ArtikelBerita Jabar NewsFeatureOpini

Fragmen: Simponi Kehidupan Sehari-hari

BERITA JABAR NEWS (BJN)Kolom OPINI – Artikel berjudul “Fragmen: Simponi Kehidupan Sehari-hari” ini adalah karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Pagi itu, udara kota seakan menyelimuti tubuhku dengan selimut tipis, dingin. Jam menunjukkan pukul 06.20 WIB. Rumah masih sunyi, hanya ada bunyi deru lalu lintas yang samar-samar terdengar dari luar. Segera, aku bergegas menyiapkan diri untuk memulai hari. Kopi hangat dan sepiring nasi menjadi teman setia setiap pagi. Namun, hari ini waktu seolah berlari lebih cepat dari biasanya.

Anak-anak sudah bersiap di meja makan. Wajah-wajah mengantuk, tetapi ceria menyambutku. Gemas melihat tingkah mereka yang tak kunjung selesai sarapan. Aku hanya bisa menghela napas pelan, mengingatkan mereka akan pentingnya sarapan sebelum beraktivitas.

Suasana kota cimahi
Ilustrasi: Suasana kesibukan di Kota Cimahi, Jawa Barat – (Sumber: Arie/BJN)

Suara bising kendaraan mulai terdengar semakin jelas saat aku keluar rumah. Jalanan Amir Mahmud sudah ramai oleh para pengendara yang terburu-buru menuju tujuan masing-masing. Aku menyusuri jalanan dengan hati-hati, berusaha menjaga konsentrasi agar tidak terpengaruh oleh dinginnya pagi dan keramaian lalu lintas.

Hari ini terasa berbeda. Setelah mengantar anak pertama, aku melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Istriku sedang mengandung dan hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandungannya. Di ruang tunggu yang penuh sesak, aku mengamati beragam jenis pasien dengan penyakitnya masing-masing. Ada yang tampak cemas, ada pula yang terlihat tenang. Suasana di ruang tunggu selalu saja membuatku merasa campur aduk.

Aku baru menyadari bahwa rumah sakit kini menerapkan sistem pendaftaran online melalui aplikasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sayangnya, ponselku yang jadul tidak mendukung aplikasi tersebut. Aku pun terpaksa menelepon istri dan meminta dia mengurus pendaftarannya nanti siang.

Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya kami tiba di rumah sakit lagi. Nomor antrian kami cukup panjang, tetapi aku bersyukur karena akhirnya semua proses pendaftaran berjalan lancar. Perutku mulai keroncongan dan kami memutuskan untuk makan siang di warung nasi padang.

Didin Tulus
Didin Kamayana Tulus, Penggiat Buku tinggal di Kota Cimahi – (Sumber: Didin KT/BJN)

Cuaca yang semakin panas membuat tubuhku terasa lelah. Setelah makan siang, kami kembali ke rumah sakit untuk menemui dokter kandungan. Aku menunggu di luar ruangan sambil sesekali melirik jam dinding. Waktu terasa berjalan sangat lambat.

Setelah selesai pemeriksaan, aku bergegas menjemput anak bungsu di sekolah. Wajahnya sumringah saat melihatku. Kami pulang ke rumah sambil membawa beberapa bungkus salad kesukaan istri.

Malam hari, sambil berbaring di sofa, aku mencoba menuliskan pengalaman hari ini. Tulisan ini mungkin terlihat sederhana. Namun, di balik setiap kalimatnya tersimpan begitu banyak cerita dan emosi. Kehidupan sehari-hari yang penuh dengan rutinitas, kadang terasa membosankan. Namun, di saat yang sama juga begitu indah dan berharga.

Setiap pagi, aku selalu merasa bersyukur atas kesempatan untuk memulai hari yang baru. Ada begitu banyak hal yang harus aku syukuri, mulai dari keluarga yang sehat, pekerjaan yang mapan, hingga rezeki yang selalu mencukupi (Didin K.T.).

***

Judul: Fragmen: Simponi Kehidupan Sehari-hari
Penulis: Didin Kamayana Tulus, Penggiat Buku tinggal di Kota Cimahi.
Editor: JHK

INFO SEPUTAR PENERBITAN BUKU PROFESIONAL

Info lebih detail, silakan kunjungi websiter PENERBIT TULUS PUSTAKA

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *