Membaca FEBRI SATRIA YAZID: Pengembaraan Pena dan Jiwa
BERITA JABAR (BJN), Rubrik OPINI, Sabtu (08/03/2025) – Esai berjudul “Membaca FEBRI SATRIA YAZID: Pengembaraan Pena dan Jiwa” ini adalah sebuah esai karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.
Febri Satria Yazid lahir pada 13 Februari 1967 di tengah keluarga yang memiliki kegemaran mendalam terhadap dunia tulis-menulis. Sejak dini, bakatnya dalam merangkai kata mulai terpancar, terutama saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Keahliannya menciptakan naskah pidato untuk lomba perayaan hari besar Islam berhasil mengantarnya menjadi pemenang dalam berbagai kompetisi. Pencapaian ini menjadi awal dari kisah panjang Febri di dunia literasi.
Ketika menempuh pendidikan di SMA antara 1983 hingga 1986, Febri menunjukkan komitmen yang lebih serius terhadap dunia kepenulisan dan organisasi. Ia bergabung dalam Kelompencapir (Kelompok Pembaca dan Pirsawan) ─ sebuah komunitas yang mendorong budaya literasi di kalangan siswa.

Dengan kegigihan dan kemampuan menginspirasi rekan-rekannya, Febri membawa kelompoknya menjadi juara tingkat nasional dan menerima penghargaan langsung dari Menteri Penerangan saat itu, Bapak Harmoko. Tidak hanya itu, Febri juga memegang peran penting dalam organisasi sekolah, menjabat sebagai Ketua OSIS pada masa SMP dan SMA. Perannya ini memperkuat keterampilannya dalam memimpin sekaligus mengasah naluri sosialnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi dan memasuki dunia kerja, semangat Febri untuk menulis tidak pernah surut. Ia terus melibatkan dirinya dalam isu-isu sosial, menuangkan pikirannya melalui artikel yang dikirimkan ke harian Andalas, serta menulis secara aktif di blog pribadinya di media sosial. Tulisan-tulisan Febri selalu memancarkan kedalaman analisis sekaligus keberpihakan kepada nilai-nilai kebaikan.
Dalam perjalanan panjangnya sebagai penulis, Febri telah menerbitkan sejumlah karya nonfiksi yang mendapat apresiasi luas dari pembaca. Buku-bukunya, seperti “Aura Positif”, “Merdeka dari Penjara Mental”, “Meramu Jiwa”, dan “Meretas Jalan di Tengah Kabut” menjadi cerminan bagaimana ia menginspirasi pembaca untuk menjalani hidup dengan kesadaran penuh. Semua buku tersebut diterbitkan di bawah naungan Arkais Creative—CV An-Nur Media.

Selain itu, Febri juga berkontribusi dalam buku antologi, seperti “Cerita Seru Anak Pertama” (2020) dan “Love My Mom” (2021) yang diterbitkan oleh Rejeki Baru. Dalam setiap karyanya, Febri menunjukkan kemampuan istimewa untuk menghubungkan ide-ide besar dengan cerita-cerita personal yang menggugah.
Tidak berhenti di sana, sejak akhir Juli 2023, Febri mengukuhkan dirinya sebagai seorang jurnalis di media online Pratama Media News. Peran barunya ini semakin memperkuat posisinya sebagai sosok yang berdedikasi terhadap dunia informasi dan literasi. Sebagai jurnalis, Febri memiliki platform yang lebih luas untuk membagikan perspektifnya, membawa isu-isu penting kepada khalayak, dan terus menginspirasi melalui karya-karyanya.
Febri Satria Yazid adalah bukti nyata bagaimana ketekunan, kegigihan, dan cinta terhadap tulisan dapat membawa seseorang melampaui batas-batas personal. Ia tidak hanya berkiprah sebagai penulis, tetapi juga sebagai pemimpin, inspirator, dan pemerhati sosial yang memberi warna bagi dunia literasi Indonesia.
Dengan jejak yang telah ditinggalkannya, Febri telah mengajarkan kepada kita bahwa menulis bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang merawat jiwa dan memberikan makna pada kehidupan. (Didin Tulus).
***
Judul: Membaca FEBRI SATRIA YAZID: Pengembaraan Pena dan Jiwa
Penulis: Didin Tulus, sang Petualang Pameran Buku
Editor: Jumari Haryadi