Fenomena Umur
BERITA JABAR NEWS (BJN), Rubrik OPINI – Artikel “Fenomena Umur” adalah karya tulis Febri Satria Yazid, seorang pengusaha, penulis, dan pemerhati sosial yang tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.
Mumpung berada di bulan kelahiran saya, kali ini saya memilih umur sebagai topik bahasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, umur adalah “lama waktu hidup atau ada”‘ (sejak dilahirkan atau diadakan).
Empat huruf ini, U M U R sering jadi pembahasan dan kajian dari berbagai disiplin ilmu. Bagi kaum hawa, umur adalah sesuatu yang tabu untuk ditanyakan.
Beberapa hari lalu saya melihat tayangan di media sosial seorang ibu marah-marah ketika penumpang kereta rel listrik yang duduk di sebelahnya menyapa dengan sebutan “nenek”. Si Ibu sempat menendang kaki penumpang tersebut dan mengomel hingga akhirnya dilerai oleh petugas keamanan yang ada di kereta komuter tersebut. Berbagai tanggapan netizen muncul di ruang komentar. Bahkan, ada yang menanggapinya, “Panggil saja Cinderella.”
Sebaliknya kita juga sering mendengar seorang nenek atau kakek yang sangat senang ketika disapa tante, mbak, om, mas atau panggilan lain yang mengesankan dia lebih muda dari usia yang sesungguhnya. Lalu ketika dia jelaskan bahwa dia sudah tergolong usia tua dan sudah punya cucu dan disimpulkan awet muda oleh penyapa, bukan main senang dan gembiranya sang nenek atau kakek tersebut.
Fenomena apakah yang sesungguhnya terjadi di masyarakat sehingga perkara umur ini bisa berpengaruh kepada sikap seseorang ketika orang yang berada di sekitarnya keliru dalam memberikan panggilan karena salah memprediksi umur berdasarkan tampilannya?
Kenapa orang rela untuk melakukan perawatan fisik dengan menghabiskan banyak biaya atau mau “menyulap” tanda-tanda penuaan umur yang secara sunatullah sudah digariskan Sang Pencipta untuk dilalui dan tak terelakkan.
Apa yang hendak dicapai oleh seseorang yang selalu berupaya tampil muda di bawah umur sesungguhnya? Banyak lagi pertanyaan yang muncul di benak kita tentang jumlah umur ini
Ternyata fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai aspek mencakup aspek budaya, sosial, dan ekonomi. Industri kecantikan dan perawatan kulit yang berkembang pesat ditandai dengan permintaan terhadap produk kecantikan dan perawatan kulit yang diklaim memiliki manfaat anti-penuaan meningkat pesat.
Perusahaan-perusahaan kosmetik sering kali mengiklankan produk mereka dengan menekankan kemampuannya untuk memperlambat proses penuaan atau mengurangi tanda-tanda penuaan. Klinik kecantikan dan dokter estetika mungkin mengalami peningkatan permintaan untuk layanan ini.
Perubahan gaya hidup juga turut memengaruhi. Masyarakat mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang lebih baik, olahraga teratur, dan kebiasaan sehat lainnya dengan harapan dapat membantu mereka tampil lebih awet muda.
Platform media sosial sering kali mempengaruhi dan memainkan peran penting dalam menciptakan standar kecantikan dan citra tubuh yang ideal. Tekanan untuk terlihat awet muda dapat diperkuat oleh tren dan norma kecantikan yang tersebar luas di media sosial.
Dorongan untuk tampil awet muda juga dipengaruhi aspek psikologis dan perasaan sosial, termasuk keinginan untuk merasa lebih percaya diri, diakui atau diterima dalam masyarakat. Fenomena ini dapat menciptakan tekanan sosial untuk terus mempertahankan penampilan yang lebih muda.
Masyarakat sering kali terpapar pada berbagai produk dan layanan anti-penuaan, mulai dari suplemen makanan hingga terapi hormon. Persepsi awet muda dapat bervariasi diberbagai budaya dan kelompok masyarakat dan standar kecantikan serta pendekatan terhadap penuaan dapat berbeda-beda.
Mempertahankan penampilan awet muda dapat memiliki efek positif dan negatif, baik secara fisik maupun psikologis. Efek positifnya adalah dapat meningkatkan rasa percaya diri yang lebih tinggi. Orang yang merasa puas dengan penampilan mereka cenderung merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental, merasa terawat dan menarik secara fisik dapat meningkatkan mood (suasana hati atau keadaan jiwa) dan kesejahteraan psikologis.
Efek positif lainnya dapat menjadi motivasi untuk melakukan gaya hidup sehat dengan berupaya mempertahankan penampilan awet muda dengan pola makan yang baik, olahraga teratur, dan menghindari kebiasaan buruk. Pengembangan keterampilan perawatan diri dengan mempertahankan penampilan awet muda dapat mendorong individu untuk mengembangkan keterampilan perawatan diri, termasuk perawatan kulit yang baik, rutin kecantikan, dan pemilihan produk yang tepat.
Ibarat dua sisi mata uang, mempertahankan penampilan awet muda mempunyai efek negatif berupa terjadinya tekanan emosional, terutama jika seseorang merasa tidak puas dengan penampilan mereka atau merasa terdorong untuk mencapai standar kecantikan tertentu.
Produk dan prosedur perawatan anti-penuaan sering kali memiliki biaya yang tinggi. Mempertahankan penampilan awet muda dengan melibatkan perawatan medis atau produk kecantikan kelas atas dapat memberikan dampak negatif pada aspek finansial individu.
Beberapa prosedur kecantikan atau penggunaan produk tertentu mungkin memiliki risiko kesehatan. Misalnya, operasi plastik atau penggunaan bahan kimia tertentu dapat menyebabkan efek samping atau komplikasi.
Efek negatif lainnya adalah perasaan tidak puas dan stres apabila upaya untuk tetap awet muda tidak memenuhi harapan atau jika seseorang terlalu fokus pada penampilan fisik. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak puas dan tingkat stres yang tinggi. Penggunaan media sosial dapat memperkuat tekanan untuk tampil awet muda karena sering kali norma kecantikan yang tidak realistis dipromosikan di platform tersebut.
Dalam ajaran Islam, disampaikan bahwa Rasulullah SAW adalah Uswatun Hasanah (contoh teladan dalam seluruh aspek kehidupan). Dalam praktik hidup sehatnya , Rasulullah SAW mengonsumsi protein dan Vitamin E, rutin berolahraga.
Tubuh yang sering berolahraga akan menjadi kuat dan dinamis. Menurut Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad As-Sayyid sebagaimana dikutip dari buku “Tips Sehat Rasul”, tiap-tiap anggota tubuh memiliki cara berolahraga sendiri.
Olahraga dada adalah membaca, caranya dengan mulai membaca dari pelan menjadi keras. Olahraga mata adalah menulis dengan teliti. Olahraga telinga adalah mendengar suara tinggi dan baik.
Demikian pula dengan kekuatan batin. Barang siapa ingin kuat hafalannya maka dia harus banyak mengolah kekuatan hafalan, mengingat, dan berpikir. Mengatur pola tidur yang baik dan memelihara wudu juga merupakan cara hidup sehat ala Rasulullah SAW. Mengintegrasikan ilmu kesehatan dan ilmu agama dalam menyikapi umur dan menunda proses penuaan dapat membentuk pendekatan holistik terhadap kesejahteraan fisik dan spiritual.
Pemahaman terhadap proses penuaan menurut ilmu kesehatan adalah memahami secara ilmiah tentang proses penuaan, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan bagaimana gaya hidup sehat dapat memperlambatnya.
Jika diintegrasikan dengan ilmu agama, proses penuaan adalah bagian alamiah dari kehidupan dan bahwa setiap fase kehidupan memiliki tujuan dan makna yang mungkin berhubungan dengan perjalanan spiritual.
Menerapkan gaya hidup sehat dan spiritual bisa kita lakukan dengan cara menerapkan pola makan seimbang, rutin berolahraga, cukup istirahat, dan menghindari kebiasaan buruk dan mempraktikkan nilai-nilai spiritual, seperti kebaikan, belas kasihan, dan rasa syukur, yang dapat memberikan kedamaian dan harmoni pada tingkat spiritual.
Selain itu, kita bisa melibatkan diri dalam perawatan kulit dan tubuh yang tepat, serta merawat aspek-aspek kesehatan fisik dengan metode ilmiah dan mencari kekuatan spiritual melalui meditasi, doa, atau praktik keagamaan yang mendalam untuk memberikan ketenangan batin.
Juga memahami bagaimana dampak stres terhadap proses penuaan dan mengadopsi strategi manajemen stres, seperti meditasi atau olahraga dan menggunakan spiritualisasi sebagai alat untuk mengatasi stres dan menemukan arti dalam tantangan hidup.
Menghargai tubuh sebagai rumah bagi jiwa dan merawatnya dengan baik melalui kebiasaan sehat dan menyadari bahwa tubuh adalah anugerah dan memperlakukannya dengan penuh rasa syukur serta tanggung jawab spiritual.
Memahami bahwa umur adalah faktor alami yang memengaruhi tubuh dan kesehatan dan menyadari bahwa umur adalah bagian dari rencana Ilahi dan dapat memberikan peluang untuk pertumbuhan spiritual dan kebijaksanaan.
Menciptakan rutinitas olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik dan usia dan melibatkan diri dalam praktik spiritual secara teratur untuk menguatkan ikatan dengan dimensi rohaniah.
Dengan integrasi ini, seseorang dapat merasakan manfaat baik dari segi fisik maupun spiritual dalam perjalanan hidup mereka untuk menemukan keseimbangan antara keyakinan keagamaan dan prinsip kesehatan untuk meraih kesejahteraan yang holistik. (Febri S.Y.)
***
Judul: Fenomena Umur
Penulis: Febri Satria Yazid, pemerhati sosial.
Editor: JHK
Catatan:
Tulisan ini bisa juga Anda baca di blog pribadi penulisnya ”Febrisatriayazid.blogspot.com” dan atas seizin penulis diterbitkan kembali di BERITA JABAR NEWS (BJN).