ArtikelBerita Jabar NewsBJNOpini

Demam KDM Bukti Krisis Kepemimpinan

BERITA JABAR (BJN), Kolom OPINI, Sabtu (17/05/2025) – Tulisan berjudul “Demam KDM Bukti Krisis Kepemimpinan” ini merupakan karya Mariska Lubis, seorang penulis berpengalaman yang pernah bekerja di berbagai  majalah nasional, di antaranya Femina Grup.

Indonesia sedang heboh dengan demam Kang Dedi Mulyadi alias KDM, Gubernur Jawa Barat yang juga oleh masyarakat Jawa Barat disebut sebagai “Bapak Aing”. Kontroversi kebijakan yang beliau terapkan, perdebatannya hingga soal bagaimana beliau selalu viral di media sosial, hampir setiap hari muncul di mana-mana.

Terlepas dari semua itu, fenomena demam KDM merupakan bukti nyata bahwa benarlah Indonesia mengalami krisis kepemimpinan. Begitu ada sosok yang muncul dengan hal-hal baru, tegas, dan merakyat, langsung menjadi pusat perhatian. Bahkan, sontak menjadi idola.

Mariska Lubis, Penulis - (Sumber: Instagram)
Mariska Lubis, Penulis – (Sumber: Instagram)

Sudah bukan cerita baru yang perlu diperdebatkan lagi, betapa jenuh dan muaknya rakyat Indonesia dengan segala janji-janji, perilaku, dan tipu-tipu yang dilakukan oleh para pejabat dan pemimpin. Pencitraan yang mengerahkan para buzzer dengan keahlian mereka menguasai media dan media sosial, seperti sudah “budaya umum” yang dianggap lumrah karena acap kali dilakukan terutama untuk mendapatkan eksistensi dan dukungan politik. Tidak sedikit yang merasa tertipu dan kecewa sehingga pada akhirnya membuat rakyat menjadi apatis terhadap mereka.  Rakyat kehilangan kepercayaan.

Ketika KDM muncul dengan kepiawaiannya di dalam berkomunikasi ditambah cara beliau menghadapi masalah secara langsung dan terjun ke masyarakat, meskipun sebenarnya tidak semua adalah hal baru, seperti membantu rakyat kecil. Namun, itu semua mampu membuat rakyat seketika terkesima. Bahkan, barangkali membuat banyak pemimpin dan pejabat lain merasa tersaingi atau “kalah” sehingga menimbulkan banyak perdebatan. Contohnya seperti mengirim anak bermasalah ke barak militer, tidak sedikit yang mendukung, ada banyak pula yang mengecam.

Selama ini, masyarakat sudah gemas dengan perilaku generasi muda yang tidak terkendali. Tawuran, narkoba, alkohol, seks bebas, tidak patuh dan tidak hormat pada orang tua, menjadi masalah yang terus dikeluhkan oleh para orang tua. Lebih parahnya lagi, dukungan dan promosi soal “Hak anak” dengan segala unsur psikologisnya, terus digaungkan tanpa diimbangi soal “Kewajiban anak”.

Sosok yang disegani, diidolakan, dijadikan contoh, dan ditiru pun kebanyakan dari kalangan selebriti, jarang sekali ada tokoh pemimpin yang demikian. Mereka tidak yakin dan tidak percaya lagi dengan para pemimpin dan pejabat yang ada, apalagi setiap hari ada saja berita soal koruptor dan kelakuan buruk para pemimpin dan pejabat.  Tidak heran bila kemudian generasi muda ini pun menjadi semakin bermasalah.

KDM bisa saja dianggap sebagai sosok yang “menakutkan” karena banyak anak-anak yang menjadi “menurut” begitu ditunjukkan video beliau oleh orang tua mereka. Mungkin saja banyak orang tua yang menggunakan “KDM” sebagai “ancaman” agar anak mereka menurut. Lucunya, ada pula suami yang melaporkan istrinya, atau sebaliknya, istri yang melaporkan suaminya ke KDM melalui media sosial. Sampai-sampai, bisa dibilang, “Sedikit-sedikit KDM!” bila ada masalah.

Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat – (Sumber: Tibun Jabar/Mega Nugraha, Oleah Digital: BJN)

Banyak juga yang bertanya-tanya, sebenarnya apa tujuan dari KDM dan siapa yang ada di balik layar. Ada pula yang masih pesimis karena menilai bahwa KDM tidak berbeda dengan yang sosok-sosok sebelumnya, “Pencitraan”. Teori-teori konspirasi pun tidak bisa dihindari dan memperkuat bukti bahwa Indonesia memang mengalami krisis kepemimpinan.

Bila ditinjau secara sosial politik, sebenarnya hal ini menjadi sebuah keprihatinan mendalam yang perlu diperhatikan dan dicermati. Terlepas dari segala kontroversi yang ada, KDM menjadi tokoh pemimpin yang diharapkan oleh banyak masyarakat Indonesia.

Semestinya hal tersebut tidak perlu terjadi, bila ada banyak pemimpin dan pejabat Indonesia yang benar bisa menjadi panutan. Tidak hanya banyak bicara, banyak kritik, banyak janji, banyak cerita, ingin dihormati dan dihargai, tetapi benar-benar mampu memberikan bukti nyata secara langsung dengan tegas bertanggung jawab serta berani dalam menyelesaikan masalah.

Sudah bukan lagi waktunya untuk “berwacana”, berdebat tanpa solusi, banyak berteori dengan segala alasan-alasan. Saat ini, Indonesia benar-benar butuh sosok pemimpin yang bisa menjadi panutan, dihornati, disegani, dan dihargai rakyat. Sungguh memalukan, bila sebuah negara yang berkebudayaan tinggi, masih harus berhadapan dengan masalah krisis kepemimpinan. (Mariska Lubis).

***

Judul: Demam KDM Bukti Krisis Kepemimpinan
Kontributor: Mariska Lubis
Editor: JHK

Sekilas tentang penulis

Mariska Lubis adalah salah seorang tokoh literasi nasional yang sangat berpengalaman. Wanita kelahiran Bandung, 6 Agustus 1974 ini pernah bersekolah di TK-SDK Yahya, lalu meneruskan di SMPN 5 Bandung. Ketika kelas 3 SMP, ia pindah sekolah di SMPN 3 Manggarai, Jakarta dan lanjut ke SMAN 8 Jakarta.

Wanita yang pernah dijuluki blogger seks terpopuler oleh Grasindo (PT Gramedia Widiasarana Indonesia) ini melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Trisakti pada 1992 dengan mengambil Jurusan Ekonomi dan lulus pada 1996. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke Sydney, Australia dengan mengambil Jurusan International Studies dengan topik utamanya Politik Asia Tenggara.

Selain menulis dan membaca, Mariska memiliki  hobi melukis, travel, dan fotografi. Ia pernah menerbitkan lima buah buku yaitu buku berjudul “Wahai Pemimpin Bangsa! Belajar Dari Seks, Dong!”, “Ayahku Inspirasiku”, “Seni, Politik, & Perjuangan”, “Gelegar Suara Kalbu”, dan “Mewarnai Gambar Puisi Mariska”.

***

Boot Camp
Advertorial
Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *