dalam aspek kognitif, kreativitas, emosional, dan sosial. Selain itu, penelitian ini ingin mengidentifikasi bagaimana integrasi pendidikan musik dalam kurikulum pendidikan anak usia dini dapat memfasilitasi pengembangan kecerdasan musikal dan emosional siswa.
Metode:
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian explanatory survei. Lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Sumedang yang total populasi 2076. Teknik pengambilan sampling menggunakan purposive dengan total responden berjumlah 36 siswa. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dirancang untuk mengukur kedua variabel tersebut serta analisis data dilakukan menggunakan statistika dengan perangkat lunak SPSS 24.
Hasil dan Pembahasan:
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran musik menunjukkan peningkatan dalam kecerdasan emosional mereka. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar seni musik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi cenderung memiliki prestasi yang lebih baik dalam pembelajaran musik.
Kesimpulan:
Hasil ini diharapkan bahwa pembelajaran musik berbasis SEL dapat menjadi instrumen yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Dengan demikian, penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan program pembelajaran musik berbasis SEL, khususnya di lingkungan pendidikan kejuruan seperti SMK Negeri 1 Sumedang.
Kata kunci:
Kecerdasan emosional; kecerdasan musikal; kemampuan kognitif; kreativitas sosial; keterampilan sosial; pendidikan musik; pembelajaran musik; social emitional learning (SEL).
Abstract
Purpose:
This research aims to determine the role of music education in improving students’ intelligence and abilities, especially in cognitive, creative, emotional and social aspects. In addition, this research wants to identify how the integration of music education in the early childhood education curriculum can facilitate the development of students’ musical and emotional intelligence.
Method:
This research uses a quantitative approach with an explanatory survey research design. The research location was at SMK Negeri 1 Sumedang with a total population of 2076. The sampling technique used purposive with a total of 36 students as respondents. Data was collected using a questionnaire designed to measure these two variables and data analysis was carried out using statistics with SPSS 24 software.
Results and Discussion:
From the research results, it was found that students who were involved in music learning showed an increase in their emotional intelligence. Previous research also shows that there is a positive relationship between emotional intelligence and music learning achievement. The results of the analysis show that students with higher emotional intelligence tend to have better achievements in music learning.
Conclusion:
These results are expected to mean that SEL-based music learning can be an effective instrument for increasing students’ emotional intelligence. Thus, this research provides a strong basis for the development of SEL-based music learning programs, especially in vocational education environments such as SMK Negeri 1 Sumedang.
Keywords:
Emotional intelligence; musical intelligence; cognitive abilities; social creativity; social skills; music education; music learning; social emotional learning (SEL).
Pendahuluan
Pendidikan musik memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kecerdasan individu. Program pendidikan musik yang dirancang dengan baik dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan kognitif, kreativitas, serta aspek emosional dan sosial mereka (Rahman, 2021; Riyadi & Sukmayadi, 2023; Suci, 2019). Di tingkat sekolah, pendidikan musik diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya, yang bertujuan untuk memperbaiki citra dan sikap siswa, sekaligus mendorong kreativitas mereka. Pentingnya pendidikan ini juga terletak pada kemampuannya untuk membentuk siswa yang mandiri melalui pengembangan kemampuan diri yang terarah, dengan bimbingan dari guru dalam mata pelajaran kesenian (Abid dkk., 2020).
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang dalam mengenai dengan baik emosi pada dirinya sendiri. Juga kecerdasan emosional yang dimiliki siswa dapat menjadikan siswa tersebut mengelola emosinya dengan baik, dapat memotivasi dirinya, memiliki hubungan yang baik kepada orang(Rivani et al., 2022). Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan literasi (Rahmadhani, 2020). Manusia memiliki tiga komponen dasar yaitu Kecerdasan Intelektual (Intellegence Questiont/IQ), kecerdasan Emosional (Emotional Questiont/EQ), dan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Questiont/SQ) komponen ini berpengaruh terhadap kehidupan manusia sehingga penting untuk dimiliki. Terdapat 5 karakteristik kecerdasan emosi menurut Salovey daalam Goleman (Goleman, 2002 : 52). Emosi, yaitu: 1. Memahami perasaan diri, merupakan kepiawaian diri mengerti ketika emosi itu adalah basis dari kecerdasan emosional, 2. Mengorganisir apa yang di rasakan adalah untuk bisa menjelaskan emosi yang ada dengan secara tepat merupakan kepiawaian yang di tentukan oleh kesadaran terhadap diri sendiri, 3. Merangsang diri sendiri, adalah bagaimana seseorang mampu menggunakan apa yang dirasakan menjadi jalan menuju sukses, 4. Berempati terhadap perasaan orang lain, adalah kepiawaian yang di tentukan oleh pemahaman terhadap perasaan diri sendiri, dan keahlian dalam bersosialisasi di masyarakat, 5. Menjalin hubungan adalah kepiawaian dalam mengorganisir perasaan orang lain(Tavip, 2022).
Guru juga memiliki peranan yang penting dalam pendidikan musik juga kecerdasan emosional di sekolah(Abdullah et al., 2023). Guru bertanggung jawab untuk merancang dan mengembangkan program pendidikan musik yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dan minat siswa, merancang metode pengajaran serta untuk mengevaluasi kemajuan dan hasil belajar siswa secara sistematis sehingga dapat mengarahkan kepada pembentukan kompetensi dan peningkatan kualitas pribadi siswa (Darmayanti dkk., 2022; Pusparini, 2016; Zikri, 2022). Selain guru, kepala sekolah sebagai seorang manajer sekolah turut berkontribusi dalam mendukung keberhasilan pendidikan musik di sekolah, di mana tugasnya adalah berusaha untuk menyediakan sumber daya dan dukungan agar pendidikan musik di sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien tentunya. Selain guru, kepala sekolah sebagai seorang manajer sekolah turut berkontribusi dalam mendukung keberhasilan pendidikan musik di sekolah, di mana tugasnya adalah berusaha untuk menyediakan sumber daya dan dukungan agar pendidikan musik di sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien tentunya.
Social-Emotional Learning (SEL) adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional individu(Kaspar & Massey, 2023). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995, yang mengaitkannya dengan kecerdasan emosional(Ahmed et al., 2020). SEL bertujuan untuk membantu individu, Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik, baik anak-anak maupun orang dewasa, dalam memahami dan mengelola emosi mereka, membangun hubungan positif, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab(Cherewick et al., 2021). Metode Social Emotional Learning (SEL) sangat cocok digunakan dalam penelitian mengenai pengaruh pembelajaran musik terhadap perkembangan kecerdasan emosional siswa karena beberapa alasan, salah satunya yaitu karena SEL menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang esensial, seperti kesadaran diri, manajemen diri, dan keterampilan hubungan(Susiyati, 2022). Keterampilan ini sangat relevan dalam konteks pembelajaran musik, di mana siswa tidak hanya belajar teknik musik tetapi juga berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka, sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berempati dan berkomunikasi(Virginanti et al., 2019).
Pada penelitian ini, kami menggunakan pendekatan Social Emotional Learning (SEL) pada pembelajaran Musik. Di mana pada penelitian sebelumnya, metode pendekatan Social Emotional Learning (SEL) ini digunakan pada mata pembelajaran yang berkaitan dengan kimia, fisika, dan matematika. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi bagaimana pembelajaran musik dapat berkontribusi pada peningkatan kecerdasan emosional siswa. Penelitian ini berfokus pada pengaruh kegiatan musik dalam konteks pembelajaran sosial-emosional, dengan harapan bahwa melalui interaksi dan kolaborasi dalam bermain musik, siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk mengelola emosi, berinteraksi sosial, serta meningkatkan rasa percaya diri dan empati.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif(Amruddin et al., 2022). Deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik variabel yang diteliti, sedangkan verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan(Heriyanto, 2022). Jenis penelitian ini menggunakan Explanatori Survei. Explanatori Survei adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, serta memahami mengapa suatu fenomena terjadi .Variabel yang diteliti terdiri dari variabel endogen (kecerdasan emosional siswa) dan variabel eksogen (pembelajaran musik melalui Social Emotional Learning)(Engkos Achmad Kuncoro Riduwan, 2014). Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Sumedang dengan total sampel sebanyak 2076 orang. Namun, penelitian ini berfokus pada jurusan Seni Karawitan yang berjumlah 35 siswa yang mewakili populasi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dirancang untuk mengukur kedua variabel tersebut. Kuesioner ini terdiri dari pertanyaan yang relevan untuk menilai pengaruh pembelajaran musik terhadap kecerdasan emosional siswa. Analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS 24 dengan menggunakan langkah-langkah : 1. Uji Validitas dan Realiabilitas ; a. Validitas diuji dengan analisis faktor, memastikan bahwa setiap indikator memiliki loading factor yang signifikan, b. Reliabilitas diukur dengan menggunakan nilai Cronbach’Alpha, dengan kriteria nilai > 0.70 untuk reliabilitas yang baik, 2. Analisis Deskriftif; Menggambarkan kondisi umum responden dan jawaban mereka terhadap kuesioner, termasuk pengukuran skewness, kurtosis, mean, median, dan standar deviasi.Nita, Yogi, Dini, Dea : Pembelajaran Musik Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Melalui Social.
Validitas
Setelah dilakukan perhitungan dapat diketahui dari jumlah 16 butir soal dinyatakan valid karena hasil lebih dari r tabel (0.316) Jadi dari jumlah 16 butir soal semuanya valid dan dapat digunakan untuk penelitian sesungguhnya. Berikut ini adalah hasil analisis uji validitas menggunakan nilai Cronbach’Alpha dengan menggunakan bantuan SPSS 24.
Reabilitas
Hasil perhitungan uji reliabilitas metode Cronbach’s Alpha (r hitung) dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha, yaitu 0.925 dengan N of Items sebanyak 16. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa r hitung > r tabel 5%, yaitu 0.925 > 0.05, sehingga data tersebut adalah reliabel atau dapat dipercaya dan konsisten.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah kami lakukan SPSS 24, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran musik yang diterapkan dengan pendekatan Social Emotional Learning (SEL) Berpengaruh positif terhadap perkembangan kecerdasan emosional siswa di SMKN 1 Sumedang Khususnya di jurusan seni karawitan.
Tabel statistik deskriptif ini memuat ringkasan data dari 16 variabel (s1 hingga s16) berdasarkan 35 data sampel. Setiap variabel dianalisis untuk menggambarkan karakteristik distribusi datanya, seperti ukuran penyebaran, simetri, dan keruncingan. Sebagian besar variabel memiliki jumlah sampel yang valid sebanyak 35, kecuali variabel s6 yang memiliki jumlah sampel valid sebanyak 34. Jumlah valid listwise, yaitu jumlah data yang valid pada semua variabel, adalah 34. Rentang nilai untuk semua variabel adalah 2, yang berarti selisih antara nilai maksimum dan minimum untuk semua variabel adalah sama. Nilai minimum untuk semua variabel adalah 3 dan nilai maksimum untuk semua variabel adalah 5. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data untuk setiap variabel berada dalam rentang nilai yang sama, yaitu antara 3 dan 5. Jumlah total nilai untuk setiap variabel berbeda-beda, seperti variabel s1 memiliki jumlah total 160 dan variabel s16 memiliki jumlah total 149. Total keseluruhan dari semua variabel adalah 2529. Rata-rata nilai dari masing-masing variabel mencerminkan pusat distribusi data. Beberapa contoh rata-rata yang menonjol adalah variabel s1 memiliki rata-rata tertinggi sebesar 4.57 dan variabel s16 memiliki rata-rata terendah sebesar 4.26. Rata-rata keseluruhan dari semua variabel adalah 72.26. Standar deviasi menggambarkan seberapa tersebar data dari rata-rata. Standar deviasi terendah adalah pada variabel s8 (0.539), sedangkan yang tertinggi adalah pada variabel s15 (0.789). Secara keseluruhan, standar deviasi rata-rata adalah 15.615. Kemiringan (skewness) menggambarkan simetri distribusi data, nilai skewness negatif menunjukkan distribusi data yang miring ke kiri, seperti pada variabel s1 (-1.121) dan nilai skewness mendekati nol menunjukkan distribusi data lebih simetris, seperti pada variabel s11 (-0.008). Nilai skewness rata-rata keseluruhan adalah -0.189. Keruncingan (kurtosis) menggambarkan seberapa runcing atau datar distribusi data, nilai kurtosis positif menunjukkan distribusi yang lebih runcing dibandingkan distribusi normal, seperti pada variabel s1 (0.338) dan nilai kurtosis negatif menunjukkan distribusi yang lebih datar dibandingkan distribusi normal, seperti pada variabel s6 (-0.263). Ratarata kurtosis keseluruhan adalah 18.517. Tabel ini menunjukkan bahwa distribusi data dari semua variabel memiliki rentang yang sama, dengan variasi rata-rata, penyebaran, kemiringan, dan keruncingan yang beragam. Kemiringan yang cenderung negatif menunjukkan sebagian besar distribusi data condong ke arah kiri. Variabel-variabel seperti s1, s6, dan s15 menunjukkan karakteristik penyebaran yang paling berbeda dibandingkan variabel lain.
Pembahasan
Kecerdasan secara emosional yang dikelola secara efektif serta pengetahuan khusus akademik merupakan faktor utama terbentuk interaksi sosial secara baik. Dengan demikian meningkatkan kecerdasan emosional akan berdampak pada peningkatan kualitas dalam proses komunikasi interpersonal.(Darmawan & Mardikaningsih, 2022). Kecerdasan emosional dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dapat memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, mendukung secara emosional orang lain, berempati satu sama lain, membahagiakan diri sendiri sendiri dan orang lain agar tercipta kehidupan yang mendukung, damai dan sejahtera (Mujidin et al., 2021). Emosi sering terlibat dalam kehidupan, termasuk siswa (Sharma, 2017). Siswa mengedepankan perasaan emosionalnya untuk belajar, ingatan, menentukan keputusan, gaya belajar, sukses di sekolah atau berinteraksi dengan lingkungan sosial (Rai & Khanal, 2017). Musik juga sangat berperan dalam meningkatkan kecerdasan seorang anak seperti yang ditulis oleh Dongju Cha, dalam kenaikan kemampuan anak bisa ditemui atensi serta bakat yang profesional untuk anak yang diucap dengan kecerdasan majemuk atau multiple intelligence (Seruyanti et al., 2023).
Dalam penelitian di SMKN 1 Sumedang, ditemukan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran musik menunjukkan peningkatan dalam kecerdasan emosional mereka. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar seni musik. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi cenderung memiliki prestasi yang lebih baik dalam pembelajaran musik. Pembelajaran musik membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional (Prenika Yuniar et al., 2022). Siswa yang aktif dalam kegiatan musik sering kali lebih mampu berinteraksi dengan orang lain, mengendalikan emosi, dan bekerja sama dalam kelompok. Selain itu, mereka juga menunjukkan rasa percaya diri yang lebih tinggi dan kemampuan untuk menghargai keindahan (Seruyanti et al., 2023).
Penilaian responden yang konsisten tinggi pada variabel eksogen dan endogen menunjukkan adanya potensi hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Selain itu, teknik purposive sampling yang digunakan untuk memilih 35 siswa dari jurusan Seni Karawitan telah berhasil merepresentasikan populasi siswa secara baik. Dengan demikian, hasil penelitian ini relevan dan dapat dijadikan dasar untuk pengembangan program pembelajaran musik berbasis SEL di SMK Negeri 1 Sumedang. Kecerdasan emosional yang berkembang melalui pembelajaran musik dapat memiliki dampak jangka panjang pada kehidupan siswa. Siswa yang memahami dan dapat mengelola emosi mereka dengan baik cenderung lebih sukses dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk akademis dan sosial(Prenika Yuniar et al., 2022).
Meningkatkan kecerdasan emosional melalui pembelajaran musik tidak hanya bermanfaat untuk perkembangan individu siswa, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan komunitas yang lebih harmonis. Dalam konteks pendidikan, keterlibatan siswa dalam kegiatan musik dapat memperkuat kemampuan mereka untuk berkolaborasi dan berinteraksi secara positif dengan teman sebaya. Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam musik cenderung menunjukkan keterampilan sosial yang lebih baik, seperti kemampuan untuk bekerja dalam tim dan mengelola konflik dengan cara yang konstruktif. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa interaksi sosial yang positif dapat meningkatkan rasa saling menghargai dan empati di antara siswa, yang pada gilirannya menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan inklusif (Darmawan & Mardikaningsih, 2022).
Selain itu, kecerdasan emosional yang tinggi berperan penting dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. Siswa yang mampu mengenali dan mengelola emosi mereka dengan baik cenderung lebih efektif dalam menghadapi tantangan akademik dan sosial. Mereka dapat menggunakan keterampilan ini untuk menavigasi situasi sulit, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian, pengembangan kecerdasan emosional melalui pembelajaran musik tidak hanya meningkatkan prestasi akademik tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang lebih resilien dan adaptif di masa depan (Mujidin et al., 2021; Prenika Yuniar et al., 2022).
Kesimpulan
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pembelajaran musik melalui Social Emotional Learning memiliki pengaruh positif terhadap kecerdasan emosional siswa jurusan Seni Karawitan. Karakteristik distribusi data yang cenderung positif mengindikasikan bahwa responden memberikan tanggapan yang mendukung efektivitas pembelajaran ini. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran musik melalui Social Emotional Learning (SEL) memiliki pengaruh positif terhadap kecerdasan emosional siswa jurusan Seni Karawitan di SMK Negeri 1 Sumedang. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata penilaian responden yang cenderung tinggi pada variabel eksogen dan endogen, serta distribusi data yang mengindikasikan penilaian positif terhadap pengembangan aspek sosial dan emosional siswa. Instrumen penelitian yang digunakan telah terbukti valid dan reliabel berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, sehingga mampu mengukur secara akurat hubungan antara pembelajaran musik dan kecerdasan emosional siswa. Teknik purposive sampling yang digunakan juga berhasil merepresentasikan populasi secara memadai, memberikan hasil yang relevan dengan tujuan penelitian. Hasil ini mendukung bahwa pembelajaran musik berbasis SEL dapat menjadi instrumen yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Dengan demikian, penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan program pembelajaran musik berbasis SEL, khususnya di lingkungan pendidikan kejuruan seperti SMK Negeri 1 Sumedang.
Referensi
Abid, M., Fitria, H., & Mulyadi. (2020). Manajemen Pembelajaran Seni Musik di SMA Negeri 1 Belitang. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(3), 2181–2188.
Amanudin, M. R. (2022). Pelaksanaan Pembelajaran Mapel Seni Budaya Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Smp Negeri 4 Surabaya. Jurnal Pendidikan Sendratasik, 11(1), 154–172. https://doi.org/10.26740/jps.v11n1.p154-172
Ambriani, M. (2014). STRATEGI PEMBELAJARAN SENI MUSIK UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 WATES TAHUN 2013/2014. Universitas Negeri Yogyakarta.
Ardipal. (2012). Peran Seni dalam Pengajaran. Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni, 9(2). https://doi.org/10.24036/komposisi.v9i2.91
Ardipal. (2020). Pemanfaatan Perangkat Teknologi dalam Pembelajaran Musik Berbasis Tematik sebagai Peningkatan Keterampilan Abad 21 Bagi Guru Sekolah Dasar. Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik, 2(2), 77–84. https://doi.org/10.24036/musikolastika.v2i2.47
Aróstegui, J. L. (2016). Exploring the global decline of music education. Arts Education Policy Review, 117(2), 96–103. https://doi.org/10.1080/10632913.2015.1007406
Ary, Y. I., Eswendi, & Hakim, R. (2012). KENDALA YANG DIHADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMP NEGERI LIMA KAUM TANAH DATAR. September, 50–56.
Battersby, S. L., & Verdi, B. (2015). The Culture of Professional Learning Communities and Connections to Improve Teacher Efficacy and Support Student Learning. Arts Education Policy Review, 116(1), 22–29. https://doi.org/10.1080/10632913.2015.970096
Darmayanti, E., Pamungkas, J., & Indrawati, I. (2022). Penerapan Metode Bernyanyi Berbasic Pengembangan Diri Anak Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 5495–5505. https://doi.org/10.31004/OBSESI.V6I6.2992
Devi, U., Ilmi, D., Junaidi, J., Jannah, N. Z., & Yunita, I. (2024). Peran Kurikulum dalam Perencanaan Pendidikan di Taman Kanak-kanak: Tantangan dan Peluang. BUHUTS AL ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini, 4(1), 1–15. https://doi.org/10.24952/ALATHFAL.V4I1.8401
Endang, H. K. (2021). Analisis Peran Kurikulum dan Standar Penilaian Dalam Pendidikan di Indonesia. GHAITSA: Islamic Education Journal, 2(2). https://doi.org/10.62159/GHAITSA.V2I2.945
Fathurohman, M. A., & Sukmayadi, Y. (2024). Kurikulum Merdeka sebagai new-framework dalam pengembangan pembelajaran musik fase-A. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 8(1), 92–100. https://doi.org/10.20961/JDC.V8I1.85072
Hidayatullah, R. (2020). Kreativitas dalam Pendidikan Musik. Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik, 2(1), 1–7. https://doi.org/10.24036/MUSIKOLASTIKA.V2I1.32
Abdullah, A., Rahman, M. A., & N, R. (2023). PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK. Jurnal Studi Islam, 12(1). https://doi.org/10.33477/jsi.v12i1.4480
Ahmed, I., Hamzah, A. B., & Abdullah, M. N. L. Y. B. (2020). Effect of social and emotional learning approach on students’ social- emotional competence. International Journal of Instruction, 13(4). https://doi.org/10.29333/iji.2020.13441a
Amruddin, Priyanda, R., Agustina, T. S., & Ariantini, N. S. (2022). Metodologi penelitian kuantitatif. In Universitas Nusantara PGRI Kediri (Vol. 01).
Cherewick, M., Lebu, S., Su, C., Richards, L., Njau, P. F., & Dahl, R. E. (2021). Adolescent, caregiver and community experiences with a gender transformative, social emotional learning intervention. International Journal for Equity in Health, 20(1). https://doi.org/10.1186/s12939-021-01395-5
Darmawan, D., & Mardikaningsih, R. (2022). Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Hasil Belajar Dengan Kualitas Komunikasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi. ARBITRASE: Journal of Economics and Accounting, 3(1). https://doi.org/10.47065/arbitrase.v3i1.443
Engkos Achmad Kuncoro Riduwan, E. A. (2014). Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analisis. In Mass Communication and Society (Vol. 3, Issue 10).
Heriyanto, B. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi). In Book.
Kaspar, K. L., & Massey, S. L. (2023). Implementing Social-Emotional Learning in the Elementary Classroom. Early Childhood Education Journal, 51(4). https://doi.org/10.1007/s10643-022-01324-3
Mujidin, M., Pramesti, A. R. A., & Rustam, H. K. (2021). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Menerapkan Kecerdasan Emosional dan Dukungan Sosial pada Siswa SMA. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(4). https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.644
Prenika Yuniar, Sitoena, J. K., Matius, D. M., & Obed, G. B. (2022). Sejarah Musik sebagai Dasar Pengetahuan dalam Pembelajaran Teori Musik. Clef : Jurnal Musik Dan Pendidikan Musik, 3(2). https://doi.org/10.51667/cjmpm.v3i2.1098
Rahmadhani, M. A. (2020). HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN LITERASI DIGITAL DENGAN HASIL BELAJAR IPS. Joyful Learning Journal, 9(3). https://doi.org/10.15294/jlj.v9i3.41547
Rivani, P. A., Helnovia, H., Kurniawan, D. A., & Maison, M. (2022). Analisis Kecerdasan Emosional Siswa terhadap Pembelajaran Fisika. Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) STKIP Kusuma Negara, 14(1). https://doi.org/10.37640/jip.v14i1.1097
Seruyanti, N., Sihombing, M. O., Hanriani, S., Aditia, Y., & Wahyunisa, W. (2023). Partisipasi Guru Musik Berbasis Potensi Siswa Pendidikan Musik: Kajian Studi di Sekolah Musik. Jurnal Pengajaran Sekolah Dasar, 2(1). https://doi.org/10.56855/jpsd.v2i1.34724
Susiyati, S. (2022). Pembimbingan Terstruktur Model Social Emotional Learning (SEL) untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Mengelola Kelas. Indonesian Journal of Action Research, 1(2). https://doi.org/10.14421/ijar.2022.12-17
Tavip. (2022). PERAN KECERDASAN EMOSIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA, MELALUI BUDAYA SEKOLAH DAN KOMITMEN GURU. Journal of Education Informatic Technology and Science, 4(1). https://doi.org/10.37859/jeits.v4i1.3608
Virginanti, M., Rahmawati, Y., & Kurniadewi, F. (2019). Social emotional learning pada pembelajaran Kimia : integrasi metode group investigation dan pembelajaran kontekstual untuk mengembangkan kompetensi social emotional Siswa. JKPK (Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia), 4(1).
***
Judul: Pembelajaran Musik Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Siswa Melalui Social Emotional Learning (Sel)
Penulis: Nita Puspita, Yogi Firmansyah, Dini Rahma Nuraeni, Dea Risa Fitria
Kampus: Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jln. Dr. Setiabudi No.229, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40154