ArtikelBerita Jabar NewsBJNBudayaOpini

Menghidupkan Teater di Sekolah: Investasi Budaya dan Karakter Bangsa

BERITA JABAR NEWS (BJN), Kolom OPINI, Rabu (30/07/2025) – Artikel berjudul “Menghidupkan Teater di Sekolah: Investasi Budaya dan Karakter Bangsa” ini merupakan karya original dari Yoyo C. Durachman, seorang penulis, pengarang, dosen,  sutradara, dan budayawan Cimahi. Saat ini aktif sebagai anggota Dewan Penasehat, Pakar, dan Pengawas (DP3) Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC).

Di tengah derasnya arus digital dan budaya populer yang mendominasi ruang-ruang keseharian generasi muda, kehadiran seni teater di lembaga pendidikan formal — baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi — menjadi semakin penting dan mendesak. Teater bukan hanya soal pentas dan peran, tetapi juga media pembelajaran yang menyeluruh untuk membentuk karakter, memperkaya wawasan budaya, dan menumbuhkan kepekaan sosial.

Pementasan Teater Masteci
Pementasan teater dalam rangka memperingati Hari Teater Se-Dunia yang diselenggarakan oleh Masteci pada Jumat (18/04/2025) di GOR Sangkuriang, Kota Cimahi – (Sumber: Yoyo C. Durachman)

Pertama, teater mengajarkan kerja sama dan empati. Dalam proses latihan, siswa belajar memahami sudut pandang karakter lain, berdialog, dan bekerja sama dalam kelompok yang heterogen. Nilai-nilai ini sangat relevan di era sekarang, ketika generasi muda justru kerap terjebak dalam ruang individualisme akibat budaya gawai dan media sosial.

Kedua, teater sebagai wahana ekspresi diri. Banyak siswa merasa sulit mengungkapkan gagasan dan perasaan secara verbal di ruang kelas. Teater memberi ruang bagi mereka untuk mengolah emosi, melatih keberanian tampil di depan publik, dan menyampaikan gagasan melalui medium seni yang lebih kreatif.

Ketiga, teater memperkuat identitas budaya. Pementasan naskah klasik maupun kontemporer dapat menjadi jembatan untuk mengenalkan tradisi lokal, sejarah, serta nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Di tengah globalisasi, upaya ini menjadi salah satu benteng untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan relevan.

Selain itu, teater juga membantu menumbuhkan keterampilan abad 21 yang penting, seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi. Sayangnya, pembinaan teater di banyak sekolah dan kampus masih belum menjadi prioritas. Bahkan, kerap bergantung pada inisiatif guru atau dosen yang memiliki minat pribadi.

Terkait dengan hal tersebut, pemerintah dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan perlu lebih serius melihat potensi besar teater sebagai bagian penting dari kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler. Penyediaan pelatihan guru, pendanaan kelompok teater sekolah, hingga pembentukan festival teater pelajar dan mahasiswa secara rutin adalah langkah konkret yang bisa dilakukan.

Pada akhirnya, membina teater di lembaga pendidikan bukan semata-mata soal mencetak calon aktor profesional. Lebih dari itu, ini adalah investasi budaya dan karakter bangsa.

Generasi muda yang tumbuh dengan seni teater akan menjadi insan yang lebih peka, kritis, komunikatif, dan punya kesadaran budaya yang kuat. Di tengah tantangan zaman, karakter semacam inilah yang kita butuhkan untuk membangun masa depan. (Yoyo C. Durachman)

***

Judul: Menghidupkan Teater di Sekolah: Investasi Budaya dan Karakter Bangsa”
Penulis: Yoyo C. Durachman
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas tentang Penulis

Yoyo C. Durachman
Yoyo C. Durachman, Penulis – (Sumber: J.Haryadi/BJN)

Yoyo C. Durachman adalah seorang seniman dan budayawan Cimahi yang multitalenta. Pria kelahiran Bandung, 21 September 1954 ini dikenal sebagai dosen, aktor, sutradara, penulis, pengarang, dan budayawan.

Selama karirnya dalam dunia teater, tidak kurang dari 30 pementasan telah dilakukan Yoyo dengan kapasitas sebagai sutradara, pemain, penata pentas, konsultan, dan pimpinan produksi. Naskah drama berjudul “Dunia Seolah-olah” adalah naskah drama yang ia tulis dan dibukukan bersama naskah drama lain milik Joko Kurnain, Benny Johanes, Adang Ismet, Arthur S. Nalan, dan Harris Sukristian.

Pensiunan dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini kini sering diundang sebagai juri maupun sebagai narasumber diberbagai kegiatan kebudayaan. Selain itu, Yoyo juga aktif sebagai anggota Dewan Penasehat, Pakar, dan Pengawas (DP3) Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC).

***

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *