Marak Hubungan Sedarah: Runtuhnya Sistem Keluarga dalam Sistem Sekuler Kapitalisme
BERITA JABAR NEWS (BJN), Rubrik OPINI, Kamis (05/06/2025) – Artikel dalam Rubrik OPINI berjudul “Marak Hubungan Sedarah: Runtuhnya Sistem Keluarga dalam Sistem Sekuler Kapitalisme” ini merupakan buah karya Hasna Mursyidatul Ummah Asy Syahidah, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Andir, Kota Bandung.
Keluarga adalah tempat utama untuk membentuk karakter, nilai moral, dan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Fungsi keluarga tidak bisa digantikan oleh apapun, sekalipun dengan hadirnya kemajuan dalam teknologi digital. Namun, siapa sangka kini hubungan kekeluargaan malah terlibat dalam pelecehan alias incest (coitus sedarah) dalam bentuk verbal, non verbal, hingga fisik. Hal ini diketahui karena ditemukannya grup-grup Facebook yang mengandung unsur eksploitasi seksual yang mengacu pada anggota keluarga mereka, seperti keponakan, sepupu, dan ibu. Bahkan, adik kakak mereka sendiri.

Salah satunya adalah Grup Facebook “Fantasi Sedarah” yang tengah viral karena di dalamnya terdapat obrolan dan interaksi yang tidak pantas. Hal tersebut kini menjadi buah bibir di media sosial hingga dunia nyata.
Kehadiran grup-grup terlarang ini jelas membahayakan orang-orang, tak terkecuali kaum perempuan dan anak-anak yang paling rentan terhadap kekerasan sosial. Nilai-nilai moral yang sudah dibentuk, keselamatan, masa depan, pentumbuhan internal dan emosional mereka terancam. Bahkan, parahnya bisa merusak persepsi publik tentang hubungan keluarga yang sehat.
Fakta ini didukung dengan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada 2022 yang menunjukan adanya 28 kasus penculikan anak pada saat itu. Disusul dengan kasus pedofilia hingga pembunuhan yang diselubungi pemerkosaan.
Naudzubillahi min dzaalik. Hal ini, mengundang peringatan tegas untuk ditegakkannya proses hukum dan penindakan yang berkelanjutan secara menyeluruh oleh pihak berwajib. Juga harus disertai penyelidikan terhadap keberadaan para pelaku hingga tertangkap karena meski tindakan tegas sudah dikerahkan hingga grup-grup tersebut dihapus dan dibubarkan, tidak akan memberhentikan perbuatan keji mereka. Pengulangan perbuatan keji mereka bisa terjadi lagi karena mereka merasa media sosial memiliki akses tak terbatas untuk mereka.
Upaya pengadaan edukasi literasi digital dan edukasi literasi seksualitas yang sehat juga merupakan keharusan untuk meningkatkan kewaspadaan mereka. Penyedia platfrom juga dituntut untuk menjaga kebersihan dan keamanan ruang digital bagi para penggunanya.
Direktur Jenderal Pemantauan Ruang Digital Kementerian menyatakan akan memperkuat media sosial, serta memastikan ruang digital aman dan sehat. Juga mememinta masyarakat untuk selalu bijak dalam penggunaan media sosial terutama pada anak-anak, serta ikut melaporkan hal-hal negatif yang muncul di media sosial lewat platfrom aduankonten.id.
Sangat mengerikan fenomena incest di tengah masyarakat kita. Sangat jauh dari klaim sebagai negara yang aman nan religius. Gambaran keji ini menunjukan adanya pengabaian terhadap aturan agama maupun masyarakat. Masyarakat hidup bebas tanpa aturan, demi kepuasaan individu. Bahkan, tak ayal laksana binatang. Kini, tatanan kehidupan keluarga telah rusak. Bahkan, keluarga muslim telah runtuh.
Inilah buah penerapan sistem sekuler kapitalisme. Tanpa agama maka yang berkuasa adalah hawa nafsu dan akal manusia yang lemah dan menyesatkan, rusak, dan merusak. Bahkan, sistem kapitalisme dan liberalisasinya menjadikan rusaknya sendi-sendi kemuliaan manusia. Negara kadang justru meruntuhkan dan merusak keluarga melalui kebijakan yang dibuatnya. Negara lalai dalam menjaga sendi kehidupan keluarga.
Islam adalah jalan hidup sahih yang mengatur semua urusan manusia dan menjadikan rakyat sebagai pelaksana hukum syara. Islam mewajibkan negara untuk mengurus rakyat dalam semua aspek termasuk menjaga keutuhan keluarga dan norma-norma keluarga dalam sistem sosial sesuai dengan Islam.
Islam menetapkan incest sebagai suatu keharaman yang wajib dijauhi. Negara menyiapkan berbagai langkah pencegahan termasuk membangun kekuatan iman dan takwa, serta menutup semua celah terjadinya keburukan ini.
Adanya amar ma’ruf nahi mungkar menjadi lapisan kedua dalam menjaga kemuliaan manusia. Selain itu, pendidikan dalam Islam difokuskan untuk pembentukan karakter yang kuat dengan dilandasi akidah sehingga akan dihasilkan pribadi-pribadi yang bersyakhsiyah Islamiyyah (pola fikir dan pola sikap berdasarkan Islam).
Selain itu, adanya sistem sanksi yang tegas akan membuat jera yang lain dan menjadi penebus bagi pelakunya. Juga adanya kebijakan media yang akan melarang dan memberantas bibit-bibit perilaku buruk agar umat jauh dari pelanggaran hukum syara.
Kesucian keluarga akan terjaga manakala sistem Islam diterapkan. Hanya dengan Islam sajalah permasalahan dan kejahatan seksual ini akan dapat teratasi. Allahu a’lam bishshawab. (Hasna /BJN).
***
Judul: Marak Hubungan Sedarah: Runtuhnya Sistem Keluarga dalam Sistem Sekuler Kapitalisme
Penulis: Hasna Mursyidatul Ummah Asy Syahidah
Editor: Jumari Haryadi