BeritaBerita Jabar NewsBJNSastra

Pulo Lasman Simanjuntak: Sambut Hari Pahlawan 10 November 2025, Indonesia Memasuki Darurat Korupsi

BERITA JABAR NEWS (BJN), Jakarta, Senin  (10/11/2025) – Dalam rangka merayakan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November, salah satu penyair kawakan Indonesia, Pulo Lasman Simanjuntak  menyatakan bahwa Indonesia saat ini masih memasuki darurat korupsi. Hal itu diungkapkannya kepada awak media online “Berita Jabar News” (BJN) pada Senin (10/11/2025).

“Para Pahlawan telah berjuang dengan senjata dan tetesan air mata berdarah,” kata Lasman.

Menurut Lasman, sejak Sumpah Pemuda tahun 1928, Kemerdekaan Republik Indonesia  tahun 1945, sampai Hari Pahlawan 10 November  tahun 2025, negara kita yang kaya raya ini masih digerogoti para tikus-tikus koruptor yang dapat menghancurkan kehidupan bangsa dan negara republik pada masa depan.

“Pahlawan yang telah gugur dan mati sahid. Mereka berjuang demi kemerdekaan bangsa ini dari kaum penjajah. Mereka ingin masyarakat kita hidup makmur, tidak menderita akibat dirusak oleh koruptor. Lihatlah negaramu hari ini,” ujar penyair nasional ini dengan penuh semangat.

Dalam rangka memperingati hari bersejarah “10 Oktober” tersebut, Pulo Lasman Simanjuntak menyuarakan hati dan pikirannya melalui “Lima Sajak Pilihan”. Selamat menikmati karya sang penyair.

Indonesia Darurat Korupsi (Episode 1)

Indonesia darurat korupsi

Muntah darah sajakku,
di atas meja pengadilan,
bagian selatan negeri ini,
tertulis: enam puluh miliar rupiah,
dengan toga hukum keadilan,
buat membeli makanan,
kaum gelandangan jalanan,
makin kelaparan.

Indonesia darurat korupsi

Sejak bumi disikat rakus,
tikus-tikus berdasi hitam,
digerogoti republik ini,
senilai seribu tujuh ratus triliun rupiah,
maka tangisan kemelaratan,
memecah ombak lautan,
kecemasan,
sel penjara bukan lagi,
kuburan untuk kematian,
para bajingan tetap berdansa,
di atas tubuh penderitaan,
rakyat,
tak tenang lagi,
untuk bisa makan,
dengan dedaunan.

Indonesia darurat korupsi

Para bajingan rakus makan sampah,
senilai tujuh puluh sembilan miliar rupiah,
baunya sangat busuk,
menyebar sampai air mata,
tangisan darah liar,
kejam dan tak prikemanusiaan,
sampai kapan,
tiang negara akan dihancurkan,
ada amarah dan dendam.

Indonesia Darurat Korupsi (Episode 2)

Indonesia darurat korupsi

Dirampok dari minyak mentah,
perut bumi,
dinikmati keluarga,
oknum-oknum mafia migas,
tanpa pernah berhenti.

Indonesia darurat korupsi

Dengan mata nyala api,
seperti hama tikus bajingan,
dibakarnya mata uang,
senilai seratus sembilan puluh empat triliun rupiah,
dijarah dari peti mati,
milik para pendaki,
tata niaga impor minyak,
hasil korupsi,
beranak-pinak.

Indonesia darurat korupsi

Tinggal menghitung cahaya matahari,
investigasi penyidik selama ini,
hanya tertidur,
di atas gulungan karpet merah,
dijilat rezim-rezim keji,
tak suka deklamasi puisi,
selalu makan daging mentah,
busuk dan basi.

Indonesia darurat korupsi

Aku tetap sendiri,
masih berimajinasi,
berjuta kali didendangkan dalam hati,
pada jemari dan kaki negeri,
diinjak-injak oligarki energi,
dikendalikan hedonis,
hingga hari ini.

Siapa masih punya mesin-mesin abadi,
berjalan mundur untuk berbagi,
tetapi bukan,
hasil korupsi,
mengoplos antara kebenaran,
dan kepalsuan.

Tuan-tuan,
tak punya harga diri,
rakyat miskin makin menjadi-jadi.

Oh, kasihan Indonesiaku.

Indonesia Darurat Korupsi (Episode 3)

Indonesia darurat korupsi

Di depan gedung DPR/MPR,
hari ini,
diserukan satu suara rakyat:
bubarkan DPR RI!

Dari kejauhan,
aku masih,
mendendangkan parodi politik,
sambil menggendong matahari,
terkapar,
berlumuran darah.

Penderitaan dan kelaparan,
suka bersetubuh,
dengan pajak tinggi.

Indonesia darurat korupsi

Oi, mau dikemanakan republik  ini?
kibarkan terus bendera merah putih,
lalu sama-sama kita bertanya,
kepada ribuan langit hitam,
terpampang di depan mata,
orang-orang rakus dan pejabat munafik.

Mengapa terjadi korupsi lagi,
aku bertanya,
engkau harus menjawab,
sampai kapan,
berakhir semua,
mitos kejahatan luar biasa.

Sajakku Menulis Indonesia Makin Gelap

Sajakku menulis,
Indonesia makin gelap,
di depan cermin rakyat,
turun ke jalan,
bawa bendera hitam,
di tangan kanan,
akar kepahitan,
dilukis dalam hujan.

Lantaran kenaikan harga,
pangan,
kelangkaan gas buatan,
PHK serabutan,
jutaan orang,
kehilangan pekerjaan,
anak-anak tak lagi duduk tenang,
di bangku pendidikan.

Kelaparan mulai disampaikan,
lewat nyanyian,
anak-anak jalanan.

Anak-anak sekolahan,
dijanjikan makan siang,
bergizi tinggi,
sehat dan gratis,
meluncur dari mulut awan,
dibayar dengan uang,
dilunasi dengan utang.

Sajakku menulis,
Indonesia makin gelap,
dijual lautan,
digadaikan langit buatan.

Proyek mercusuar kembar,
disuntik koruptor,
mata duitan,
seribu tujuh ratus triliunan,
dengan hukuman cambuk liar,
paling ringan.

Mau dibawa kemana,
bila negaraku terpecah belah,
tanpa airmata,
menyemburkan darah,
di tanah belum merdeka.

Seratus hari hanya bisa didaki matahari,
dengan caci maki,
berulangkali pasti terjadi.

Cuci darahmu Indonesiaku,
dengan roh rendah hati,
untuk raih satu kata,
kemenangan abadi.

Sampai pada akhirnya,
perlahan tanpa ada ketahanan,
republik ini mati,
ditelan mulut bumi,
sakit hati.

Korupsi di Negeri Telapak Kaki

Korupsi di negeri telapak kaki,
sudah dibungkus,
jadi kejahatan ekonomi.

Luar biasa,
kerugian bangsa ini,
membuntingi kemiskinan,
menikam,
perut-perut busung lapar.

Meledak suara rakyat,
di gedung-gedung parlemen,
dan penjaga keamanan,
tanpa seragam,
tanpa senjata,
dibakar amarah,
gas air mata.

Penjarahan senantiasa,
diiringi koor nyanyian,
dibenturkan di media sosial.

Seratus triliun rupiah sepanjang tahun,
seribu triliun rupiah sepanjang sepuluh tahun,
dapat kenyangkan,
anak-anak jalanan.

Kami, atas nama rakyat tertindas,
masih setia bersedekah,
di bawah terik matahari.

Tubuhnya dilindas,
sampai tak.punya ibu jari,
menghisap darah sendiri,
untuk sepiring nasi,
dan sepotong ikan asin.

Hanya itu,
yang kami punya.

***

Judul: Pulo Lasman Simanjuntak: Sambut Hari Pahlawan 10 November 2025,  Indonesia Memasuki  Darurat Korupsi
Kontributor: P.L.S.
Editor: Jumari Haryadi

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *