ArtikelBerita Jabar NewsSastra

Kenangan Singkat Bersama sang Penyair, Joko Pinurbo

BERITA JABAR NEWS (BJN), Jumat (03/05/2024) – Artikel berjudul “Kenangan Singkat Bersama sang Penyair, Joko Pinurboini merupakan karya original dari Neneng Salbiah yang merupakan seorang tenaga pendidik non formal, kreator digital, dan aktivis sosial di bidang sikotropika.

Langit pagi terbungkus mendung dan sendu menyatu sempurna dengan udara. Sedih bergelayut di setiap awan yang berarak. Aku terpaku. Diamku mejeruji, mulutku terasa terkunci. Kembali kupandang ponsel dalam genggaman. Sebuah berita duka.

Ada perih di sini. Mengingat kenangan lama. Tanpa terasa mata ini basah dengan air yang menghangat. Siluet kenangan melayang dalam ingatan beberapa tahun silam.

Joko Pinurbo (1962-2024)
Joko Pinurbo (1962-2024) – (Sumber: Kompas.id)

Aku tidak terlalu mengenalnya. Hanya sepintas lalu pernah bertemu. Seorang penyair bertubuh kurus dengan tutur bahasa yang sangat halus. Seorang sastrawan yang begitu bangga dan mencintai bahasa Indonesia.

“Karena hanya bahasa Indonesia yang saya kuasai,” tutur sang Penyair kala itu.

Aku bukan penyair atau pun penulis dengan banyak karya. Aku hanya seorang yang tertarik dengan dunia kepenulisan, penyuka bahasa sastra untuk mengungkapkan sebuah rasa dan perasaan.

Pertemuanku dengan sang Penyair waktu itu terjadi atas ajakan seorang teman hingga akhirnya Pulau Dewata menjadi saksi bahwa diri ini pernah diberi kesempatan berdiskusi tentang dunia literasi, tentang berita, fiksi, dan puisi degan sastrawan kebanggaan negeri ini.

Perjumpaan kami yang hanya sepintas bayang. Namun, menyisakan sebuah kenangan. Sang Penyair tidak akan pernah mengingat, apalagi mengenalku. Siapa aku?  Jujur aku pun tidak tahu jika beliau penyair hebat. Namun, kalimat yang pernah beliau ucapkan masih terngiang dalam ingatan.

“Salam. Pak, saya dari Bogor, tapi saat ini saya tinggal di Singaraja,” ucapku sambil menghampiri beliau seraya memperkenalkan diri karena saat itu kebetulan beliau sedang duduk sendiri dengan secangkir kopi.

“Oiya… monggo-monggo, silahkan duduk,” sambut beliau ramah.

buku karya almarhum Joko Pinurbo berjudul "Pacar Senja"
Salah satu buku karya almarhum Joko Pinurbo berjudul “Pacar Senja” – (Sumber: rosaruna.com)

“Pak, saya bukan penyair, bukan juga penulis. Hanya saja saya suka menulis. Saya suka dengan puisi-puisi, tapi saya tidak bisa menulis dengan bahasa yang indah,” ucapku malu-malu.

“Menulis puisi tidak selalu dengan bahasa indah. Keindahan puisi jika pesan dalam rasa itu dapat tersampaikan dengan alur yang apik,” ucap beliau.

“Tapi, sulit untuk belajar menulis ya pak?” Tanyaku pada beliau.

“Apa yang kita lihat itu berita. Apa yang kita rasakan itu puisi dan apa yang kita khayalkan itu fiksi. Kuncinya hanya itu tok! Dari situ kita bisa tahu hasil tulisan kita itu apa. Berita, puisi atau fiksi,” tutur beliau antusias.

Sebuah kenangan singkat yang sangat membekas. Kebanggaan untukku yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Ucapan seorang penyair dengan tampilan sedehana itu sudah membuat minsed-ku berubah total tentang kepenulisan. Sejak saat itu aku selalu merasa bisa! Aku pasti bisa menulis.

Mendung awan isyarat hujan, lumbung kenangan yang terus tersimpan menjadi sebuah kenangan dalam kerinduan.

Kini sang penyair telah kembali dalam pelukan semesta. Hidupmu abadi dalam sebuah karya dan kami hanya dapat memelukmu dalam doa.

Selamat jalan sang Penyair. (Neneng Salbiah).

***

Judul: “Kenangan Singkat Bersama sang Penyair, Joko Pinurbo
Penulis: Neneng Salbiah
Editor: JHK

Sekilas tentang penulis

Wanita kelahiran Bogor, 02 Juni 1978 bernama lengkap Neneng Salbiah ini aktif menulis artikel dan novel di berbagai platfoam. Ia biasa menggunakan nama “Violet Senja” sebagai nama pena dalam setiap karya fiksinya.

Ibu dari satu orang putri dan satu orang putra ini juga merupakan seorang tenaga pendidik non formal, kreator digital, dan aktivis sosial di bidang psikotropika. Ia berkeinginan untuk terus menulis sampai usia senja, seperti motto hidupnya “Hidup hanya sekali dan jangan biarkan menua tanpa arti”.

***

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *