Mentor-Mentor Terbaikku
BERITA JABAR NEWS (BJN) – Artikel berjudul “Mentor-Mentor Terbaikku” ini ditulis oleh Azizah Noor Qolam, seorang penulis yang tinggal di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan anggota Komunitas Penulis Kreatif (KPKers).
Setiap orang pasti mempunyai guru pertama yang menjadi inspirasi untuk masa depan. Guru atau mentor adalah orang yang mengajarkan kita sesuatu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak paham menjadi paham, serta orang yang memberikan bekal ilmu untuk menjalani kehidupan di depan sana yang penuh dengan rintangan.
Begitu juga di dunia literasi. Siapa sih, guru pertama yang mengajarkanku tentang literasi? Siapa juga guru pertama yang memperkenalkanku tentang komunitas? Siapa guru yang memperkenalkanku tentang dunia anak? Siapa pula guru pertamaku untuk menjadi perempuan dan orang tua yang tangguh untuk keluarga? Aku akan menceritakannya satu per satu. Simak, yuk!
Pertama, guru pertama yang memperkenalkanku tentang komunitas adalah Abah Adrie Noor dan Eyang Jumari Haryadi Kohar . Beliau berdua yang mengajarkanku akan pentingnya bergabung dengan komunitas jika ingin mengenal lebih dalam suatu bidang yang diminati. Misalnya, aku berminat dalam bidang literasi maka aku memilih untuk bergabung dengan Komunitas Penulis Kreatif Indonesia pada 2015.
Komunitas yang sudah berdiri sejak tahun 2013 ini ternyata memiliki cabang di luar negeri juga, seperti Hongkong, Taiwan, dan lain-lain. Di komunitas ini juga, aku merasa memiliki keluarga yang saling mendukung satu sama lain. Tak ada yang namanya senior dan junior. Semuanya saling mendukung. Aku berani menjabat menjadi ketua di komunitas ini. Abah Adrie Noor yang menyemangatiku. Bahkan, beliau yang memberikan usulan nama pena yang aku pakai sekarang ini yaitu Azizah Noor Qolam.
Kedua, guru pertama dalam bidang kepenulisan adalah Kurniawan Alisyad alias Kang Acil. Beliau sudah banya menerbitkan novel di penerbit mayor, di antaranya “Kau Bidadari Surgaku”, “Jejak-jejak Hujan”, “Lafal Cinta”, dan banyak lagi.
Melalui Kang Acil, aku belajar tentang alur, penokohan, latar, dan lain-lain. Revisi demi revisi, aku lakukan tanpa pernah mengeluh. Meskipun beliau bilang aku itu baperan ketika belajar. Ya, meski baperan, akhirnya aku bisa menyelesaikan satu novel duet yang berjudul “Ketika Hujan Bicara Cinta” yang terbit kisaran 2016 silam.
Selain Kang Acil, aku juga belajar dari mentor lainnya yaitu Freddy San, guru pertama yang mengajarkanku tentang pentingnya riset, tata letak tanda baca, dan mentor yang selalu memberitahu kesalahan-kesalahan yang sering aku lakukan dalam tulisanku.
Satu lagi, guru pertamaku yang mengajarkan genre dark, thriller, fantasi, misteri, horor, dan gore adalah Kak Yui. Melalui beliau, aku belajar untuk keluar dari genre romance yang selama ini sering aku tulis. Aku juga belajar sikap tegas dan disiplin dalam melakukan segala hal.
Ketiga, guru pertama yang memperkenalkanku dengan cerita anak adalah Cikgu Ririn Rahayu Astuti Ningrum. Aku mengenal beliau dari Kang Acil. Melalui beliau, aku belajar tentang macam-macam cerita anak, mulai dari pictbook, boardbook, buku aktivitas, dan komik. Bahkan, sampai buku non-fiksi.
Aku juga banyak mendapat rekan guru-guru hebat ketika bergabung dengan komunitas Cikgu Ririn. Tak hanya itu, aku bisa menulis cernak pertama yang diterbitkan berupa antologi bersama teman-teman yang lain.
Keempat, guru pertama yang mengajarkanku untuk menjadi perempuan dan orang tua tangguh adalah Kak Honey Dee Queens atau yang sering dipanggil Mak Oney. Beliau ini, mentor paket komplit buatku. Selain mengajarkan tentang kepenulisan, beliau juga memberikan pengetahuan tentang parenting, agama, keikhlasan, dan kesabaran yang tinggi.
Mak Oney juga selalu posting hal-hal yang bermanfaat dan menambah wawasan tentang banyak hal. Jujur, banyak postingan beliau yang menginspirasiku. Bahkan, menjadi cambuk untuk aku belajar sabar dalam mendidik anak dan juga menjalani hidup. Beliau tak hanya mentor bagiku, tetapi juga tempat curhat yang bikin hati adem.
Bagaimana? Guruku banyak sekali, kan? Sebenarnya masih ada lagi, tetapi nanti malah kepanjangan. Pokoknya, beliau semua adalah guru pertama yang menempati bidangnya masing-masing. Semoga beliau semua selalu sehat, dimudahkan rezekinya dan selalu menebarkan ilmu untuk semua orang. Aamiin.
Jujur, menulis tentang guru pertama. Aku jadi teringat perjuangan ketika pertama kali terjun di dunia literasi pada 2015 hingga sekarang sudah berhasil melahirkan tiga karya solo. Perjalanan yang cukup lama dengan rintangan yang berbeda setiap tahunnya hingga aku berada dititik sekarang ini. (Azizah Noor Qolam)
***
Judul: Mentor-Mentor Terbaikku
Penulis: Azizah Noor Qolam
Editor: JHK