CerpenLiterasi

Monica Si Wanita Misterius

Berita Jabar News (BJN) – Cerita pendek (cerpen) berjudul “Monica Si Wanita Misterius”  ini merupakan karya Sarkoro Doso Budiatmoko,  alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Iowa State University, Amerika Serikat. Cerpen ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul “Jumadi dan Si Wanita Misterius” yang diterbitkan di Pratama Media News.

Wanita itu berpakaian sederhana saja, disesuaikan untuk keperluan takziah dan menghadiri prosesi pemakaman seseorang yang dia kenal. Bergaun dan berkerudung warna gelap. Juga berkacamata dan memakai masker yang hampir menutupi separuh wajahnya.

Sosok misterius itu berdiri sendirian agak jauh dari liang lahat, tetapi tampak dengan khidmat mengikuti jalannya prosesi pemakaman jenazah Jumadi hingga selesai. Sejak awal tidak ada orang yang diajaknya ngobrol. Juga tidak ada orang yang mengajaknya ngobrol.

sosok wanita misterius
Ilustrasi: Sosok wanita misterius – (Sumber: pexels.com)

Kehadiran wanita satu ini benar-benar sebuah misteri. Dari dandanannya dan gerak-geriknya, kehadirannya seperti jaelangkung, tiba-tiba ada tanpa diundang. Sementara dari sudut pandang matanya, dia bisa dengan mudah tahu siapa saja dan apa saja yang terjadi di sekelilingnya.

Ketika satu-persatu para pengantar mulai pulang ke rumahnya masing-masing, si Wanita masih bertahan di tempatnya berdiri. Gerak tubuhnya seperti ada sesuatu yang ditunggu.

Sepeninggal para pengantar, gundukan tanah merah basah yang ditaburi bunga warna-warni dan ditandai dua batu nisan di kedua ujungnya menjadi terlihat jelas.

Di tepi gundukan makam, Darman dan Barto masih jongkok terpekur. Mereka berdua ingat pesan Abah sebelum meninggal, “Bila aku mati nanti, aku minta jadilah kalian berdua orang terakhir yang meninggalkan makamku.”

Pesan itu mereka patuhi. Mereka memang sangat patuh dan hormat pada almarhum Abah. Dialah yang telah membesarkan mereka sendirian sejak kecil hingga dewasa. Bahkan, sampai mereka bekerja di sebuah pabrik pengolahan kayu. Emaknya pergi meninggalkan mereka sejak kecil untuk menjadi TKW.

Bertahun-tahun si emak tidak pernah berkirim kabar. Beredar cerita, emak mereka kecantol lelaki lain sesama tenaga kerja migran. Sekarang dia entah hidup di mana tidak ada yang tahu, karena itulah kabar duka juga tidak bisa dikirim.

Darman dan Barto tidak bisa membayangkan seperti apa rupa emaknya. Kangennya pun sudah semakin menipis, apalagi ditambah rasa kehilangan Abah yang amat mendalam. Di benak mereka berdua tidak ada lain, hanya ada almarhum Abah.

Suasana di pemakaman
Ilustrasi: Suasana di pemakaman – (Sumber: pixabay.com)

Siang itu dalam keteduhan pohon-pohon kamboja dan keheningan suasana pemakaman, bibir Darman dan Barto terus berkomat-kamit berdoa sekuatnya, memohonkan ampun untuk almarhum Abah. Bagi mereka, Abah adalah seorang pendengar yang baik. Dia tidak seperti orang tua lain yang sok pintar menasehati anaknya setiap hari, setiap menit, dan setiap detik.

Begitu khusyuknya mereka berdoa, sampai-sampai terhenyak saat menyadari sudah tidak ada lagi suara orang ngobrol dan bunyi langkah kaki. Perlahan mereka berdua beranjak bangkit untuk pulang dari makam sebagai yang orang terakhir.

Namun, belum lagi kaki mereka berdua berdiri sempurna, mereka melihat masih ada satu orang pengantar yang belum pulang. Dia, si Wanita misterius itu. Dia masih berdiri beberapa depa di belakang mereka.

Darman dan Barto pelan-pelan kembali jongkok dan saling berpandangan.

“Siapa itu Man? Tampaknya lebih berduka dari kita” tanya Barto agak berbisik pada kakaknya.

“Aku gak tahu. Mungkin teman Abah,” jawab Darman.

Barto kembali mencoba memastikan ke kakaknya, “Kayaknya dia wanita yang kemarin nengok Abah tepat saat meninggal Man.”

“Aku juga berpikir begitu To. Siapa ya?” Kata Darman.

“Nah itu Man, kalau bukan siapa-siapa, ngapain dia ke RS dan sekarang ada di sini?” Barto masih dengan suara lirih setengah berbisik.

Darman menjadi bertambah penasaran.

“Iya bener To, tetangga kita saja ada yang tidak nengok ke RS dan sekarang juga tidak ngantar ke sini. Lah wanita itu siapa dan dari mana, kita gak tahu. Tahu-tahu dia ada di sini,” kata Darman.

Barto terdiam, sambil berpikir. Seingatnya, Abah tidak pernah cerita tentang sosok wanita lain selain Emaknya. Kalau wanita itu memang Emak, kenapa harus berperilaku seperti itu? Seperti seorang intel yang tidak mau ketahuan jati dirinya?

Barto masih berpikir, kalau dia benar seorang intel, apa salah kami? Teroris bukan, koruptor juga bukan, penjahat juga bukan, apalagi pemberontak.

Barto bertanya ke kakaknya dengan penuh selidik, “Man, apa itu Emak atau intel ya?”

Darman agak terkejut dan langsung merespon, “Huss…! Jangan sembrono gitu To.”

“Iya maaf, tapi kenapa sembrono?” Balas Barto pelan.

“Iya To, aku kaget saja mendengar omonganmu. Kalau dia intel, apa yang dia cari dari kita?” Sahut Darman lagi, “Kalau itu Emak, kenapa gak datang terang-terangan saja, tapi malah seperti sembunyi-sembunyi?”

“Mungkin karena Emak merasa bersalah, merasa malu dan takut. Orang yang merasa bersalah kan biasanya begitu Man,” timpal Barto.

Darman pun menyahut masih sambil berbisik, “Ah siapa bilang? Lihat itu di TV, koruptor yang jelas-jelas maling uang rakyat malah senyam-senyum dan melambaikan tangan persis kayak selebritis.”

“Dunia ini memang semakin aneh To,” tambah Darman.

“Ah, itu sih orang gila Man. Terus emang Emak koruptor Man?” Kata Barto.

“Iya To, Emak itu seorang koruptor kelas kakap,” jawab Darman.

Haaahhh, yang bener Man? Abah gak pernah ngomong gitu ke aku,” kata Barto penasaran.

Bener, Emak itu telah mengkorupsi perasaan, hati, dan masa depan kita  To,” sahut Darman.

Huufff….” lenguh Barto.

Ada perasaan tidak nyaman di hati Barto membicarakan Emak dan Abahnya di pemakaman.

“Man, gak enak ah ngomongin orang tua kita di sini. Jangan-jangan dari dalam sana Abah mendengarkan.” Ujar Barto lagi.

“Iya juga To, tapi itu wanita masih di sana. Kita jangan pergi dulu,” jawab Darman.

Dalam hati, Barto melanjutkan lamunannya, kalau ada wanita lain selain Emak, Abah pasti juga tidak akan cerita terus terang, apalagi dikenalkan. Pasti mereka ngumpet.

Tidak kuat menahan diri, Barto bertanya pada kakaknya, “Man, masak iya sih Abah selingkuh? Modalnya apa?”

“Gak tau To, aku juga tidak berpikir ke sana, apalagi kelihatannya wanita itu bukan wanita biasa seperti kita-kita ini kan? Pakaiannya bersih, tas tangannya bagus. Jangan-jangan juga pakai mobil sendiri. Masak mau sih sama Abah?” Jawab Darman.

“Tapi Man, kadang penampilan itu juga menipu mata,” timpal Barto, “Lihat saja di TV, kelihatannya bertampang alim, ternyata maling. Tampangnya kaya dan berharta, ternyata drakula penghisap darah rakyat.”

“Hehehe, bisa saja kamu To. Ada juga yang tampangnya manis, ternyata perbuatannya bengis ya?” Tambah Darman.

Bener Man, yang lebih ngenes tuh ada yang perilakunya halus dan mulus, tetapi ternyata penuh akal bulus, hatinya busuk,” ujar Barto.

Darman menambahi lagi, “Lebih berbahaya lagi itu orang yang mestinya melindungi, tetapi malah merundungi. Harusnya menjaga, mengarahkan, tetapi malah menjerumuskan.”

“Wah kalau itu sungguh-sungguh semprul Man,” kata Barto.

Khawatir ada tamu datang ke rumah duka, mereka bersiap pulang. Darman kemudian menengok ke belakang dan dilihatnya wanita misterius itu masih di sana. Sungguh membingungkan.

“Man, ayo kita datangi saja, siapapun dia. Kayaknya kalau kita tetap diam di sini dia juga akan diam saja di sana. Masak mau sampai malam di kuburan, Man,” kata Barto.

Darman berbisik pelan, “Tapi To, kalau ternyata dia mau nagih hutang ke Abah gimana dong? Kalau nagih hutang pasti jumlahnya besar. Kalau kecil, ngapain dia ke sini?”

Barto berbisik tidak kalah pelan, “Iya juga Man, tapi Abah hutang untuk apa ya?”

“Jangan-jangan untuk menghidupi kita To,” kata Darman.

Tidak mau terjebak dalam kebingungan dan kebuntuan misteri, Darman dan Barto memutuskan untuk mendatangi si wanita misterius itu.

Dalam bingungya, Darman sampai pada kesimpulannya sendiri, ternyata selain makhluk halus yang memang gaib dan penuh misteri, manusia juga makhluk yang banyak menyimpan misteri. Bayangkan saja, meskipun dia Abah kandung atau saudara kandung, hanya sedikit saja yang benar-benar kita ketahui tentang mereka, selebihnya adalah misteri.

Sambil melangkah berjalan mendekati si wanita itu, pikiran Darman terus melayang, Apalagi wanita yang belum aku kenal ini. Misterius sekali, mungkin intel, selingkuhan Abah, penagih hutang, atau apa aku tak tahu.

Setelah beberapa langkah, sampailah dua jejaka ini di depan si wanita. Darman memperkenalkan dirinya dan adiknya, disusul dengan ucapan terima kasih atas perhatian dan empatinya. Lalu sampailah pada inti masalahnya.

“Maaf, Ibu ini siapa dan dari mana? Rasanya kami baru pernah lihat Ibu,” tanya Darman penasaran.

Disambung Barto, “Betul, kami penasaran atas kehadirian Ibu di rumah sakit kemarin dan di pemakaman hari ini.”

Lalu dengan panjang lebar si wanita yang dipanggil Ibu itu bercerita siapa dirinya, “Saya ini yang dulu membantu Emak kalian menjadi TKW. Emak kalian yang meminta. Tetapi kayaknya Abah kalian memberi izin dengan terpaksa. Karenanya almarhum pak Jumadi sangat tidak menyukai saya,” tutur wanita itu, “Saya kemarin menengok ke rumah sakit bermaksud meminta maaf, tetapi terlambat. Sekaligus juga mau menyampaikan titipan kiriman tabungan untuk kalian.”

Suasana hening sejenak.

“Saya ingin memastikan bahwa kiriman dari Emak diterima oleh yang berhak, maka saya menunggu siapa yang paling akhir pulang dari makam. Mudah-mudahan saya tidak keliru,” lanjut wanita, “Besok sebelum Zuhur, saya akan datang ke rumah untuk menyampaikan titipan.”

Tidak lupa si Wanita itu juga menyampaikan rasa belasungkawa dan doa untuk kemuliaan Abah di alam baka.

Sebelum pergi, wanita itu mengatakan, “Oh iya hampir lupa, nama saya sebenarnya Badriyah, tetapi ada juga yang memanggil Suzana dan di tempat lain dipanggil Bella. Tetapi kalau kalian berdua mau memanggil saya Monica juga boleh.”

Setelah menyampaikan salam, Monica pun pergi.

Wanita itu datang dan pergi seperti angin. Darman dan Barto bengong dan tidak sempat bertanya macam-macam. Berdua mereka berharap besok bu Badriyah atau Suzana atau Bella atau Monica benar-benar datang ke rumah.

Darman dan Barto ingin misteri ini selekasnya  terpecahkan.

Purwokerto, 3 September 2023

Sarkoro Doso Budiatmoko.

***

Judul: Monica Si Wanita Misterius

Penulis: Sarkoro Doso Budiatmoko

Editor: JHK

Tentang Pengarang:

Sarkoro Doso Budiatmoko lahir di Purbalingga, Jawa Tengah dari pasangan almarhum Bapak dan Ibu Pranoto. Pendidikan formal hingga tingkat SLTA dijalaninya di kota kelahirannya ini, sedangkan pendidikan tinggi ditempuhnya di IPB, Bogor dan Iowa State University, Ames, Iowa, Amerika Serikat.

Sarkoro Doso Budiatmoko
Pengarang/Penulis: Sarkoro Doso Budiatmoko – (Sumber: koleksi pribadi)

Pengalamannya menjalani berbagai penugasan selama bekerja di Perum Perhutani memperkaya wawasan dan pemikirannya yang sering dituangkan dalam tulisan. Topik tulisannya tidak terbatas pada latar belakang pendidikan dan pekerjaannya saja, tetapi juga menyangkut bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, dan humaniora.

Atas dorongan Jumari Haryadi, Pemimpin Redaksi Pratama Media News, penulis pada 2023 mulai menulis cerita pendek (cerpen). Belasan cerpen sudah ditulis, antara lain berjudul: “Samsuri, Muazin yang Menghilang” lalu  “Fadhil, Dunia ini Tak Seindah Rembulan” dan “Bram Terbelenggu Rasa”.

Sebagian dari tulisan-tulisannya telah dibukukan dengan judul: “NAH…mengambil makna dari hal-hal kecil”, diterbitkan oleh SIP Publishing, Purwokerto, 2021. Tulisan-tulisan lainnya juga sedang disiapkan untuk dibukukan, termasuk kumpulan cerita pendeknya.

Pengalaman, pergaulan, dan wawasannya bertambah luas semenjak menjalani profesi sebagai staf pengajar dari 2016 di Language Development Center (LDC), Universitas Muhammadiyah Purwokerto, UMP.

Penulis dikaruniai tiga orang anak dan beberapa cucu saat ini menetap di Purwokerto. Aktivitasnya, selain menulis dan mengajar, juga mengikuti berbagai seminar dan webinar, serta memenuhi undangan sebagai narasumber di beberapa event, termasuk dari RRI Pro-satu Purwokerto 14 Juli 2023 lalu.

***

Spread the love

3 komentar pada “Monica Si Wanita Misterius

  • Anang Tejo

    Sehat selalu dalam lindungan Alloh SWT BPK Sarkoro Doso

    Balas
  • Sehat selalu dalam lindungan Alloh SWT BPK Sarkoro Doso, Karya yang Indah

    Balas
  • Sehat selalu dalam lindungan Alloh SWT BPK Sarkoro Doso, Karya yang Indah ditunggu berikutnya

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *