Terjun ke Dunia Bisnis Buku: Memoar Seorang Pencinta Buku
BERITA JABAR NEWS (BJN) – Kolom OPINI – Artikel “Terjun ke Dunia Bisnis Buku: Memoar Seorang Pencinta Buku” karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku. Kini ia tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.
Terjun ke dunia bisnis buku bukanlah cita-citaku sejak awal. Semula, aku hanya seorang pencinta buku yang sering menghabiskan waktu di toko-toko buku di Kota Bandung, seperti Malka, Ultimus, Bacabaca, dan Tokobucil. Aku suka membaca, berdiskusi tentang buku, dan menghabiskan waktu di lingkungan yang penuh dengan aroma kertas dan tinta.
Suatu hari, aku memenangkan lomba menulis esai kebudayaan dan mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 300.000. Dengan uang itu, aku pergi ke pameran buku yang baru dibuka di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terletak di Jalan Tamansari Bandung.
Aku membeli banyak buku di Sabuga ITB dengan harga murah. Buku tersebut kemudian kutawarkan kepada dosen-dosen di kampusku dengan diskon 20 persen. Alhamdulillah, semua bukuku laku dan aku mendapatkan keuntungan yang lumayan.
Pengalaman pertamaku dalam dunia bisnis buku ini membuka mataku terhadap peluang yang ada. Aku mulai belajar tentang pembukuan dan cara membagi diskon dari seorang teman berinisial DM. Ia yang mengajakku berjualan buku di pameran kampus Widyatama. Di sana, aku mendapatkan kesempatan untuk berjualan di lapak yang selalu ramai dikerubuti mahasiswa, terutama saat acara bedah buku “Filosofi Kopi” karya penulis ternama Dee Lestari.
Perkenalan dengan distributor buku berinisial LB menjadi titik balik dalam perjalananku. Aku diajak berjualan di berbagai pameran buku di Tasikmalaya, Garut, dan berbagai kampus di Kota Bandung. Aku juga mendapat kesempatan menjaga stan buku di Malka, tempat di mana aku sering mengadakan diskusi dengan para penulis terkenal seperti Sapardi Djoko Damono dan Ramses.
Pengalaman ini mengantarku ke jenjang yang lebih tinggi. Aku mulai berjualan di stan buku di gedung Landmark Braga, sebuah tempat yang jauh lebih mewah dibandingkan dengan kampus-kampus sebelumnya. Omzetku pun meningkat drastis.
Jika berjualan di kampus rata-rata aku mendapatkan omzet Rp 500.000 per hari, di Landmark aku bisa mendapatkan minimal Rp 5 juta per hari. Dalam seminggu pameran, omzetku bisa mencapai Rp 40 juta, meskipun tentu saja aku harus mengeluarkan biaya untuk stan, makan, dan ongkos angkut buku.
Dunia bisnis buku telah mengajariku banyak hal. Aku belajar tentang bagaimana mencari peluang, menjalin hubungan dengan distributor dan penulis, dan melayani pelanggan. Aku juga belajar tentang suka duka berbisnis, seperti fluktuasi omzet dan risiko yang selalu ada.
Meskipun bukan cita-citaku sejak awal, dunia bisnis buku telah menjadi bagian dari hidupku. Aku menikmati setiap momennya, dari berburu buku murah di pameran hingga berdiskusi dengan para penulis ternama. Aku bersyukur atas kesempatan yang telah diberikan dan aku yakin bahwa masih banyak hal yang bisa aku pelajari di dunia ini. (Didin K.T.).
***
Judul: Terjun ke Dunia Bisnis Buku: Memoar Seorang Pencinta Buku
Penulis: Didin Kamayana Tulus, Penggiat Buku tinggal di Kota Cimahi.
Editor: JHK
Sekilas Info:
Bergabunglah dengan Mozi Design Institute, pusat keunggulan dalam desain grafis dan seni rupa, untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi Anda. Dengan tim ahli, portofolio inspiratif, dan layanan lengkap mulai dari desain grafis, seni digital, pengembangan website, hingga pendidikan dan pelatihan.
Mozi Design Institute siap membantu Anda menciptakan karya yang memukau dan berdampak. Kunjungi kami di mozidesigninstitute.art untuk memulai kerja sama dan mewujudkan visi kreatif Anda bersama kami.
Ayo kunjungi website kami di sini: Mozi Design Institute