ArtikelBelajar MenulisBerita Jabar NewsLiterasi

Belajar Menulis Bersama J.Haryadi: Memengaruhi atau Mempengaruhi? Bongkar Kebiasaan Salah Kaprah dalam Penulisan Bahasa Indonesia

BERITA JABAR NEWS (BJN), Rubrik OPINI, Kamis (22/08/2024) – Artikel bertajuk “Belajar Menulis Bersama J.Haryadi: Memengaruhi atau Mempengaruhi? Bongkar Kebiasaan Salah Kaprah dalam Penulisan Bahasa Indonesia”  ini adalah karya tulis Jumari Haryadi atau biasa disingkat “J.Haryadi”. Dia berprofesi sebagai penulis, editor, konten kreator, dan pengusaha media. Saat ini dia mengelola media online PRATAMA MEDIA NEWS (PMN) dan BERITA JABAR NEWS (BJN).

Bahasa Indonesia memiliki aturan penulisan yang kadang membingungkan, terutama ketika berbicara tentang kata-kata yang berawalan imbuhan “me-” dan “mem-“. Salah satu kesalahan umum yang sering dijumpai dalam penggunaan bahasa Indonesia adalah penulisan kata “memengaruhi” dan “mempengaruhi”. Pertanyaannya, mana yang benar? Apakah keduanya dapat digunakan secara bergantian atau ada aturan yang mengharuskan kita memilih salah satunya?

Wanita muslimah
Ilustrasi: Seorang wanita muda muslimah sedang menulis di ruang kerjanya yang asri – (Sumber: Arie/BJN)

Memengaruhi: Bentuk yang Baku dan Benar

Dalam kaidah bahasa Indonesia yang diatur oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), kata yang benar dan baku adalah “memengaruhi”, bukan “mempengaruhi”. Kata tersebut berasal dari kata dasar “pengaruh” yang mendapatkan imbuhan “me-” menjadi “memengaruhi”. Aturan yang berlaku adalah sebagai berikut:

  • Jika sebuah kata dasar dimulai dengan huruf vokal atau konsonan seperti “p”, “k”, “s”, “t” maka imbuhan “me-” akan berubah menjadi “mem-“, “men-“, “meng-“, atau “meny-” tergantung huruf awal dari kata dasar tersebut.
  • Dalam kasus kata “pengaruh”, meskipun huruf awalnya adalah “p” karena ada aturan tertentu yang berlaku, yaitu bahwa sebelum huruf “p” menjadi huruf “m”, vokal “e” akan tetap ada dan tidak dihilangkan. Ini berarti ketika kata dasar “pengaruh” diberi imbuhan “me-” seharusnya menjadi “memengaruhi”, bukan “mempengaruhi”. Perubahan “p” menjadi “m” adalah bagian dari proses morfologi bahasa Indonesia yang berfungsi untuk memudahkan pengucapan.
Wanita berhijab
Ilustrasi: Seorang wanita muslim sedang menulis di sebuah rumah mewah – (Sumber: Arie/BJN

Mempengaruhi: Bentuk yang Tidak Baku dan Salah Kaprah

Sementara itu, penulisan kata “mempengaruhi” adalah bentuk yang tidak baku. Bentuk ini sering kali muncul karena adanya salah kaprah dalam memahami aturan penambahan imbuhan “me-” pada kata yang dimulai dengan “p”. Kesalahan ini mungkin timbul karena adanya anggapan bahwa “p” dalam “pengaruh” tidak akan berubah menjadi “m” tanpa mempertimbangkan vokal yang mengikuti konsonan tersebut. Hal ini adalah kesalahpahaman yang perlu diluruskan.

Selain itu, banyak orang yang secara intuitif merasa bahwa “mempengaruhi” lebih mudah diucapkan atau lebih familiar di telinga sehingga secara tidak sadar memilih bentuk ini, padahal secara kaidah, penggunaan kata “mempengaruhi” adalah salah dan tidak sesuai dengan standar bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Baca juga: Belajar Menulis Bersama J.Haryadi: Kerjasama atau Kerja Sama? Bongkar Kesalahan Penulisan yang Sering Anda Lakukan

Baca juga: Belajar Menulis Bersama J.Haryadi: “Tanah Air” atau “tanah air”? Mengungkap Fakta di Balik Penggunaan Huruf Kapital yang Sering Keliru

Contoh Kata Sejenis dengan Aturan yang Sama

Untuk memahami lebih jauh, mari kita lihat beberapa contoh kata lain yang memiliki aturan serupa dengan “memengaruhi”:

  1. Memotivasi: Kata dasar “motivasi” mendapatkan imbuhan “me-” menjadi “memotivasi“. Aturan yang sama berlaku, di mana huruf “m” tidak mengalami perubahan karena mengikuti vokal “o”.
  2. Mempesona: Sering kali orang keliru menulis “mempesona”, padahal yang benar adalah “memesona”. Kata dasar “pesona” ketika mendapatkan imbuhan “me-” seharusnya menjadi “memesona”, bukan “mempesona”, karena aturan perubahan konsonan yang mengikuti vokal tetap harus diterapkan.
  3. Menyukai: Dari kata dasar “suka”, imbuhan “me-” berubah menjadi “meny-” karena huruf awalnya “s” berubah menjadi “ny” saat mendapatkan imbuhan “me-“. Tidak ada bentuk lain yang sah seperti “mensukai”.
  4. Mengelola: Kata dasar “kelola” ketika diberi imbuhan “me-” menjadi “mengelola”, mengikuti aturan bahwa “k” berubah menjadi “ng” ketika diawali oleh imbuhan “me-“.

Mengapa Kesalahan Ini Banyak Terjadi?

Kesalahan dalam penulisan seperti “mempengaruhi” sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap kaidah morfologi dalam bahasa Indonesia. Selain itu, kesalahan ini mungkin juga disebabkan oleh:

  1. Kebiasaan dan Pengucapan Sehari-hari: Banyak orang yang lebih terbiasa mengucapkan “mempengaruhi” karena terdengar lebih natural bagi mereka. Ini mengakibatkan penulisan yang salah secara tidak disadari menjadi umum.
  2. Kurangnya Paparan terhadap Aturan yang Benar: Sering kali, aturan morfologi dan ejaan tidak diajarkan secara mendalam, sehingga banyak penutur bahasa Indonesia yang kurang memahami peraturan dasar ini.
  3. Pengaruh Bahasa Lain: Dalam beberapa kasus, pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing dapat menyebabkan variasi pengucapan yang akhirnya mempengaruhi penulisan. Misalnya, bahasa daerah tertentu mungkin memiliki aturan pengucapan yang berbeda, yang kemudian terbawa dalam penulisan bahasa Indonesia.

Pentingnya Menggunakan Bentuk yang Baku

Memahami dan menggunakan bentuk kata yang baku adalah penting dalam menjaga kualitas bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa adalah alat komunikasi yang utama, dan kesalahan dalam penggunaan kata-kata dapat mengganggu pemahaman atau bahkan menimbulkan kesalahpahaman.

Jumari Haryadi alias J.Haryadi
J. Haryadi, penulis – (Sumber: Arie/BJN)

Dalam konteks formal, seperti penulisan akademik, jurnalistik atau komunikasi resmi, penggunaan kata yang tidak baku dapat mengurangi kredibilitas tulisan dan penulisnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu merujuk pada PUEBI atau kamus bahasa Indonesia resmi ketika ragu mengenai bentuk penulisan yang benar.

Dengan memahami kaidah penulisan yang benar, kita dapat menjaga keaslian dan keindahan bahasa Indonesia, sekaligus memastikan komunikasi yang efektif dan jelas dalam setiap tulisan yang kita buat.

Mari kita bersama-sama meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar, dimulai dari hal-hal kecil seperti penulisan kata “memengaruhi”. (J.Haryadi).

***

Judul: Belajar Menulis Bersama J.Haryadi: Memengaruhi atau Mempengaruhi? Bongkar Kebiasaan Salah Kaprah dalam Penulisan Bahasa Indonesia

Penulis: J. Haryadi (penulis, editor, konten kreator, dan pengusaha media)

Editor: JHK

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *