Menata Lingkungan Kampus dengan Seni Mozaik
Berita Jabar News (BJN), Rubrik OPINI, Kamis (15/08/2024) – Artikel berjudul “Menata Lingkungan Kampus dengan Seni Mozaik“ ini merupakan karya Deden Maulana A., Drs., M.Ds., seorang Dosen dan Dekan Fakultas Desain dan Komunikasi Visual (FDKV) Universitas Widyatama, juga seorang praktisi seni rupa dan Anggota Dewan Pakar Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC).
Menciptakan atmosfir kreatif yang Inspiratif dan mendukung SDGs dalam era di mana kreativitas dan inovasi menjadi kunci sukses, menata lingkungan kampus dengan elemen seni mozaik adalah langkah strategis untuk menciptakan atmosfer yang inspiratif bagi mahasiswa dan civitas akademika.
Pendekatan ini tidak hanya memperindah lingkungan fisik, tetapi juga memperkaya pengalaman estetis serta mendukung proses pembelajaran yang kreatif. Lebih dari itu, langkah ini juga sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam menciptakan lingkungan yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.
Seni Mozaik
Simbol kreativitas, kolaborasi, dan keberlanjutan seni mozaik dengan keindahannya yang tersusun dari berbagai potongan kecil material, mencerminkan proses kreatif yang melibatkan banyak elemen berbeda menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Filosofi ini sangat relevan dengan kehidupan kampus yang dinamis, di mana setiap individu — dosen, mahasiswa, dan staf — memiliki peran unik dalam membentuk identitas kolektif sebuah institusi pendidikan. Dalam konteks SDGs, seni mozaik juga dapat digunakan sebagai media untuk mempromosikan praktik berkelanjutan dengan menggunakan material daur ulang yang mengurangi limbah dan jejak karbon.
Menghidupkan Kampus dengan Cipta Karya Seni Mozaik
Penerapan seni mozaik di lingkungan kampus dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, mulai dari mural dinding hingga instalasi pada area terbuka. Setiap cipta karya tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi, tetapi juga sebagai media ekspresi yang mencerminkan nilai-nilai kampus, sejarah, serta visi dan misi pendidikan.
Dengan demikian, seni mozaik menjadi bagian integral dari identitas kampus yang unik dan berkarakter. Penggunaan material ramah lingkungan dan konsep desain yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan ini juga menjadi salah satu kontribusi nyata kampus dalam mendukung tujuan SDGs, khususnya Goal 11: Sustainable Cities and Communities.
Menciptakan Atmosfir Kreatif dan Sehat melalui Estetika yang Berkelanjutan
Selain memberikan sentuhan estetis, seni mozaik juga dapat menjadi sarana untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan inklusif. Misalnya, penggunaan material daur ulang dalam pembuatan mozaik tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan, tetapi juga mengajarkan kepada mahasiswa pentingnya tanggung jawab lingkungan.
Atmosfir kreatif dan sehat yang terbentuk dari elemen-elemen ini akan mendorong mahasiswa untuk berpikir out-of-the-box dan mengembangkan ide-ide inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Lingkungan kampus yang artistik dan sehat tidak hanya akan mendukung kesejahteraan mental dan fisik mahasiswa, tetapi juga menjadi model bagi komunitas yang lebih luas dalam menciptakan ruang-ruang publik yang berkelanjutan.
Menuju Kampus sebagai Pusat Kreativitas, Inovasi, dan Keberlanjutan
Dengan memanfaatkan seni mozaik dalam penataan lingkungan kampus, kita tidak hanya berinvestasi dalam estetika ruang fisik, tetapi juga dalam pembangunan budaya kampus yang mendukung kreativitas, kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan.
Langkah ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang tidak hanya mencetak lulusan yang kompeten, tetapi juga individu yang kreatif, berwawasan luas, serta memiliki kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan kesehatan lingkungan. Dengan demikian, kampus dapat menjadi contoh nyata dalam mendukung pencapaian SDGs, menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua. (Deden Maulana).
***
Judul: Menata Lingkungan Kampus dengan Seni Mozaik
Penulis: Deden Maulana A., Drs., M.Ds.
Editor: JHK
Info lebih lanjut tentang MOZI, silakan kunjungi website kami: MOZI DESIGN INSTITUTE