ArtikelBerita Jabar NewsBJNFeature

Alifa Mahira: Menyulam Cerita, Merajut Identitas Lewat Play With Pattero

BERITA JABAR NEWS (BJN), Kolom OPINI, Sabtu (28/06/2025) – Artikel berjudul “Alifa Mahira: Menyulam Cerita, Merajut Identitas Lewat Play With Patteroini ditulis oleh Iren Puspita Dewi, Mahasiswi Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama (FDKV UTAMA) Bandung.

Dunia fesyen lokal kini dipenuhi warna, tekstur, dan semangat yang lebih berani berkat kehadiran brand. Play With Pattero—sebuah label fashion yang dikenal lewat knitwear-nya yang playful, quirky, dan menyuarakan ekspresi diri. Di balik brand ini, ada sosok muda bernama Alifa Mahira, co-founder yang memulai segalanya dari kain warna-warni dan mimpi sederhana di masa kuliahnya.

Saya mengenal Alifa Mahira pertama kali bukan sebagai figur publik, tapi sebagai sesama mahasiswa seni dan desain yang memiliki passion kuat dalam mengomunikasikan nilai-nilai personal lewat medium visual. Ia merupakan mahasiswi Desain Produk Telkom University. Ketertarikannya pada dunia warna, tekstil, dan gaya hidup kreatif membawanya pada jalur unik yang kini dikenal banyak orang: merintis dan membesarkan Play with Pattero.

Salah satu produk brand "Play With Pattero" - (Sumber: Alifa Mahira)
Salah satu produk brand “Play With Pattero” – (Sumber: Alifa Mahira)

Play With Pattero lahir pada tahun 2018, ketika Alifa masih duduk di bangku kuliah. Seperti banyak anak muda kreatif lainnya, ia memulai semuanya dari skala kecil: eksperimen tekstil, coba-coba jualan kain tye dye, hingga memotong dan menjahit bahan sendiri di kamar kos.

“Saat itu, aku belum tahu brand ini akan seperti apa ke depannya. Tapi aku tahu, aku senang bermain dengan warna dan bentuk. Rasanya seperti menciptakan dunia kecilku sendiri,” ujar Alifa ketika saya wawancarai untuk tugas mata kuliah Komunikasi Publik ini.

Salah satu produk brand "Play With Pattero" - (Sumber: Alifa Mahira)
Salah satu produk brand “Play With Pattero” – (Sumber: Alifa Mahira)

Pada awalnya, Play with Pattero banyak menghadirkan produk handmade berbasis tekstil warna-warni yang menggambarkan semangat kebebasan dan eksplorasi visual. Namun, titik balik brand ini terjadi pada 2020, ketika Alifa mulai menyadari kecintaannya yang mendalam pada material rajut.

Pada 2020 menjadi fase penting dalam perjalanan brand ini. Pandemi yang memaksa semua orang untuk memperlambat ritme justru menjadi waktu refleksi bagi Alifa untuk meninjau ulang identitas visual dan misi personal dari Play With Pattero.

“Waktu itu aku mulai banyak eksplorasi rajut karena aku merasa material ini bisa lebih banyak ‘berbicara’. Teksturnya hidup, bentuknya fleksibel, dan prosesnya sangat personal. Sejak itu, aku mulai jatuh cinta pada knitwear,” ungkap Alifa.

Sejak saat itu, Play With Pattero perlahan-lahan mengubah wajahnya: dari tye dye ke dunia knitwear yang penuh karakter. Signature mereka adalah rajutan warna cerah, motif imajinatif, dan potongan yang tidak hanya wearable, tapi juga membangkitkan rasa percaya diri. Di sinilah komunikasi visual dari brand menjadi sangat kuat—tidak hanya menjual produk, tapi menyampaikan perasaan: bahwa menjadi diri sendiri adalah sesuatu yang menyenangkan.

Salah satu produk brand "Play With Pattero" - (Sumber: Alifa Mahira)
Salah satu produk brand “Play With Pattero” – (Sumber: Alifa Mahira)

Sebagai mahasiswa DKV yang mempelajari bagaimana sebuah pesan bisa tersampaikan secara efektif, saya melihat bahwa Alifa berhasil memanfaatkan pendekatan komunikasi publik yang kuat dalam membentuk Play With Pattero. Mulai dari tone of voice brand yang ceria, penggunaan media sosial yang konsisten dengan visual identitas, hingga keikutsertaan dalam berbagai pameran lokal seperti Semasa dan Brightspot— semuanya menjadi bagian dari strategi membangun hubungan emosional dengan audiens.

Play with Pattero tidak pernah membatasi dirinya hanya pada produk. Mereka membentuk komunitas, mengajak interaksi melalui campaign seperti “Pattero Playmates”, dan menjadikan pelanggan sebagai bagian dari cerita visual brand itu sendiri.

Kini, setelah lebih dari lima tahun berjalan, Play With Pattero telah tumbuh jauh dari awalnya. Jika dulu hanya menjual atasan atau aksesoris berbahan rajut, kini mereka telah berkembang menjadi brand fesyen lengkap dari kepala hingga kaki—mulai dari sweater rajut, outer, crop top, dress, hingga celana. Bahkan, sepatu handmade.

Semua koleksi tetap mempertahankan DNA yang kuat: fun, bold, yet personal. Perubahan dan pertumbuhan ini juga mencerminkan perkembangan Alifa sebagai pribadi dan kreator. Seiring bertambahnya usia, brand ini turut mengalami pendewasaan—tanpa kehilangan semangat eksploratif dan playful yang menjadi ciri khasnya.

Salah satu produk brand "Play With Pattero" - (Sumber: Alifa Mahira)
Salah satu produk brand “Play With Pattero” – (Sumber: Alifa Mahira)

Alifa Mahira membuktikan bahwa dunia desain bukan hanya tentang estetika, tapi juga soal menyampaikan pesan yang kuat. Dari sisi komunikasi publik, ia menjadi contoh nyata bagaimana brand lokal bisa tumbuh organik, berbasis nilai yang autentik, dan menciptakan hubungan dua arah dengan konsumennya.

Bagi saya pribadi, mengenal sosok Alifa dan brand Play With Pattero adalah pelajaran langsung tentang bagaimana membangun citra, identitas, dan komunikasi visual yang relevan di era digital ini. Di tengah arus cepat tren dan algoritma, Alifa justru memilih benang dan jarum—dan lewat itu, ia merajut ruang aman bagi siapa saja yang ingin bermain dan berekspresi. (Iren Puspita Dewi).

***

Judul: Alifa Mahira: Menyulam Cerita, Merajut Identitas Lewat Play With Pattero
Penulis: Iren Puspita Dewi, Mahasiswi FDKV Universitas Widyatama Bandung
Editor: Jumari Haryadi

SEKILAS INFO:

Artikel ini ditulis oleh Iren Puspita Dewi, Mahasiswi Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama (FDKV UTAMA) Bandung untuk memenuhi tugas praktik Mata Kuliah Komunikasi Publik.  Tujuan tugas ini adalah mendidik mahasiswa agar mampu menulis feature dengan baik sehingga hasil tulisannya bisa menjadi konsumsi publik. Setiap tugas yang diberikan akan dinilai dari sisi pemilihan topik, tema, dan judul yang diusung, serta dari sisi teknik kepenulisannya.

***

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *