BeritaBerita Jabar NewsBJN

Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Bukan Organisasi Lansia

BERITA JABAR NEWS (BJN), Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/07/2025) – Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) sudah berkiprah sejak 1924. Oraganisasi ini menjadi wadah bagi para perempuan Katolik untuk berinteraksi, berkegiatan, dan berkotribusi dalam lingkup gereja, keluarga dan masyarakat.

Keberadaan WKRI dalam Paroki umumnya didominasi oleh para wanita dengan rentang usia antara 45 hingga 50 tahun ke atas. Fakta ini terkadang menjadi sesuatu yang kurang menarik bagi para wanita Katolik muda (20-40 tahun) untuk bergabung. Mereka menolak bergabung dengan WKRI dengan alasan membosankan dan tempat hanya tempat berkumpulnya orang-orang yang sudah lanjut usia (Lansia).

Ditemui disela-sela kegiatan Seminar Komunikasi Publik yang diselenggarakan WKRI Dewan Pimpinan Daerah Jawa Barat (DPD Jabar) pada Sabtu, 12 Juli 2025 di Aula Gereja Paulus Bandung, Friska (42) Pengurus WKRI Cabang Dayeuhkolot Bandung yang saat ini menjabat sebagai Bendahara II DPD Jabar menjelaskan bahwa di dalam organisasi WKRI batas usia minimal keanggotaan adalah usia 18 tahun dan tidak ada umur maksimal.

WKRI Dewan Pimpinan Daerah Jawa Barat (DPD Jabar)
Sesi wawancara dengan narasumber – (Sumber: Rose/BJN)

“Meski sudah lansia, mereka masih tetap bersemangat dan masih dapat berkegiatan. WKRI justru menjadi wadah kegiatan positif yang mendukung para lansia untuk tetap produktif. Begitu pula bagi para wanita katolik muda, WKRI sangat membutuhkan ide, energi, dan inspirasi kaum muda untuk keberlanjutan dan regenerasi WKRI di tahun mendatang,” ungkap Friska.

Menurut Friska, ide dan energi positif dari kaum muda ini diharapkan menjadi keunggulan, serta dapat memperkaya WKRI dalam pelayanannya, baik ide, ilmu maupun relasi yang terjalin. Terlebih lagi, keutamaan kegiatan WKRI justru pada kegiatan ke luar gereja. Hubungan antar Masyarakat majemuk akan lebih maksimal dengan bantuan energi dari kaum muda.

Hal serupa juga diungkapkan Jessica Novia (37) anggota muda Pengurus Bidang Pendidikan WKRI Cabang Waringin yang bergabung dengan WKRI pertama kali karena tertarik pada Paduan Suara WKRI di Parokinya. Menurutnya, WKRI bukan hanya sebagai organisasi yang melulu mengurusi soal konsumsi kegiatan saja, lebih dari itu, setiap kegiatan yang diadakan WKRI menjadi kegiatan yang bermanfaat, bukan hanya bagi para anggota tetapi juga bagi Masyarakat.

“Meski sebagian besar anggota WKRI adalah orang tua, tetapi dengan pengalaman mereka justru membuat kita bisa belajar hal baru. Ternyata bergabung dengan WKRI itu seru banget,” ujar Novia.

Novia berharap, dengan keikutsertaannya di WKRI, dirinya bisa menjadi contoh perempuan muda yang memberi manfaat dalam keanggotaan WKRI yang selama ini di cap sebagai organisasi khusus Lansia.

***

Catatan:

Berita ini merupakan hasil Seminar Komunikasi Publik yang dikelola oleh DPC WKRI Kelompok 1 dengan Struktur Redaksi sebagai berikut:

Kepala redaksi : Theresia Sugiyarti
Narasumber 1 : Friska
Narasumber 2 : Novia
Reporter 1 : Josephine
Reporter 2 : Tuti Aryanti
Perekam Video : Santi
Dokumentasi : Jessica & Athi & Rosita
Penulis Berita : Veronika

 

Judul: Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Bukan Organisasi Lansia
Kontributor: Theresia Sugiyarti
Editor: Rose Mariadewi

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *