ArtikelBerita Jabar NewsEkonomiInspiratif

Cek! Lima Cara Berhemat ala Mahasiswa Rantau

BERITA JABAR NEWS (BJN) – Tulisan berjudul Cek! Lima Cara Berhemat ala Mahasiswa Rantau ini merupakan buah karya Dewi Lusiana, S.E., yang kini sedang menempuh pendidikan pascasarjana pada Program Studi (Prodi) Magister Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Selain sebuah perjalanan, hidup adalah pilihan. Salah satu pilihan hidup adalah memutuskan untuk studi di luar pulau, jauh dari orang tua dan sanak saudara.

Bagi sebagian besar mahasiswa yang baru melangsungkan pendidikan ke perguruan tinggi tentu sedikit kebingungan dalam menentukan arah kehidupan, salah satunya adalah bagaimana cara bertahan dan mencukupkan uang kiriman dari orang tua.

menabung
Ilustrasi: menabung – (Sumber: pixabay)

Mahasiswa rantau yang dulunya tidak pernah jauh dari orang tua dan selama ini seluruh kebutuhannya selalu dibiaya orang tua pada masanya akan merasa lemah ketika berpisah dengan orang tua. Mengapa? Karena dia sendirilah yang wajib mengatur setiap keperluan hidupnya secara mandiri. Namun, jangan khawatir, di bawah ini ada beberapa kiat-kiat atau tips hemat untuk mahasiswa rantau dalam mencukupkan kiriman orang tua.

Pertama, Masak sendiri. Harga bahan makanan ‘‘produk mentah’’ cenderung relatif murah dibandingkan makanan matang yang ada di pasaran atau Gofood. Untuk melakukan penghematan, dengan itu sebaiknya mahasiswa rantau membeli produk mentah seperti beras, sayur, ayam, tempe dan lauk pauk lain kemudian memasaknya sendiri.

Pada saat kita membeli bahan makanan ‘”produk mentah”, kita bisa mengetahui kondisi kesehatan  makanan tersebut karena kitalah yang langsung mengolahnya. Selain itu, juga baik dalam menghemat dan menyehatkan kondisi keuangan.

Kedua, membawa minum ke kampus. Tumbler atau botol minum adalah akomodasi utama yang hendaknya dibawa bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa rantau. Minum menjadi kewajiban bagi seseorang demi menjaga imun, menghindari dehidrasi, dan meningkatkan kebugaran fisik. Oleh karena itu minum sangat penting dan perlu diperhatikan.

Saat kita kuliah, tetapi tidak membawa minuman, pasti akan terasa ada yang kurang. Kemudian, kita harus membeli dikantin dengan harga yang cukup mahal karena bisa dua kali lipat lebih mahal dari biasanya. Tentu ini akan melelahkan bukan? Dengan begitu sebaiknya kita membawa minuman setiap pergi ke kampus. Selain menyehatkan, juga sebagai tips hemat mengelola kondisi keuangan.

Ketiga, kurangi nongkrong. Bagi kalangan mahasiswa, berkumpul bersama teman-teman atau bahasa gaulnya ‘‘nongkrong’’ menjadi trend dan keharusan. Tidak jarang kita temui mahasiswa berbondong-bondong ke kedai atau kafe dengan alasan ingin bersantai sambil belajar. Namun, saat mengingat kita adalah mahasiswa rantau hendaknya ini perlu ditinggalkan.

Tujuannya nongkrong adalah untuk mengerjakan tugas perkuliahan, tetapi tugas bisa diselesaikan di rumah bukan? Misalnya di tempat kos-kosan kita, perpustakaan atau tempat-tempat lain yang tidak menjadi alternatif menghamburkan uang. Dengan begitu kebiasaan nongkrong perlu dikurangi atau bahkan ditinggalkan demi menjaga kestabilan keuangan atau istilah lainnya berhemat.

Keempat, menerapkan budget maksimal dalam belanja. Sederhananya budget dimaknai dengan anggaran. Sebagai mahasiswa, kita perlu menakar kemampuan berbelanja. Hal ini rasanya sangat penting.

Untuk mencukupkan biaya belanja dalam satu minggu atau satu bulan, kita perlu membatasi berapa besaran uang yang sebaiknya dikeluarkan, misalnya Rp 350.000 dicukupkan untuk membeli bahan makanan seperti, beras, sayur, tempe, dan daging dalam satu bulan.

Jadi untuk menghemat kiriman dari orang tua, hendaknya ada batasan maksimal dalam memenuhi kebutuhan. Dengan begitu kondisi uang yang dimiliki tetap terjaga. Artinya hemat dan mampu menciptakan ‘‘kesejahteraan’’ sampai diakhir bulan.

Kelima, menyediakan uang didompet secukupnya. Sebagai mahasiswa rantau, keberadaan uang tentu sangat bernilai. Ketika mendapatkan rezeki ‘‘kiriman dari orang tua’’ seyogianya kita  menggunakan uang tersebut dengan semestinya. Karena jika tidak, bisa saja kiriman itu lenyap seketika.

Nah, disaat kita mengambil uang di ATM, ambil saja seperlunya. Dalam artian, dompet tidak perlu diisi banyak uang karena pada saat dompet terasa tebal, kita cenderung ingin membeli semua. Bahkan, membeli sesuatu yang tidak penting sekalipun.

Jadi, untuk tetap hemat dan menyehatkan kondisi keuangan, ada baiknya jika kita menyediakan uang di dompet secukupnya saja. Kalau pun seandainya butuh atau uang benar-benar habis, barulah mengambil kembali. Begitu seterusnya. (Dewi Lusiana).

***

Sekilas tentang penulis

Dewi Lusiana, S.E. dilahirkan di Tugu Mulyo,  Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan pada Jum’at, 17 Februari 2001. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari bapak Lukman dan Ibu Marlena.

Dewi Lusiana
Dewi Lusiana, penulis – (Sumber: koleksi pribadi)

Penulis adalah alumni Institut Agama Islam (IAI) Nusantara Ash-Shiddiqiyah, lulus pada 2023. Saat ini ia tinggal di  Yogyakarta dan sedang melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Program Studi (Prodi) Magister Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Selama menempuh pendidikan, Dewi aktif dalam berbagai kegiatan organisasi termasuk organisasi internal maupun eksternal kampus. Organisasi internal yang diikuti adalah kepengurusan DEMA IAI Nusantara Ash-Shiddiqiyah dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) Prodi. Sementara organisasi eksternal yang diikuti Dewi adalah Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Penulis pernah menerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (BPPA) dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) pada 2021 dan menjadi wisudawan terbaik di IAI Nusantara Ash-Shiddiqiyah pada 2023.

***

Judul: Cek! Lima Cara Berhemat ala Mahasiswa Rantau
Penulis: Dewi Lusiana
Editor: JHK

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *