Membangun Kota Cimahi yang Berdaya Saing melalui Sinergi Industri Kreatif dan Kebudayaan
BERITA JABAR NEWS (BJN), Kota Cimahi, Jawa Barat, Minggu (15/06/2025) ─ Yayasan Bhineka Cipta Gumilang (BCG) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemajuan seni dan budaya di Kota Cimahi. Pada Sabtu, 14 Juni 2025, Yayasan BCG melakukan kunjungan silaturahmi ke Mozi Design Institute yang beralamat di Jalan Kamarung 5B, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Kunjungan ini dihadiri oleh para pelaku seni rupa dan budaya terkemuka di Kota Cimahi.
Beberapa komunitas seni terkenal di Kota Cimahi turut hadir dalam acara kunjungan silaturahmi tersebut, seperti Mozi Desain Institute yang dipimpin oleh Deden Maulana Anggakarti, CUS ERUPTION’S Art Studio & Gallery yang dipimpin oleh Cus Kusumah, Tepas Art Space yang dipimpin oleh Bahar Malaka, Komunitas Durcing pimpinan Bayu Prawira, dan BANDOENGMOOI yang dipimpin oleh Hermana HMT.
Kunjungan ini tidak hanya sekadar silaturahmi, tetapi juga membahas tentang program perencanaan pemajuan di Kota Cimahi, khususnya dalam bidang seni dan budaya. Peran pelaku seni dan budaya sangat penting dalam memajukan kebudayaan yang berdampak pada peningkatan ekonomi daerah melalui pengembangan industri kreatif.


“Industri kreatif memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan ekonomi kreatif di Kota Cimahi. Dengan mengembangkan industri kreatif, kita dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mempromosikan kebudayaan lokal,” ujar Ketua Yayasan BCG, Raden Rizki Rukhiyat.
Dalam diskusi yang berlangsung serius, tetapi penuh dengan kekeluargaan tersebut, para pelaku seni dan budaya membahas tentang pentingnya pembenahan terstruktur di Kota Cimahi untuk menghadapi kemajuan daerah lain yang lebih masif melakukan pembenahan. Masyarakat kekinian cenderung berubah dinamis dan kritis dalam melihat suatu fenomena permasalahan di daerahnya.

“Kita harus bersinergi dan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan dukungan dan memiliki visi yang baik dan tepat. Dimulai dari diri kita, komunitas, dan para mitra, kita harus menyatukan harapan dan impian menuju Cimahi yang lebih baik dari berbagai sektor,” tambah Raden Rizki Rukhiyat.
Yayasan BCG berkomitmen untuk terus mendukung dan mendorong kemajuan seni dan budaya di Kota Cimahi, serta bekerja sama dengan para pelaku seni dan budaya untuk menciptakan kota yang lebih baik dan maju. Dengan demikian, diharapkan Kota Cimahi dapat menjadi kota yang berdaya saing dan memiliki ekonomi kreatif yang kuat.
Dengan kunjungan ini, Yayasan BCG berharap dapat memperkuat sinergi dan kerja sama dengan para pelaku seni dan budaya di Kota Cimahi, serta memberikan kontribusi pada kemajuan kebudayaan dan ekonomi daerah.
Pertanyaan Kritis Pimpinan Mozi Design Institute
Pimpinan sekaligus owner Mozi Desain Institute, Deden Maulana Anggakarti sangat menyambut baik kedatangan Pimpinan dan Pengurus Yayasan BCG. Menurut Deden, Membangun Kota Cimahi yang berdaya saing melalui sinergi industri kreatif dan kebudayaan memang merupakan langkah positif. Namun, untuk mengembangkan gagasan tersebut, ia mengajukan beberapa pemikiran kritis yang bisa menjadi bahan kajian dalam pertemuan-pertemuan lanjutan.

Pertama, tentang Konsep “Berdaya Saing”. Deden mempertanyakan, apa sebenarnya makna “berdaya saing” dalam konteks seni dan budaya di Kota Cimahi? Apakah tolok ukurnya hanya pada peningkatan ekonomi kreatif dan penciptaan lapangan kerja, atau ada dimensi lain seperti penguatan identitas lokal, pelestarian warisan budaya, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan?
Bagaimana Cimahi akan memposisikan diri di tengah persaingan global dan nasional dalam sektor industri kreatif dan kebudayaan? Apakah fokus pada keunikan lokal menjadi strategi utama, ataukah adaptasi terhadap tren global juga dipertimbangkan?
Kedua, Mendalami Usulan “Pembenahan Terstruktur”. Aspek apa saja yang perlu dibenahi? Apakah ini berkaitan dengan infrastruktur pendukung kegiatan seni budaya, seperti ruang pameran, sanggar, festival, dan regulasi yang memfasilitasi pertumbuhan industri kreatif? Atau sistem pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang seni dan budaya?
Lalu, bagaimana sinergi antar komunitas seni dapat diwujudkan secara konkret dalam program-program pemajuan? Mekanisme kolaborasi, pembagian peran, dan pengelolaan sumber daya perlu diidentifikasi dengan jelas.
Apakah mungkin kolaborasi dalam bentuk workshop desain atau pameran bersama bisa menjadi contoh konkret?
Ketiga, Mengkritisi Peran Industri Kreatif dalam Memajukan Kebudayaan. Menurut Deden, meskipun industri kreatif dapat menjadi motor penggerak ekonomi, perlu ada kehati-hatian agar komersialisasi budaya tidak menghilangkan esensi dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Bagaimana Yayasan BCG dan komunitas seni akan menyeimbangkan antara aspek ekonomi dan pelestarian nilai budaya?
Apakah pengembangan industri kreatif di Kota Cimahi akan melibatkan sektor-sektor lain, seperti pariwisata, pendidikan, dan teknologi? Integrasi lintas sektor dapat menciptakan ekosistem yang lebih kuat dan beragam.
Keempat, Menganalisis Peran Pelaku Seni dan Budaya. Deden berpendapat, peran pelaku seni dan budaya itu sangat penting. Namun, bagaimana mekanisme dukungan dan pemberdayaan akan diberikan? Apakah ada program inkubasi, pendanaan, atau fasilitasi akses ke pasar yang akan diinisiasi?
Bagaimana gagasan dan visi para pelaku seni dan budaya itu secara spesifik akan diintegrasikan dalam perencanaan pemajuan ini?
Kelima, Mempertimbangkan Dinamika Masyarakat Kekinian. Menurut Deden, masyarakat kekinian cenderung berubah dinamis dan kritis. Bagaimana program pemajuan seni dan budaya akan mengakomodasi perubahan ini? Apakah ada ruang untuk partisipasi aktif masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan program?
Pemanfaatan teknologi dan platform digital dapat menjadi strategi penting untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan membangun komunitas seni budaya yang lebih inklusif.

Saran Pengembangan Lebih Lanjut
Menurut owner Mozi Desain Institute tersebut, ada baiknya kedua belah pihak (Yayasan BCG dan Komunitas Seni) bersama-sama mengeksplorasi studi kasus keberhasilan kota-kota lain dalam mengembangkan sinergi antara industri kreatif dan kebudayaan. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) juga dapat membantu mengidentifikasi tantangan dan potensi yang dimiliki Kota Cimahi dalam mewujudkan visinya.
Selain itu, melibatkan akademisi, praktisi industri kreatif, dan perwakilan masyarakat dalam diskusi lanjutan akan memperkaya perspektif dan menghasilkan rencana yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis dan menggali lebih dalam setiap aspek maka hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih kaya dan konstruktif tentang upaya pemajuan seni dan budaya di Kota Cimahi.
***
Judul: Membangun Kota Cimahi yang Berdaya Saing melalui Sinergi Industri Kreatif dan Kebudayaan
Jurnalis: DMA
Editor: Jumari Haryadi