Menuju Digitalisasi Transportasi, Pemkot Bandung Usulkan Angkot Pintar dengan Anggaran Rp150 Miliar
BERITA JABAR NEWS (BJN) – Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/06/2025) – Pemkot Bandung tengah mempersiapkan terobosan baru dalam sistem transportasi publik dengan menghadirkan angkutan kota (angkot) pintar berbasis teknologi menuju digitalisasi transportasi yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Rencana ini merupakan bagian dari upaya modernisasi layanan transportasi guna meningkatkan kenyamanan dan efisiensi mobilitas warga. Saat ini, Pemkot Bandung telah mulai merancang konsep operasional angkot pintar tersebut. Berbagai aspek tengah dikaji secara mendalam, mulai dari kebutuhan anggaran, penentuan rute strategis, hingga jumlah armada yang diperlukan agar layanan ini dapat menjangkau seluruh wilayah kota secara merata dan optimal.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan bahwa dalam menghadirkan layanan angkot pintar, Pemerintah Kota akan merevitalisasi angkot konvensional yang ada saat ini. Nantinya, angkot-angkot tersebut akan dikonversi menjadi moda transportasi yang terintegrasi dengan teknologi digital melalui penggunaan aplikasi.
“Angkot itu nantinya akan terkoneksi dengan aplikasi, punya layar informasi di dalam kendaraan dan bisa menjemput penumpang langsung di titik terdekat,” ucap Farhan di Balai Kota Bandung, Rabu (25/6/2025).
Farhan menjelaskan bahwa pada tahap awal implementasi, Pemerintah Kota Bandung menargetkan pembangunan 500 titik jemput di setiap wilayah kota. Titik-titik tersebut akan didistribusikan ke dalam tiga zona layanan utama, yakni Bandung Utara, Bandung Tenggara, dan Bandung Barat Daya, guna memastikan aksesibilitas transportasi yang merata bagi seluruh warga.
“Misalkan angkot rute Dago-Kebun Kalapa, nanti dibagi menjadi tiga wilayah. Nah si angkot itu hanya akan berputar-putar di daerah situ, jalurnya,” ujarnya.
Farhan mengungkapkan bahwa sistem pembayaran pada layanan angkot pintar ini tidak lagi menggunakan metode tunai, melainkan akan menerapkan sistem berlangganan. Melalui skema ini, penumpang cukup membayar biaya langganan sebesar Rp100 ribu per bulan dan dapat menikmati layanan transportasi tersebut tanpa batasan jumlah perjalanan.
“Sistemnya bukan potong per naik, tapi berdasarkan waktu. Jadi makin sering dipakai, makin efisien. Langganan sebulan, misalnya Rp100 ribu, dan itu berlaku seperti kartu bulanan,” kata Farhan.
Dengan biaya berlangganan tersebut, Farhan menyebutkan bahwa setiap armada angkot pintar akan dilengkapi berbagai fasilitas modern untuk menunjang kenyamanan penumpang. Fasilitas tersebut meliputi layar digital, koneksi Wi-Fi, sistem navigasi berbasis SIM card yang terhubung langsung dengan aplikasi, serta port pengisian daya untuk perangkat ponsel.
“Jangan sampai penumpang hanya andalkan handphone. Kita pasang layar di kendaraan. Jadi walau handphone rusak, info tetap bisa diakses,” ujarnya.
Farhan menjelaskan bahwa ketika layanan angkot pintar mulai beroperasi, penumpang cukup mengakses aplikasi khusus, kemudian memilih halte atau titik jemput terdekat. Setelah itu, angkot akan secara otomatis menuju lokasi tersebut untuk menjemput penumpang sesuai permintaan.
“Pengguna tinggal berdiri di halte khusus, buka aplikasi, dan angkot akan datang menjemput. Bisa satu orang, bisa beberapa orang di titik yang sama,” kata Farhan.
***
Judul: Menuju Digitalisasi Transportasi, Pemkot Bandung Usulkan Angkot Pintar dengan Anggaran Rp150 Miliar
Penulis & Editor: RAT