ArtikelBerita Jabar NewsBJN

Catatan Didin Tulus: Merancang Pameran Buku yang Nyaman di Musim Hujan

BERITA JABAR (BJN), Rubrik SASTRA, Rabu (19/02/2025) – Esai berjudul “Catatan Didin Tulus: Merancang Pameran Buku yang Nyaman di Musim Hujan” ini adalah sebuah esai karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Pameran buku adalah momen berharga bagi pecinta literasi, penerbit, dan pengunjung yang haus akan bacaan baru. Sayangnya, ada satu tantangan besar yang sering kali dihadapi oleh event organizer (EO) dalam menyelenggarakan acara ini, terutama pada bulan Februari: musim hujan. Hujan bukan sekadar rintik air dari langit, tetapi juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kelancaran pameran buku.

Sebagai seorang yang telah beberapa kali terlibat dalam pameran buku, saya ingin memberikan beberapa kritik dan saran yang semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi panitia EO agar acara berikutnya lebih sukses.

Festival Literasi
Sebuah acara Festival Literasi di Bandung yang di dalamnya terdapat pameran buku – (Sumber: Didin Tulus)

Antisipasi Musim Hujan: Jangan Anggap Remeh!

Panitia perlu menyadari bahwa hujan dapat menurunkan jumlah pengunjung secara signifikan. Banyak orang yang enggan keluar rumah saat hujan deras, terutama jika akses menuju lokasi pameran tidak mudah. Akibatnya, stan-stan yang sudah mengeluarkan biaya besar untuk berpartisipasi akan merugi karena omzet yang jauh dari target.

Selain itu, kondisi cuaca juga bisa menghambat logistik acara. Buku adalah barang yang rentan terhadap kelembaban dan air. Jika tempat pameran tidak memiliki perlindungan yang cukup, risiko buku-buku menjadi lembap atau bahkan rusak semakin tinggi. Hal ini tentu saja akan menjadi keluhan tersendiri bagi penerbit maupun pengunjung.

Pemilihan Waktu dan Lokasi yang Strategis

Ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh panitia untuk menghindari kendala akibat musim hujan. Pertama, pemilihan waktu penyelenggaraan pameran harus lebih cermat. Jika memungkinkan, carilah bulan yang lebih aman dari curah hujan tinggi. Jika tetap ingin mengadakan di bulan Februari, maka faktor perlindungan dari hujan harus benar-benar diperhitungkan.

Kedua, lokasi pameran harus strategis, dekat dengan pusat keramaian seperti kampus, pusat perbelanjaan, atau tempat yang sudah memiliki daya tarik bagi masyarakat. Selain mempermudah akses bagi pengunjung, lokasi yang ramai juga bisa menarik perhatian orang-orang yang kebetulan lewat.

Ketiga, akses kendaraan harus diperhatikan. Jangan sampai pengunjung kesulitan mencapai lokasi karena minimnya transportasi umum atau akses jalan yang tergenang air saat hujan. Parkiran juga harus cukup memadai dan nyaman bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi.

Fasilitas yang Nyaman: Hujan Bukan Alasan untuk Sepi

Tempat pameran harus nyaman dan aman dari hujan. Jika acara diadakan di area terbuka, pastikan ada tenda atau atap yang kokoh untuk melindungi pengunjung dan peserta pameran. Jangan sampai air hujan bocor dan merusak buku atau membuat suasana menjadi tidak nyaman.

Selain perlindungan dari hujan, fasilitas seperti toilet bersih, tempat duduk, serta area istirahat yang nyaman juga harus tersedia. Banyak pengunjung yang ingin duduk sejenak setelah berkeliling dan memilih buku. Jika mereka merasa nyaman, kemungkinan mereka menghabiskan lebih banyak waktu (dan uang) di pameran juga lebih besar.

Promosi yang Efektif: Jangan Setengah-Setengah!

Pameran buku tidak akan sukses tanpa promosi yang maksimal. Panitia harus menggencarkan promosi melalui berbagai media, baik online maupun offline. Media sosial bisa dimanfaatkan untuk menarik perhatian anak muda, sementara pemasangan spanduk dan brosur di tempat-tempat strategis bisa menjangkau khalayak yang lebih luas.

Selain itu, panitia juga bisa menjalin kerja sama dengan komunitas literasi, sekolah, dan kampus untuk mendatangkan pengunjung. Mengundang penulis terkenal untuk berbicara dalam acara juga bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Pameran Buku yang Lebih Baik

Pameran buku adalah ajang yang sangat dinantikan oleh pecinta literasi. Namun, tanpa persiapan yang matang, acara ini bisa menjadi sepi dan mengecewakan bagi semua pihak, baik pengunjung maupun peserta pameran.

Panitia EO harus lebih jeli dalam memilih waktu dan lokasi, memastikan kenyamanan tempat, serta menggencarkan promosi agar acara tetap ramai meskipun di musim hujan. Dengan perencanaan yang baik, saya yakin pameran buku bisa sukses besar, tak peduli bulan dan cuaca apa pun.

Salam buku dari Sang Petualang Pameran Buku. (Didin Tulus).

***

Judul: Catatan Didin Tulus: Merancang Pameran Buku yang Nyaman di Musim Hujan
Penulis: Didin Tulus, sang Petualang Pameran Buku
Editor: Jumari Haryadi

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *