Saat Nyamuk Kecil Mengguncang Negeri Besar
BERITA JABAR NEWS (BJN), Kolom Artikel/Opini, Jumat (22/08/2025) – Artikel/Opini berjudul “Saat Nyamuk Kecil Mengguncang Negeri Besar” merupakan karya tulis Ummu Fahhala, S. Pd., seorang Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi yang tinggal di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Suatu sore di sebuah kampung kecil di Jawa Barat, Rani duduk di beranda rumahnya. Angin lembap setelah hujan sore menampar wajahnya pelan. Ia menatap anaknya yang terbaring lemah di dipan bambu. Tubuh mungil itu panas, sendi-sendinya pegal, dan ia mengeluh tidak bisa berdiri.
“Bu… kenapa kaki Adi sakit sekali? Nyamuk itu nakal sekali ya, Bu…” bisik Adi dengan suara lirih.

Air mata Rani jatuh tanpa ia sadari. Ia tahu, anaknya terkena chikungunya, penyakit yang kini ramai diberitakan menyerang ribuan orang, terutama di Jawa Barat. Ia masih ingat berita pagi tadi. Suara penyiar televisi begitu jelas terngiang di telinganya.
“Kementerian Kesehatan mengingatkan, kasus suspek chikungunya melonjak tajam. Lebih dari enam ribu kasus terjadi di Jawa Barat, angka tertinggi dibaanding provinsi lainnya. Lonjakan ini sejalan dengan musim penghujan. Masyarakat diminta waspada,” ucap sang penyiar, mengutip pernyataan pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Rani menelan ludah. Hatinya makin ciut. Ia bertanya dalam hati, mengapa penyakit akibat gigitan nyamuk selalu kembali setiap tahun?
Nyamuk dan Luka yang Berulang
Sore itu, datanglah tetangga sekaligus sahabat lama Rani, Bu Fatimah. Ia membawa segelas air jahe hangat.
“Ran, sabar ya. Semua penyakit ada obatnya. Aku tadi baca juga, katanya di musim hujan, kasus suspek chikungunya makin banyak. Sama seperti DBD, penyebabnya sama, nyamuk, padahal sudah bertahun-tahun kita dengar imbauan 3M, tapi kok masih begini ya?” Kata Bu Fatimah sambil menghela napas panjang.
Rani menunduk sembari menjawab, “Iya, Bu. Rasanya seperti lingkaran yang tidak ada ujungnya. Tahun lalu tetangga kita kena DBD, sekarang chikungunya. Seolah hidup kita tidak pernah bebas dari cengkraman penyakit yang sama.”

Hati yang Bertanya, Sistem yang Perlu Jawaban
Dialog sederhana dua ibu itu menggambarkan kegelisahan banyak keluarga di negeri ini. Mereka bukan menolak kebijakan, bukan pula menentang imbauan. Mereka hanya merasa ada sesuatu yang lebih mendasar yang belum tersentuh.
Penyakit datang berulang. Nyawa terancam setiap musim hujan. Imbauan selalu sama, tapi solusi tuntas belum juga tampak. Seakan rakyat hanya diminta berjaga sendiri, sementara persoalan kesehatan mereka berjalan di tempat.
Di sinilah muncul pertanyaan besar: sampai kapan rakyat harus terjebak dalam siklus yang melelahkan ini?
Cahaya dari Perspektif Islam
Bu Fatimah menatap Rani dengan mata berbinar, “Ran, aku jadi ingat pelajaran di pengajian tempo hari. Dalam Islam, pemimpin itu bertanggung jawab penuh menjaga kesehatan rakyat. Rasulullah saw. bersabda, ‘Imam adalah pemelihara rakyatnya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.’ Bayangkan kalau negara benar-benar memegang prinsip itu, Ran. Pasti berbeda, bukan?”
Rani mengangguk perlahan. Hatinya hangat mendengar kata-kata itu. Ia membayangkan sebuah sistem yang bukan hanya memberi imbauan, tetapi juga menyiapkan air bersih, fasilitas kesehatan merata, obat gratis, riset canggih, dan edukasi berkelanjutan. Ia membayangkan negara yang hadir nyata dalam menjaga tubuh-tubuh mungil seperti anaknya.
“Kalau saja sistem itu ada,” gumam Rani, “mungkin anak-anak tidak perlu lagi menderita setiap kali musim hujan datang.”
Malam semakin larut. Adi mulai tertidur meski tubuhnya masih lemah. Rani menatap wajah anaknya dengan penuh kasih. Dalam hatinya, ia berdoa lirih: Ya Allah, lindungilah anak-anak kami. Berikanlah pemimpin yang benar-benar menjaga kami sebagaimana Rasul-Mu ajarkan. Jangan biarkan penyakit kecil dari nyamuk ini terus melumpuhkan negeri sebesar ini.
Penutup
Kisah Rani bukanlah satu-satunya. Ribuan keluarga lain merasakan hal serupa. Kasus chikungunya hanyalah satu contoh betapa rapuhnya jaminan kesehatan di negeri ini. Namun, di balik luka ada cahaya. Islam menawarkan solusi yang menyeluruh, bukan sekadar imbauan, tetapi jaminan nyata.
Mungkin sudah saatnya negeri ini belajar kembali, bahwa kesehatan rakyat adalah amanah besar yang harus dijaga sepenuh jiwa. Namun, di balik setiap demam seorang anak, tersimpan tanggung jawab besar sebuah peradaban.
***
Judul: Saat Nyamuk Kecil Mengguncang Negeri Besar
Penulis: Ummu Fahhala, S. Pd., Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi
Editor: JHK