ArtikelBerita Jabar NewsBJNOpini

Dinamika, Dialektika, dan Rasa Sakit Kader: Perahu yang Terombang-ambing

BERITA JABAR NEWS (BJN) – Kolom OPINI, Rabu (30/07/2025) – Artikel berjudul Dinamika, Dialektika, dan Rasa Sakit Kader: Perahu yang Terombang-ambing ini ditulis oleh Eka Gurun Firdaus, seorang kader militan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Indramayu.

Carut-marut, dihantam ombak, putar kanan dan kiri, arah tujuan yang tidak menentu, gelisah, resah, di dalam perahu yang kami kendarai, kita berlayar melawan arus. Bukan karena kita ingin berbeda, tetapi karena arus zaman kerap membawa kita menjauh dari cita-cita proklamasi. Di perahu ini, dinamika adalah ombaknya, dialektika adalah dayungnya, dan rasa sakit adalah air asin yang terus membasahi luka di tangan para kader.

Eka Gurun Firdaus
Eka Gurun Firdaus, Penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Dinamika dalam tubuh gerakan adalah hal niscaya. Perbedaan cara pandang, strategi perjuangan, dan konflik antarindividu adalah warna-warni dari perjalanan panjang sebuah organisasi ideologis. Dinamika bukan tanda kelemahan, melainkan tanda kehidupan. Justru ketika perahu ini menjadi sunyi, tanpa perdebatan, tanpa kritik, di situlah sebenarnya kita mulai mati.

Dinamika itu tidak akan berarti tanpa dialektika. Dialektika adalah ruh perjuangan. Ia adalah proses berpikir yang terus bergerak, mempertentangkan tesis dan antitesis untuk menghasilkan sintesis yang lebih tinggi.

Dialektika bukan sekadar debat kusir atau adu argumen tanpa substansi. Ia adalah jalan menuju kesadaran ideologis. Dialektika mengajarkan bahwa tidak ada kebenaran mutlak di tangan satu individu atau kelompok. Kebenaran adalah hasil pergulatan bersama.

Dalam seluruh proses itu, hadir sesuatu yang tak bisa dihindari: rasa sakit. Sakit karena disalahpahami. Sakit karena harus melawan kawan sendiri demi prinsip. Sakit karena melihat organisasi diseret ke arah pragmatisme. Sakit karena idealisme kerap dibenturkan dengan kenyataan yang keras, tapi rasa sakit itu bukan untuk disesali. Ia adalah bagian dari ujian ideologis.

Kita bukan kader biasa. Kita adalah “anak ideologis Bung Karno” yang mewarisi semangat marhaenisme sebagai jalan pembebasan. Kita percaya bahwa penderitaan rakyat adalah panggilan, bukan komoditas politik. Maka, ketika kita merasakan sakit sebagai kader—karena konflik internal, karena dikucilkan oleh kepentingan, karena tetap berdiri ketika banyak memilih duduk—kita justru sedang didewasakan.

Ternyata, perahu ini tidak butuh penumpang yang hanya ingin nyaman. Perahu ini memanggil pelaut sejati—yang siap berlayar meski badai datang, yang siap berdialektika meski menyakitkan, yang siap menderita demi cita-cita besar.

Di sinilah kita diuji. Bukan hanya seberapa keras kita berteriak soal rakyat, tapi seberapa dalam kita mampu menyelami rasa sakit kader sebagai bagian dari perjuangan karena kelak, dari rasa sakit itulah tumbuh kesadaran dan dari kesadaran itu, lahir kekuatan yang tak bisa dihancurkan oleh waktu.

Perahu ini adalah perahu GMNI. GMNI bukan sekadar organisasi. Ia adalah medan tempur kesadaran dan kita adalah prajuritnya.

Merdeka!

***

Judul: Dinamika, Dialektika, dan Rasa Sakit Kader: Perahu yang Terombang-ambing
Penulis: Eka Gurun Firdaus
Editor: JHK

Sekilas Penulis

Eka Gurun Firdaus, seorang kader militan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Indramayu, Jawa Barat. Ia adalah pribadi yang menautkan idealisme pergerakan dengan kecintaan pada dunia literasi.

Jauh dari sekadar retorika, Eka menjadikan pena sebagai medium refleksi dan kritik atas realitas. Keterlibatannya yang mendalam dalam kajian-kajian GMNI membentuknya menjadi pemikir yang peka terhadap gejolak sosial, politik, dan ekonomi, seraya terus berupaya mendorong diskursus konstruktif demi kemajuan bangsa.

Dedikasinya pada nilai-nilai Marhaenisme dan Pancasila adalah kompas utama dalam setiap gagasan dan langkahnya, menjadikannya suara yang patut diperhitungkan dalam dinamika intelektual dan kepemudaan di Indramayu.

***

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *