Universitas Widyatama Dorong Pelestarian Budaya Lokal dan Ekonomi Kreatif melalui Eksplorasi Batik Tamarin Drupadi di Desa Cikurubuk
BERITA JABAR NEWS (BJN), Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (31/08/2025) – Universitas Widyatama kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelestarian budaya lokal dan penguatan ekonomi kreatif masyarakat melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Eksplorasi Motif Batik Tamarin Berbasis Filosofi Tokoh Wayang Golek Dewi Drupadi.” Program ini dilaksanakan di Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, dengan melibatkan dosen dan mahasiswa Program Studi Desain Grafis, Fakultas Desain Komunikasi Visual.
Kegiatan PKM di Desa Cikurubuk ini dipimpin oleh Dr. Ijah Hadijah selaku Ketua Tim, bersama dosen anggota Drs. Deden Maulana Anggakarti, Annisa Bela Pertiwi, dan Dr. Maman Wijaya. Program ini berlangsung pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2024/2025 dengan dukungan penuh masyarakat Desa Cikurubuk sebagai mitra utama.

Mengangkat Filosofi Dewi Drupadi
Batik Tamarin yang dikembangkan dalam program ini mengangkat filosofi tokoh wayang golek Dewi Drupadi. Dalam tradisi pewayangan Sunda, Dewi Drupadi digambarkan sebagai sosok perempuan yang cerdas, berani, setia, dan memiliki keteguhan hati. Nilai-nilai filosofis tersebut dinilai relevan untuk divisualisasikan dalam motif batik, sehingga menghasilkan produk yang tidak hanya indah secara estetis tetapi juga kaya makna budaya.
“Melalui pengembangan Batik Tamarin Drupadi, kami ingin menghadirkan batik yang memiliki ciri khas Sumedang sekaligus menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang sarat makna filosofis. Harapan kami, karya ini dapat memperkuat identitas budaya lokal serta memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa,” ujar Dr. Ijah Hadijah, Ketua Tim PKM Universitas Widyatama.
Partisipasi Aktif Masyarakat
Sejak tahap awal, tim PKM melakukan observasi lapangan, wawancara, dan pemetaan potensi lokal. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun Desa Cikurubuk belum memiliki tradisi membatik, masyarakat memiliki antusiasme tinggi untuk belajar. Mayoritas peserta pelatihan adalah perempuan desa yang tergabung dalam kelompok PKK.
Mereka dibekali keterampilan dasar membatik, mulai dari menggambar pola, proses pemalaman, pewarnaan, hingga pelorodan. Proses ini dilakukan secara partisipatif agar masyarakat dapat mengembangkan ide motif berdasarkan cerita dan filosofi lokal. Dari kegiatan ini telah lahir beberapa prototipe Batik Tamarin berbasis tokoh Dewi Drupadi.

Siti Fatimah, salah satu peserta pelatihan, menyampaikan kesan positifnya, “Kami sangat senang bisa belajar membatik. Awalnya hanya tahu batik dari luar daerah, sekarang kami bisa membuat batik dengan motif khas desa sendiri yang mengandung cerita dan filosofi.”
Pemanfaatan Teknologi dan Digitalisasi Promosi
Selain pelatihan keterampilan tradisional, tim PKM juga memperkenalkan teknologi tepat guna. Peserta diajarkan metode sederhana seperti penggunaan mixer untuk melarutkan malam, teknik efisiensi pewarnaan, serta pemanfaatan smartphone untuk dokumentasi produk.
Langkah ini diperkuat dengan pengenalan strategi promosi digital melalui media sosial, sehingga masyarakat tidak hanya mampu memproduksi batik, tetapi juga mulai memahami pentingnya branding, pengemasan produk, dan pemasaran digital.

“Pendekatan ini merupakan upaya agar batik yang dihasilkan masyarakat tidak hanya menjadi produk budaya, tetapi juga memiliki daya saing di pasar modern,” jelas Annisa Bela Pertiwi, anggota tim pengabdian.
Menuju Sentra Batik Khas Sumedang
Ke depan, Universitas Widyatama bersama masyarakat Desa Cikurubuk akan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Tamarin. KUB ini diharapkan menjadi wadah produksi, kolaborasi, dan inovasi masyarakat dalam mengembangkan batik secara berkelanjutan. Drs. Deden Maulana Anggakarti menambahkan, “Dengan adanya kelompok usaha, kegiatan ini tidak berhenti pada pelatihan semata, melainkan berkembang menjadi aktivitas ekonomi kreatif berbasis budaya yang mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.”
Dampak Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Program PKM Batik Tamarin Drupadi memberikan dampak ganda. Dari sisi budaya, kegiatan ini menghidupkan kembali nilai-nilai wayang golek Sunda yang mulai terpinggirkan. Dari sisi sosial, perempuan desa diberdayakan sebagai aktor utama dalam pelestarian budaya. Dari sisi ekonomi, masyarakat memiliki peluang usaha baru melalui produk batik khas yang berpotensi dipasarkan secara luas.
Dengan sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat, Desa Cikurubuk diharapkan dapat tumbuh sebagai sentra batik khas Sumedang yang memiliki daya saing tinggi, memperkuat identitas budaya lokal, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. (JHK)
***
Kontak Media:
Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Widyatama
Email: Ijah.hadijah@widyatama.ac.id
Telp/WA: 0823-2067-5034
Judul: Universitas Widyatama Dorong Pelestarian Budaya Lokal dan Ekonomi Kreatif melalui Eksplorasi Batik Tamarin Drupadi di Desa Cikurubuk
Jurnalis: JHK
Editor: Jumari Haryadi