Gedung Sate Menjadi Saksi Bisu Tempat Peresmian Majelis Musyawarah Sunda (MMS)
BERITA JABAR NEWS (BJN), Kota Bandung, Selasa (09/07/2024) – Gedung Sate sebagai simbol Pemerintahan Provinsi Jawa Barat kini menjadi saksi bisu tempat peresmian Majelis Musyawarah Sunda (MMS). Acara yang digelar pada Senin, 8 Juli 2024 tersebut dihadiri oleh ratusan tokoh Sunda dari berbagai kalangan dan para pejabat pemerintahan, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman.
Menurut Ketua Panitia Kerja MMS, Andri P. Kantaprawira, S.IP, M.M., acara peresmian ini merupakan kelanjutan dari acara sebelumnya yaitu pertemuan para kasepuhan dan tokoh-tokoh Sunda melalui “Sawala Mapag Sunda Kahareupna” yang dilaksanakan pada 19 Agustus 2023 di Grha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Pertemuan tersebut telah melahirkan Deklarasi Padjadjaran yang merekomendasikan pembentukan Majelis Masyarakat Sunda (MMS).
“Majelis Musyawarah Sunda sesuai keputusan rapat-rapat Kelompok Kerja terdiri dari tiga bangunan. Hal ini sesuai dengan format struktur sosial lama yang tercantum dalam Carita Parahyangan dan Siksa Kandang KaResian yang ditafsir kekininan yaitu Majelis Kasepuhan/Pinisepuh/KaRamaan sebagai pancer (Gunung Pananggeuhan), Forum Para Pakar (KaResian) dan Badan Pekerja (KaRatuan yang terdiri dari para aktivis Kasundaan),” ungkap Andri.
Dalam sambutannya, Andri minta maaf, tidak ada maksud pihak panitia membuat sekat pemisah. Namun, karena keterbatasan kapasitas ruangan sehingga undangan dibagi menjadi dua yaitu di Aula Barat dan Aula Timur Gedung Sate.
“Aula Barat utamina kanggo para pinisepuh MMS, lembaga-lembaga pemerintahan, sareng utamina tamu ti luar kota yaeta tangtos saderek urang ti Banten sareng Betawi. Haturnuhun parantos sumping sareng ngadukung istrenan Majelis Musyawarah Sunda ieu,” ungkap Andri dalam bahasa Sunda.
Kemudian dihadapan para tamu undangan yang hadir, Andri mengatakan bahwa MMS ini bukan hanya wadah untuk orang Sunda yang berada di Provinsi Jawa Barat saja, melainkan juga untuk orang Sunda yang berada di mana saja.
“Majelis Musyawarah Sunda sanes wadah atau mandala kanggo Sunda di Provinsi Jawa Barat wungkul, tapi ngawengku Sunda di Jawa Barat, Banten, sareng Daerah Khusus Jakarta, Sunda Pangumbaraan, sareng Diaspora Sunda.”
Pembentukan MMS menurut Andri bukalah proses yang sebentar, tapi sudah dimulai sejak tahun 2019. Awalnya ingin melaksanakan Kongres Sunda pada tahun 2020. Oleh karena itu atas kerja sama panitia dengan Pikiran Rakyat, lalu dikumpulkanlah sejumlah tokoh orang Sunda yang sudah menjadi petinggi TNI/POLRI untuk membahas soal tantangan dunia ke depan.
Konsolidasi orang Sunda terus berjalan, di antaranya dengan lahirnya “Forum Sunda Ngahiji”, nama yang disebutkan oleh Prof. Ganjar Kurnia waktu mengadakan pertemuan di rumah Ceu Popong tahun 2021. Dari “Forum Sunda Ngahiji” ini para sesepuh minta agar supaya komunikasi dan konsolidasi dibantu oleh Dr. Nina Kurnia Hikmawati, S.E, M.M. dengan Prof. Dr. Keri Lestari sebagai kolaborator.
“Alhamdulillah ieu kendaraan konsolidasi jalan dugi ayana pertemuan silaturahmi sareng Halal Bihalal Masyarakat Sunda tahun 2022 di Musium Galeri Bahari Batujajar, musium nu bentukna Kapal Armada Laut kagungan Panglima di Laut Kang Ade Supandi di Batujajar nu dihadiri kirang langkung 365 pemangku kepentingan,” jelas Andri.
Kemudian dilanjutkan “Forum Sunda Ngahiji” yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengadakan acara “Silaturahmi Nasional Masyarakat Jawa Barat” bersama “Sunda Pangumbaraan” pada perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) dan HUT Jawa Barat (22 Agustus 2022) di Gedung Merdeka.
“Didieu lahir konsep Majelis Permusyawaratan Sunda nu asalna nami nu gagah pisan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sunda (MPRS), usul ti Almarhum Ketua PP AMS Kang Noeri Ispanji Firman,” tambah Andri.
Pembentukan MPRS pada tahun 2022 tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Lalu Prof. Dr. Ganjar Kurnia memberikan fasilitas Gedung Graha Sanusi Hardjadinata kepada “Forum Sunda Ngahiji” untuk melaksanakan acara “Sawala Mapag Sunda” yang dihadiri oleh 250 pamangku kepentingan pada 19 Agustus 2023.
“Di dieu lahir Deklarasi Padjadjaran nu ngarekomendasikeun dibentukna Majelis Permusyawaratan Sunda nu mana margi ieu sanes lembaga negara. Akhirna dipilih nami anu langkung halus Majelis Musyawarah Sunda. Visi MMS: Sunda Mulia Nusantara Jaya nyaeta Sunda nu dihargai ku bangsa bangsa sejenna (cita-cita Oto Iskandar Di Nata), Indonesia nu bersatu, adil, makmur (Cita-cita Ir. Djuanda Kartawidjaya),” pungkas Andri.
Prof. Dr. Ganjar Kurnia: MMS bersifat terbuka dan inklusif
Sementara itu salah seorang Anggota Tim Formafur MMS yang juga Mantan Rektor Unpad, Prof. Dr. Ganjar Kurnia mengatakan bahwa MMS bukan organisasi formal yang terstruktur dan bukan organisasi baru. MMS merupakan pengembangan perkumpulan para tokoh Sunda yang sudah banyak berkontribusi untuk negara.
MMS adalah wadah pertemuan permusyawaratan untuk menyatukan pemikiran, langkah, dan upaya dalam rangka memecahkan, memperjuangkan masalah-masalah mendasar dan strategis orang Sunda di berbagai bidang.
“Hasilnya disampaikan kepada pemerintah dan kepada seluruh urang Sunda, untuk kemajuan Tatar Sunda dan Indonesia kini dan di masa depan,” ujar Ganjar.
Selanjutnya Ganjar menambahkan bahwa MMS bersifat terbuka dan inklusif. Menurutnya, MMS bukan merupakan afiliasi dari kekutan politik manapun.
“Karena integritas, kredibilitas, dan wibawa tokoh-tokohnya, serta produk-produk pemikiran dan kebijaksanaannya, dapat menjadi ‘Gunung Pananggeuhan’ urang Sunda, baik di Tatar Sunda, di Pangumbaraan, dan Diaspora Sunda dalam menghadapi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kesundaan, kebangsaan dan kenegaraan,” jelas Ganjar.
Mantan Rektor Unpad tersebut menyebutkan bahwa MMS terbentuk atas dasar masyarakat Sunda memiliki peran penting dalam berdirinya persatuan nasional dan Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu dia berharap orang Sunda hendaknya memelihara, mengembangkan, dan mewariskan seluruh potensi Sunda untuk memajukan bangsa dan negara.
“Maka diperlukan wadah musyawarah di kalangan masyarakat Sunda untuk memantik potensi masyarakat Sunda agar menjadi masyarakat yang lebih sejahtera,” ungkap Ganjar.
Ilham Habibie Mendukung Keberadaan MMS
Putra pertama mantan Presiden Ketiga Republik Indonesia, B.J. Habibie, Ilham Habibie sangat mendukung sekali keberadaan MMS. Dia mengatakan bahwa pembentukan MMS ini adalah lanjutan dari Badan Musyawarah Sunda. Lembaga ini banyak mempersatukan organisasi dan tokoh-tokoh Sunda dan bertujuan untuk memajukan Jawa Barat ke depan.
“Lembaga ini lebih berdasarkan budaya, tokoh agama, dan masyarakat di Jawa Barat. Ini bagus sekali untuk kita memaksimalkan secara terkoordinasi untuk membuat provinsi ini lebih maju, masyarakat lebih sejahtera yang lebih sehat dan lebih semuanya,” ujar Ilham.
Pakar penerbangan berdarah Suku Gorontalo kelahiran 16 Mei 1963 tersebut melihat hal penting yang menurutnya perlu dibahas MMS adalah persoalana pendidikan, lapangan pekerjaan, dan ekonomi.
Sekda Jawa Barat Siap Bekerja Sama dengan MMS dalam Membangun Jawa Barat
Sekda Jawa Barat, Herman Suryatman yang tampil enerjik dalam sambutannya mewakili Pj. Gubernur Jawa Barat mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung keberadaan MMS dan siap bekerja sama dalam membangun Jawa Barat. Dia mengajak MMS dan Pemerintah Jawa Barat untuk saling berkolaborasi dalam upaya mengakselerasi kemajuan Jabar tahun 2025.
“Kami sambut baik MMS ini. Gubernur juga seringkali menyampaikan bahwa kita punya pekerjaan rumah untuk menurunkan stunting, kemiskinan, pengangguran, dan indeks gini. Pemerintah bukan superman. Hal ini harus harus diselesaikan, dicarikan solusinya secara gotong royong sabilulungan dan tentu di dalamnya adalah keluarga besar MMS untuk bersama-sama membangun Jabar,” ujar Herman dengan penuh semangat.
Herman juga mengatakan bahwa MMS merupakan wadah untuk menjaga nilai-nilai hingga ruang diskusi kesundaan. Menurutnya, MMS tak hanya Sunda priangan, Sunda Cirebonan, dan Sunda Betawian saja, melainkan juga Sunda yang ada di Banten dan Sunda yang berada di seluruh penjuru Tanah Air.
“Ini adalah tokoh-tokoh Sunda, luar biasa. Guru besar, kiai, semua lengkap. Pengalaman beliau yang menekuni bidang masing-masing,” ujar Herman sambil menyapa para tamu undangan yang semuanya merupakan tokoh-tokoh Sunda yang sangat masyarakat Jawa Barat.
Herman mengungkapkan, Pemerintah Jawa Barat memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan stunting, kemiskinan, dan pengangguran. Semua ini menurutnya harus dikerjakan oleh super team secara bergotong royong antara pihaknya dan Majelis Musyawarah Sunda. Pihaknya juga sudah mendengar berbagai aspirasi dan arahan, serta masukan dari para sepuh MMS. Pihaknya siap menindaklanjuti berbagai masukan tersebut.
“Ini harus dilakukan secara bertahap, tapi juga akseleratif, jangan pakai lama. Kami harus lakukan akselerasi untuk kemajuan Jawa Barat,” ujar Herman. (Arie/BJN).
***
Judul: Gedung Sate Menjadi Saksi Bisu Tempat Peresmian Majelis Musyawarah Sunda (MMS)
Editor: JHK