Kuliner Indonesia di Belanda: Ketika Makanan Jadi Jembatan Budaya
BERITA JABAR NEWS (BJN) – Kolom OPINI, Selasa (15/07/2025) – Artikel berjudul “Kuliner Indonesia di Belanda: Ketika Makanan Jadi Jembatan Budaya” ini merupakan karya dari Citra Nilakresna Dewi, seorang warga Jawa Barat yang kini bermukim di Belanda.
Bukan rahasia lagi kalau makanan Indonesia telah lama menempati posisi istimewa di hati para diaspora. Namun, sekarang pesonanya sudah menembus jauh lebih luas—menyentuh lidah warga lokal Belanda, hingga wisatawan internasional yang sekadar singgah untuk mencari rasa rumah (meski rumahnya bukan di Indonesia).

Di negeri kincir angin yang penuh variasi kuliner dari seluruh penjuru dunia, restoran Indonesia justru menjadi salah satu tempat makan yang paling dicari, bukan hanya oleh orang Indonesia saja—justru banyak yang datang karena penasaran, lalu jatuh cinta pada suapan pertama rendang yang empuk atau aroma wangi nasi goreng yang menggoda.

Apa yang dulu terasa seperti makanan “eksklusif diaspora”, kini menjadi bagian dari arus utama. Makanan khas Indonesia bahkan telah menyelinap ke supermarket lokal hingga menjadi bagian dari menu bar dan restoran non-Indonesia. Dari sate ayam dengan sambal kacang yang creamy hingga lumpia goreng dan tempe mendoan yang kini mendapat spotlight baru.
Tidak hanya berhenti di situ—beberapa masakan khas daerah pun ikut mencuri perhatian. Empal Bali dan ikan bumbu Bali, misalnya, perlahan mulai dikenal sebagai sajian eksotis yang kaya rempah dan menarik minat pecinta kuliner lintas budaya. Dengan rasa gurih, sedikit pedas, dan aroma yang kuat, kedua menu ini menjadi salah satu jendela rasa Indonesia yang semakin terbuka luas di luar negeri.
Restaurant Batavia, Arnhem: Rasa Indonesia di Sudut Tenang Belanda
Di kota Arnhem yang tenang, berdiri sebuah restoran kecil bernama Restaurant Batavia—salah satu perwakilan rasa Nusantara yang autentik dan bersahaja. Tempat ini menawarkan pengalaman makan yang hangat dan penuh rasa, seperti sedang mampir ke rumah seorang kerabat yang pintar masak.

Menu andalannya? Sudah pasti Rendang, dimasak perlahan hingga dagingnya lembut dan bumbunya meresap. Lalu ada Gado-Gado, salad segar dengan saus kacang yang kaya rasa. Untuk pilihan lengkap, kamu bisa mencoba Nasi Rames—paket nasi dengan berbagai lauk yang bikin rindu kampung halaman. Selain itu, ada juga Soto Ayam, dengan kuah kuning yang harum, segar, dan hangat. Cocok dinikmati saat cuaca Belanda sedang mendung atau hujan.

Kalau kamu penggemar nasi goreng, Batavia juga punya banyak pilihan menarik. Mulai dari Nasi Goreng Jawa yang manis dan beraroma kecap, sampai Nasi Goreng Madura dengan bumbu ekstra pedas berisi udang dan daging disajikan dengan dua tusuk sate makasar, sayor lodeh, acar, dan krupuk. Masing-masing punya karakter yang berbeda, tapi tetap familiar di lidah siapa pun yang menyantapnya.

Tak ketinggalan, pilihan menu dari Bali seperti Empal Bali dan Ikan Bumbu Bali menambah keragaman rasa. Empalnya juicy dengan rasa gurih-manis yang khas, sementara ikan bumbunya pedas menggoda, mengingatkan pada masakan rumahan di Pulau Dewata.
Menariknya, pengunjung Batavia tidak hanya berasal dari komunitas Indonesia. Banyak warga lokal Belanda dan ekspat yang datang kembali—karena rasa yang ditawarkan tidak hanya enak, tapi juga sangat autentik, mirip dengan cita rasa makanan Nusantara di Indonesia. Padahal, di Belanda sendiri, rasa makanan khas Indonesia umumnya sudah mengalami sedikit penyesuaian—terutama soal tingkat kepedasan—agar sesuai dengan selera lokal.
Lebih dari Sekadar Makanan
Fenomena ini bukan sekadar tren sementara. Popularitas restoran Indonesia di Belanda mencerminkan bagaimana budaya bisa menjembatani banyak hal—terutama lewat rasa. Semakin banyak warga lokal Belanda yang mengenal makanan Indonesia, semakin banyak pula ruang untuk membuka dialog, berbagi cerita, dan memahami satu sama lain melalui sesuatu yang sangat mendasar: makanan.

Ada satu fakta menarik! Kita, sebagai orang Indonesia, sudah begitu lama tahu betapa berharganya cita rasa makanan nusantara. Kini, giliran dunia yang menyadarinya.
Karena Rasa Tak Pernah Bohong
Makanan punya cara yang jujur dalam bercerita. Dan cerita dari Indonesia—dengan segala rempah, sejarah, dan keramahtamahannya—kini bisa kamu temukan di berbagai kota di Belanda. Baik itu dalam sepiring nasi goreng sederhana di bar lokal, semangkuk soto hangat di hari hujan, empal Bali di restoran kecil Arnhem, atau ikan bumbu Bali yang disajikan dengan rasa yang tak kalah autentik dari versi aslinya di tanah air.

Jadi, kalau kamu sedang di Belanda, atau bahkan hanya mampir sebentar, sempatkanlah mencicipi cita rasa Indonesia yang tersebar di berbagai sudut kota. Siapa tahu, kamu bisa memperkenalkan lebih banyak lagi loh tentang Indonesia bukan hanya dari makanan saja, tapi juga kekayaan dari budaya kita yang ragam penuh tradisi.
***
Judul: Kuliner Indonesia di Belanda: Ketika Makanan Jadi Jembatan Budaya
Penulis: Citra Nilakresna Dewi
Editor: Jumari Haryadi
