BeritaBerita Jabar NewsWisata

Masyarakat Desa Karyawangi Gelar Lokakarya dan Pelatihan Fotografi Wisata

Berita Jabar News (BJN), Kabupaten Bandung Barat, Minggu (23/09/2024) Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama (FDKV UTama)  melakukan kegiatan Konsolidasi Pengembangan Desa Wisata di Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kegiatan ini  merupakan rangkaian kegiatan  berupa Lokakarya Membangun Desa Wisata dan Javan Hawk Eagle Trail Edu Photo Camp 2024.

Bentuk Kolaborasi ini merupakan kelanjutan dari Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Widayatama Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Karyawangi, Sukawana, Parongpong. Usai melaksanakan pelatihan videografi Desa Wisata, UTama serta Program Studi Fotografi Universitas Pasundan, Javan Hawk Eagle Trail, Trek-11 Sukawana, Yayasan Puter Indonesia mengembangkan potensi Desa Wisata lewat  Lokakarya pemuda dan pengurus Desa Karyawangi, Parongpong.

Desa Karyawangi
Suasana Lokakarya Membangun Desa Wisata di Balai Desa Karyawangi, Kec. Parongpong, Kab. Bandung Barat – (Sumber: Rose/BJN)
Desa Karyawangi
Para narasumber Lokakarya Membangun Desa Wisata di Desa Karyawangi sedang menyampaikan materi pelatihannya – (Sumber: Rose/BJN)

Kegiatan ini bekerja sama langsung dengan Desa Karyawangi, Prodi Fotografi Universitas Pasundan, Javan Hawk Eagle Trail, Trail-11 Sukawana, Yayasan Puter Indonesia, Action on Poverty, US Forest Service, Karang Taruna Desa Karyawangi, dan Pokdarwis yang sudah terbentuk sebelumnya. Kegiatan diskusi dan fotografi ini dihadiri sebanyak 20 lebih peserta. Ini digelar selama dua hari yaitu sejak Sabtu (21/09/2024) sampai dengan Minggu (22/09/2024) di Balai Desa Karyawangi dan Perkemahan Trek-11 Sukawana.

Fasilitator Eruswandi Memberikan Penjelasan Mengenai Kelebihan dan Kekurangan yang didapati Masyarakat Desa Karyawangi dapat Disederhanakan Menjadi Cita-cita Bersama.
Fasilitator Eruswandi Memberikan Penjelasan Mengenai Kelebihan dan Kekurangan yang didapati Masyarakat Desa Karyawangi dapat Disederhanakan Menjadi Cita-cita Bersama – (Sumber: Rose/BJN)

Lokakarya Membangun Desa Karyawangi terselenggara di Sabtu (21/09/2024) pagi sampai petang. Narasumber diskusi Eruswandi, Fasilitator Perkembangan dan Pertanian Desa Wisata dari Yayasan Pendidikan hadir untuk mengisi acara ini. Tak lupa, Kepala Desa Karyawangi serta dosen pendamping Pokdarwis, Asep Deni Iskandar, M. Sn., atau Ade juga mengisi pertemuan penting ini. Kelompok Dosen dan Mahasiswa Program Studi Fotografi juga hadir dan mengisi diskusi interaktif tersebut.

Peserta dan Masyarakat Desa Karyawangi Berfoto Bersama Sebelum Malam Edu Photo Camp 2024
Peserta dan Masyarakat Desa Karyawangi Berfoto Bersama Sebelum Malam Edu Photo Camp 2024 – (Sumber: Rose/BJN)

Ade dan Eruswandi memaparkan segenap perangkat desa memerlukan beberapa perencanaan untuk pengembangan Desa Wisata Karyawangi kedepannya. Kegiatan ini digencarkan sebagai bentuk kerja sama forum RW, aparat desa, Karang Taruna, PKK, UMKM, dan Pokdarwis dalam menyambut program Wisata Desa tahun 2025 dan pemusatan kembali permasalahan/solusi dalam pengelolaan Desa Wisata setahun ke belakang.

“Alhamdulillah pada kesempatan kali ini, mungkin (kita) merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Kita juga akan mengerjakan kerjasama dengan berbagai pihak. Jangan sampai kita kalah dengan investor (yang lebih berada) di kawasan sekitar sini. Sudah saya buat kerjasama dengan PTPN VIII tentang pembukaan lahan wisata. Yang penting kita juga bergerak dengan disediakannya lahan untuk diurus Desa Karyawangi. Kita dapat permintaan warga juga untuk majukan wilayah Trek-11 ke arah Sukawana. Ini menjadi potensi kita untuk berkembang,” ungkap Kades Desa Karyawangi

Permintaan dari Kepala Desa Karyawangi dilanjutkan Ade dari UTama sekaligus Yayasan Puter. Potensi Pengembangan wilayah Desa Karyawangi secara keseluruhan ke depannya bisa dikelola Pokdarwis atau masyarakat sekitar secara mandiri. Pasalnya, ini sudah terancam dengan berbagai perusahaan swasta yang memberi tanah di sekitar Desa Karyawangi atau wilayah Kecamatan Parongpong sendiri.

“Kalau kami lihat, masyarakat di sini dapat memasarkan tempat-tempat wisata yang ada di sini. Potensi alamnya dan sumber daya manusia merupakan potensi dalam mengembangkan desa wisata yang dapat dikelola sendiri oleh masyarakatnya sendiri. Jangan sampai wisata daerah sendiri bergantung pada siapa yang punya duit (investor luar desa). Harapan dari pengurus Desa dan Pak Kades untuk membangun wisata desa dapat segera terwujud. Kegiatan ini menjadi titik awal dalam mengembangkan dan membangun Desa Wisata Karyawangi,” ungkap Ade sebagai perwakilan Yayasan Puter Indonesia.

Kajian Analisa SWOT dalam Pengembangan Wisata Desa

Eruswandi mengajak seluruh peserta dari berbagai kalangan terebut untuk menjabarkan secara detail permasalahan Desa dan kelebihan wisata yang sudah berjalan beberapa tahun terakhir. Desa Karyawangi dalam Kecamatan Parongpong merupakan desa dengan kepadatan rendah dan tanah yang subur. Tempat wisata di Desa Karyawangi diapit oleh beberapa wilayah Wisata, seperti Lembang Park  Zoo, Dusun Bambu, dan wisata villa lainnya. Wilayah ini berpotensi berkembang seperti halnya wilayah lain yang berada di kawasan Lembang.

“Ini menarik, Desa itu kadang tidak bisa dibaca potensinya dengan orang di desa tersebut. Kayak temen-temen saja karena sudah terbiasa (setiap hari berkegiatan), ya akhirnya menganggapnya biasa. Tapi akhirnya, kenapa orang luar yang bisa melihat potensi yang ada di desa sehingga banyak investor dan orang-orang (luar) yang membaca potensi tersebut,” ungkap Kang Rus, sapaan akrabnya.

Hasil Analisa SWOT dari 4 Kelompok Bagian-bagian SWOT Potensi dan Hambatan Desa Wisata Karyawangi
Hasil Analisa SWOT dari 4 Kelompok Bagian-bagian SWOT Potensi dan Hambatan Desa Wisata Karyawangi – (Sumber: Rose/BJN)

Kang Rus memberikan insight dari berbagai  sudut mengenai pembangunan Desa Wisata tergantung unsur kelebihan dan kekurangan potensi daerah. Peserta yang hadir dibagi menjadi empat kelompok untuk membuat analisa SWOT atau kekuatan (Strength), kekurangan (Weakness), peluang (Opportunity),  ancaman (Threat) dari berbagai aspek wisata desa yang ada.

Hasil Analisa SWOT ini mendapati potensi Desa Karyawangi dari hewan ternak sapi, kambing, dan kelinci bisa menjadi potensi pariwisata yang besar. Selain penghasil bunga dan kayu, Desa Karyawangi  ternyata memiliki potensi berupa kelompok kesenian dan sumber air jernih dari mata air yang berada di sekitar hutan di Gunung Tangkuban Perahu. Sayangnya, peserta Lokakarya masih mendapati sumber daya alam dan budaya ini kalah dengan kemampuan SDM-nya.

Hasil Analisa SWOT dari 4 Kelompok Bagian-bagian SWOT Potensi dan Hambatan Desa Wisata Karyawangi
Hasil Analisa SWOT dari 4 Kelompok Bagian-bagian SWOT Potensi dan Hambatan Desa Wisata Karyawangi – (Sumber: Rose/BJN)

Hal di atas diselesaikan dengan materi dan diskusi selanjutnya yaitu merancang harapan/cita-cita Desa Wisata yang ideal dari seluruh elemen desa yang hadir. Beberapa yang diinginkan penduduk sekitar umumnya adalah peningkatan fasilitas umum seperti jalan dan falisitas umum, seperti penerangan serta tanda palang jalan di sekitar objek wisata.

Materi SWOT ditutup dengan pembuatan paket wisata sesuai dengan potensi wilayah yang sudah dan akan dilaksanakan seperti festival seni budaya serta pengembangan kemping dengan fasilitas lengkap plus souvenir. Materi ini dilanjutkan di jalur Trek-11 Sukawana dengan pemberian materi dalam kegiatan Javan Hawk Eagle Trail Edu Photo Camp 2024 dengan pengajar dari Prodi Fotografi UNPAS.

Peserta sejumlah 20 diberikan waktu bebas untuk melihat kembali potensi wilayahnya terutama di Sukawana. Sabtu Malam (21/09/2024) peserta lokakarya diberikan materi Fotografi Objek Wisata dengan Gadget Smartphone  (HP) oleh Dosen Prodi Fotografi Universitas Pasundan, Rahmadi, S.Sn., M.Sn.; Harry Reynaldi, S.Sn., M.Pd., dan; Regina Octavia Ronald, S.Sn., M.Si.

Dosen Prodi Fotografi Universitas Pasundan Memberikan Materi Edu Photo Camp 2024 tentang Fotografi Potensi Wisata Daerah
Dosen Prodi Fotografi Universitas Pasundan Memberikan Materi Edu Photo Camp 2024 tentang Fotografi Potensi Wisata Daerah – (Sumber: Rose/BJN)

Hasil dari pelatihan langsung diimplikasikan pada Minggu pagi. Skill  fotografi yang didapatkan dari kegiatan diharapkan akan meningkatkan kemampuan branding, terutama untuk Karang Taruna Desa Karyawangi.

“Menarik ya, harusnya sih setiap desa ada diskusi model seperti ini karena memang Desa Wisata itu dimandatkan oleh pemerintah lewat payung hukum Bumdes atau Pokdarwis. Nah, diskusi-diksusi ini harus lebih intens supaya satu dapat perencanaan yang lebih matang dari stakeholder masyarakat, termasuk dengan desa itu sendiri,” Pungkas Kang Rus sebagai penggiat pertanian.

Belajar fotografi
Peserta Karang Taruna Mempraktikkan Hasil Materi Fotografi Wisata di Pemandangan Teh Sukawana – (Sumber: Rose/BJN)

Baginya, perencanaan program seperti ini dapat meningkatkan RKPDes, entah dijalankan atau tidak. Kegunaan pertemuan seperti ini dapat menjadi awal perencanaan untuk mengisi hal tersebut. Ia mengapresiasi hadil diksusi menarik dari peserta yang berasal dari kalangan remaja, bapak dan ibu PKK, dan pengurus Desa Karyawangi.

“Lebih intens saja diskusi-diskusi ke depannya. Kita ternyata kadang butuh orang luar untuk menstimulasi kreatifitas masyarakat. Orang lokal kadang tidak ngeh (paham) bahwa ada potensi, tapi ketika ada orang luar yang melihat potensi, mereka juga akhirnya paham. Itu yang didapat dari hasil diskusi tadi,” tutup Kang Rus. (RMD/BJN).

***

Judul: Masyarakat Desa Karyawangi Gelar Lokakarya dan Pelatihan Fotografi Wisata
Jurnalis: Rose Maradewi (RMD)
Editor: JHK

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *