BeritaBerita Jabar NewsBJNReligi

Maulid Nabi Muhammad SAW: sang Pemberi Syafaat

BERITA JABAR NEWS (BJN), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/10/2024) – Yayasan Ar Raudhoh Husnul Khotimah pada Jumat (18/10/2024) kemarin mengadakan acara tablig akbar khusus muslimah dengan  mengusung tema “Sang Pemberi Syafaat” dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara tersebut berlangsung di sekita kompleks yayasan, Jalan Pelda M. Bisri, Kp. Belandongan, RT 003/004, Desa Suka Maju, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Kegiatan tablig akbar tersebut bisa terlaksana atas kerja sama antara Ketua Yayasan K.H. Ahmad Shabri Lubis dan sang istri, Ustazah Mustika Hilma A. Zaini beserta masyarakat Kampung Belandongan.

Sejak pukul 07.00 WIB para jemaah yang didominasi kaum perempuan sudah memadati lapangan Komplek Yayasan Ar Raudhoh Husnul Khotimah. Pelaksanaan acara dimulai pada pukul 08.00 WIB.

Acara diawali dengan sambutan K.H. Ahmad Shabri Lubis selaku Ketua Yayasan dilanjutkan dengan pembacaan kitab maulid Simtudduror karya Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi  yang dipimpin langsung oleh Ustazah Sholeha Mulachela.

“Untuk keamanan dan kenyamanan acara. Panitian menghimbau kepada jamaah untuk tidak melakukan dokumentasi dalam bentuk apa pun (foto, video, dan rekam suara). Tidak hanya itu, lokasi acara pun disterilkan dari jemaah laki-laki,” ungkap Ustazah Mustika Hilma A. Zaini.

Tablik Akbar
Antusias jemaah muslimah Kampung Belandongan dalam mengikuti acara tablik akbar di kompleks yayasan, Jalan Pelda M. Bisri, Kp. Belandongan, RT 003/004, Desa Suka Maju, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor – (Sumber: N. Salbiah/BJN)

Acara berlangsung sangat khidmat dengan dihadiri oleh Ustazah Amiroh Novel Zindan, Ustazah Fatimah Novel Zindan, Hubabah Faurah Alhabsyi, dan Ustazah Rugayyah Alwi Assaggaf didampingi oleh Ustazah Mustika Hilma A. Zaini selaku penyelenggara. Semua ustazah yang hadir memberikan tausiah tentang syafaat Rasulullah SAW, salah satunya dikutip dari kitab “Tijan Dorori” oleh Ustazah Rugayyah Alwi Asseggaf.

Dalam tausiahnya, Ustazah Rugayyah menyampaikan, “Ada satu riwayat yang mengatakan bahwa ketika Allah mengumpulkan manusia (disatu lapangan) pada hari kiamat (padang mahsyar), lalu bermunculan api neraka dengan saling tindih antara sebagian dengan sebagian lainnya, malaikat penjaga neraka (Malaikat Malik) menghalangi agar tidak menjilat manusia.”

Api neraka pun berkata, “Demi keagungan Tuhanku, sesungguhnya aku telah dibiarkan antara aku dengan istri-istriku.”

Malaikat lalu bertanya, “Siapakah para istrimu itu?”

Api menjawab, “Yaitu setiap orang yang sombong dan bertindak sewenang-wenang maka tiada hentinya manusia saling tumpang tindih didalam api neraka dengan jangka waktu sehari ibarat seribu tahun lamanya, sedangkan Allah tidak berkata sepatah pun. Keadaan akan semakin bertambah menakutkan bagi mereka sehingga mereka sangat mengharapkan bisa lari dari tempat itu meskipun menuju ke Neraka Jahanam.”

Kemudian sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Pergilah kalian pada bapak kalian yaitu Nabi Adam.”

Mereka pun datang menghadap Nabi adam dan berkata, “Hai bapak sekalian manusia, keadaan kita ini semakin bertambah payah. Kamu adalah orang yang telah diciptakan Allah dengan kekuasaannya dan malaikat disuruh-Nya bersujud dihadapanmu dengan meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuhmu. Oleh karena itu, berilah pertolongan kepada kita semua akan jelasnya keputusan kepada kita.”

Nabi Adam menjawab, “Aku sama sekali tidak mempunyai syafaat (pertolongan). Sesungguhnya aku telah dikeluarkan dari surga sebab adanya kesalahan yang aku lakukan dan pada hari ini. Aku sangat disusahkan oleh diriku sendiri. Akan tetapi, bagi kalian masih ada waktu untuk datang menghadap kepada Nabi Nuh karena beliau adalah nabi pertama yang menjadi utusan (rasul).”

Mereka datang menghadap Nabi Nuh dan berkata, “Mohonkanlah pertolongan kepada Tuhanmu untuk kita semua agar Dia memberi keputusan kepada kita.”

Nabi Nuh menjawab, “Aku sama sekali tidak mempunyai syafaat (pertolongan). Sesungguhnya aku telah berdoa yang menyebabkan penduduk bumi menjadi tenggelam dan pada hari ini aku sangat disusahkan oleh diriku sendiri. Namun, kalian masih ada kesempatan untuk datang menghadap kepada Nabi Ibrahim, di mana dia adalah Nabi kekasih Allah Swt.”

Merekapun datang berbondong-bondong menghadap Nabi Ibrahim dan berkata, “Mohonkanlah pertolongan kepada Tuhanmu agar dia cepat-cepat memberikan keputusan-Nya kepada kita.”

Nabi IIbrahim menjawab, “Aku sama sekali tidak mempunyai syafaat (pertolongan) karena aku telah berdusta di dalam melaksanakan hukum Islam sampai tiga kali. Pertama, aku mengatakan bahwa diriku telah sakit, walau sebenarnya hal itu tidak dak menimpaku. Kedua, aku menghancurkan semua berhala, sedang aku mengingkarinya di hadapan mereka. Ketiga, aku berbohong dengan mengatakan bahwa istriku adalah saudara perempuanku. Oleh karena itu, aku sangat disusahkan pada diriku sendiri. Namun, kalian masih ada waktu untuk datang menghadap kepada Nabi Musa, di mana Allah telah memberi titah langsung kepadanya (berdialog secara langsung).”

Mereka pun datang menghadap Nabi Musa dan berkata, “Seperti permintaan mereka kepada para Nabi sebelumnya.”

Lalu Nabi Musa menjawab, “Aku tidak mempunyai syafaat (pertolongan) karena sesungguhnya aku telah membunuh orang tanpa hak. Maka pada hari ini aku sangat disusahkan oleh diriku sendiri. Akan tetapi, kalian coba datang menghadap kepada Nabi Isa karena dia adalah Ruh Allah dan sabda-Nya.”

Kemudian mereka datang menghadap Nabi Isa dan menjawab, “Sesungguhnya aku dan Ibuku telah dijadikan orang sebagai dua Tuhan selain daripada Allah. Oleh karena itu, pada hari ini aku sangat disusahkan oleh diriku sendiri. Akan tetapi, sesungguhnya Nabi Muhammad Saw adalah Nabi yang paling akhir dan pada hari ini beliau telah datang. Allah sendiri telah memberi ampunan kepadanya, baik dosa-dosa beliau yang terdahulu maupun sesudahnya. Datanglah kalian sekarang juga kepadanya.”

Lalu mereka pun datang menghadap Nabi Muhammad Saw dan beliau segera menjawab, “Aku adalah orang yang memiliki syafaat (pertolongan) tersebut wahai umatku, wahai umatku!”

Kemudian Nabi Muhammad Saw bersujud di bawah arsy seperti ketika melaksanakan salat. Lalu Allah SWT menjawab doa beliau, “Hai Muhammad, angkatlah kepalamu dan mintalah, niscaya kamu aku beri. Berikanlah syafaatmu, pasti aku terima.”

Nabi Muhammad Saw mengangkat kepalanya dan memberi syafaat dalam keputusan Maha Agung. Tidak lama kemudian mereka pergi dari tempat itu menuju ke tempat pemeriksaan amal. Waktu yang mereka pergunakan kesana kemari untuk menghadap nabi yang satu dan nabi lainnya adalah seribu tahun lamanya.

Pendapat lain mengatakan bahwa orang yang berkepedulian untuk memintakan syafaat kepada nabi itu adalah para ulama yang mengamalkan ilmunya.

Adapun syafaat (pertolongan) Muhammad Saw merupakan syafaat umum, artinya bisa meliputi semua makhluk yang terdiri dari manusia, jin (mukmin) dari umat Nabi Muhammad Saw dan umat nabi-nabi lainnya. Oleh karena itu dinamakan syafaat yang agung dan merupakan awal dari “Maqamam Mahmudah” (Derajat yang terpuji).

Orang-orang terdahulu dan yang terakhir memuji kepada Muhammad Saw dan akhir derajat ini adalah menetapnya ahli surga (disurga) dan menetapnya ahli neraka (di neraka), sedangkan para nabi ketika itu berada di bawah bendera kebesaran Nabi Muhammad (rasulullah) Saw.

Syafaat yang agung ini hanya dikhususkan untuk Nabi Muhammad Saw dan disamping itu masih mempunyai beberapa syafaat yang lain. Bahkan, bagi selain dari beliau dapat memberi syafaat (pertolongan) yaitu para nabi dan ulama, serta orang-orang salih.

“Hanya saja, beliaulah yang membuka pintu syafaat mereka karena mereka tidak berani mendahului di dalam memberikan syafaat yang disebabkan oleh keagungan sifat dan kemegahan Allah Swt pada hari kiamat,“ pungkas Ustazah Rugyyah Alwi Asseggaf. (Neneng Salbiah).

***

Judul: Maulid Nabi Muhammad SAW: sang Pemberi Syafaat
Jurnalis: Neneng Salbiah
Editor: JHK

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *