ArtikelBerita Jabar NewsOpini

Jejak Luruh dalam Riak Zaman

BERITA JABAR NEWS (BJN) – Kolom OPINI/ARTIKEL, Minggu (25/08/2024) – Artikel berjudul “Jejak Luruh dalam Riak Zaman” ini merupakan sebuah opini karya Citra Nilakresna Dewi, seorang mahasiswi yang kini sedang mengejar gelar Master dalam Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan dengan fokus pada Penelitian Sains Terapan (Master’s degree in Business Development and Entrepreneurship with a focus on Applied Science Research) di Universitas Utrecht (Universiteit Utrecht), Belanda.

Seiring perjalanan bangsa, tak jarang kita mendengar suara-suara sumbang yang menggema di ruang publik. Suara-suara ini bukanlah suara orang-orang yang berdiri untuk membangun, melainkan mereka yang perlahan, tetapi pasti mencoba mengikis pondasi dasar yang telah dengan susah payah dibangun oleh para pendiri bangsa. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ─ yang dahulu menjadi benteng kokoh pengawal cita-cita kemerdekaan, kini tengah merintih di tengah derasnya arus perubahan yang sering kali tak berpijak pada nilai-nilai luhur bangsa.

Pancasila yang lahir dari hasil perenungan mendalam dan perjuangan panjang, bukan hanya sebuah susunan kata. Ia adalah wujud nyata dari harapan, doa, dan perjuangan bangsa yang ingin merdeka dari segala bentuk penindasan.

Ilustrasi: Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) - (Sumber: Arie/BJN)
Ilustrasi: Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) – (Sumber: Arie/BJN)

Nilai-nilai dalam Pancasila adalah cermin dari keragaman Indonesia, tempat di mana berbagai suku, agama, dan golongan hidup dalam harmoni. Namun, di zaman yang serba cepat ini, Pancasila sering kali hanya menjadi jargon tanpa makna, disebut-sebut tetapi tidak dilaksanakan dengan sepenuh hati.

UUD 1945 pun tak lepas dari guncangan. Konstitusi yang seharusnya menjadi pedoman utama dalam bernegara, acap kali diacak-acak demi kepentingan sesaat. Perubahan demi perubahan yang terjadi, seringkali lebih mementingkan kepentingan sekelompok kecil daripada kemaslahatan bangsa. Bagai perahu yang kehilangan arah, bangsa ini terkadang terasa terombang-ambing di lautan kebijakan yang tak menentu.

Budaya Indonesia
Ilustrasi: Bangsa Indonesia kaya dengan budayanya – (Sumber: Arie/BJN)

Namun, Pancasila dan UUD 1945 bukanlah sesuatu yang mudah goyah. Meskipun terombang-ambing, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya masih tetap menjadi pedoman bagi mereka yang benar-benar memahami maknanya.

Dalam setiap detik yang berlalu, Pancasila terus berbisik kepada anak bangsa untuk kembali kepada jati diri, untuk kembali mengingat bahwa Indonesia dibangun atas dasar persatuan, keadilan, dan kemanusiaan.

Dalam memoar ini, terukir sebuah pesan bagi kita semua: Pancasila dan UUD 1945 bukan sekadar dokumen sejarah, tetapi jiwa dan raga bangsa. Jika keduanya terluka maka luka itu akan dirasakan oleh seluruh rakyat. Oleh karena itu, sudah saatnya kita kembali merenung dan bertanya pada diri sendiri, apa yang telah kita lakukan untuk menjaga amanah luhur ini? Sudahkah kita benar-benar menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari? Sudahkah kita menjaga keutuhan UUD 1945 sebagai pedoman dalam bernegara?

Hari ini, Pancasila dan UUD 1945 mungkin tengah merintih. Namun, yakinlah di tangan kitalah nasib bangsa ini ditentukan. Hanya dengan kembali kepada nilai-nilai yang sejati, kita dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah, sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa. (Citra N.D.).

***

Judul: Jejak Luruh dalam Riak Zaman
Penulis: Citra Nilakresna Dewi
Editor: JHK

Sekilas tentang Penulis:

Citra Nilakresna Dewi, seorang gadis berusia 27 tahun yang saat ini sedang menempuh pendidikan S2 Business Development & Entrepreneurship di Utrecht University, Belanda. Ia memiliki hobi menulis, melukis, fotografi, musik, membaca, traveling, aktivitas sosial (positive impact), olahraga, dan refleksi diri.

Dunia bisnis bukanlah minat utama Citra sejak awal. Ia menemukan bahwa bidang ini menawarkan alat dan wawasan yang sangat berharga untuk mendukung hobi-hobi kreatifnya, seperti menulis, melukis, fotografi, dan musik. Oleh sebab itu, disela kesibukannya menuntut ilmu, ia sempatkan pula membangun bisnisnya dalam bidang pelatihan sumber daya manusia yang bernama Successshive.

Citra Nilakresna Dewi
Citra Nilakresna Dewi, penulis -(Sumber: Arie/BJN)

Seiring berjalannya waktu, Citra mulai melihat bagaimana bisnis dapat menjadi landasan yang kuat untuk mewujudkan setiap aspirasinya, serta membantu memadukan kecintaannya pada seni dengan strategi yang lebih terstruktur.

Sebagai seorang penulis freelance, Citra menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang telah dipelajarinya untuk memperkuat karya-karyanya. Dengan menggabungkan pendekatan analitis dari dunia bisnis dengan kecintaannya pada seni menulis, ia menemukan keseimbangan yang memungkinkannya bekerja lebih efisien sambil tetap menikmati setiap prosesnya.

Citra percaya bahwa setiap individu memiliki lebih dari satu keahlian dan keahlian-keahlian tersebut sering kali saling melengkapi dan memperkaya. Baginya, bisnis telah menjadi pendukung utama yang memungkinkan ia dapat mengekspresikan kreativitasnya secara lebih mendalam dan luas. Melalui hal inilah ia memberanikan diri untuk membagikan segelintir demi segelintir tulisan yang dibuatnya, berdasarkan pengalaman pribadi dan kompilasi pengalaman orang-orang yang telah ditemuinya.

Setiap pengalaman tersebut membawa pelajaran berharga dan Citra merasa bangga kepada mereka yang terus berjuang, serta mereka yang memberanikan diri untuk bangkit kembali, meski secara perlahan.

Bagi Citra, meski perjalanan ini masih panjang dan penuh tantangan, ia selalu menikmati setiap langkah yang ditempuhnya—dari pengalaman yang paling pahit hingga yang paling manis—dan terus belajar untuk menghargai setiap momen dalam proses ini.

***

Pelatihan Corporate Journalism
Pelatihan Corporate Journalism

Apa Itu Corporate Journalism

Corporate journalism adalah jenis jurnalisme yang terutama melayani kepentingan perusahaan, organisasi atau institusi. Ini melibatkan pembuatan dan penyebaran konten yang menguntungkan perusahaan/institusi, misalnya untuk tujuan membangun merek, produk, atau layanan mereka.

Corporate journalism biasanya dihasilkan oleh tim komunikasi perusahaan/institusi, mencakup misalnya siaran pers, artikel blog, video, foto, dan berbagai bentuk konten lainnya yang disebarkan melalui saluran media milik perusahaan atau mitra media.

Berbeda dengan jurnalisme tradisional yang berusaha objektif dan tidak berpihak, maka corporate journalism lebih berfokus pada pesan dan citra yang ingin dibentuk oleh perusahaan/institusi.

Meski memang beberapa perusahaan/institusi tetap berusaha membuat konten yang bernilai informatif dan bermutu bagi audiens mereka untuk menjaga kredibilitas dan engagement.

Di era digital saat ini, hampir setiap perusahaan memiliki beragam media (print ataupun digital), baik untuk karyawan, pelanggan, publik, atau pemangku kepentingan lainnya.

Media perusahaan ini berfungsi sebagai saluran penting untuk menyampaikan pesan, mempromosikan budaya perusahaan, dan membangun hubungan yang kuat dengan berbagai audiens.

Sayangnya, banyak perusahaan & institusi yang belum memanfaatkan potensi penuh dari media mereka, dengan konten-konten yang dihasilkan terkesan apa adanya dan kurang menarik.

Tentunya dengan menerapkan konsep-konsep “corporate journalism” akan dapat memberi nilai tambah tinggi pada kualitas konten-konten media perusahaan/institusi.  Melalui pelatihan inilah, para peserta akan dilatih agar mampu menghasilkan konten-konten bermutu bagi media perusahaan/institusi mereka.

Info lebih lanjut, silakan klik tautan ini: Pelatihan Corporate Journalism

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *