Kronologi Kelangkaan Gas Melon yang Bikin Heboh
BERITA JABAR NEWS (BJN), Jakarta, Kamis (06/02/2025) – Beberapa hari terakhir warga Jakarta dan beberapa wilayah di Indonesia terlihat antre di beberapa warung penyedia gas melon (gas subsidi 3 kg). Kelangkaan pasokan gas melon tersebut terjadi sejak diberlakukannya pembatasan penetapan distribusi pejualan elpiji 3 kg hanya di pangkalan/agen dengan NIB.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam siaran pers 31 Mei 2024 sudah memulai program pendataan berbasis teknologi pada pengguna LPG 3 kg dengan PT Pertamina Patra Niaga. Pendataan ini kemudian didukung oleh usaha Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam menjaga harga LPG 3 kg tetap stabil.

Keputusan tersebut di jelaskan Menteri Keuangan Sri Mulyani Sabtu (01/02/2025) lalu dengan mengungkapkan harga LPG 3 kg yang sudah murah dengan subsidi. Menurutnya, harga LPG 3 kg tersebut seharusnya mencapai Rp 42.750,00 per tabung tanpa subsidi.
LPG melon kini berada di harga kisaran Rp 18.000,00 – 28.000,00 di berbagai daerah di Indonesia. Untuk pendistribusian LPG melon yang lebih merata pemerintah menurunkan larangan menjual/penyaluran PLG melon ke warung-warung seperti biasanya dari Sabtu (01/02/2025) lalu.
Kini, warga terpaksa antri dan membawa tabung gas kosong lebih jauh dari jarak yang biasanya mereka tempuh. Pemerintah RI menegaskan secara langsung ini mempermudah lajur distribusi langsung ke agen.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Muzani menilai, larangan pengecer menjual gas LPG 3 kilogram bakal memangkas distribusi yang panjang. Hal ini diungkapkannya menyusul kebijakan yang melarang pengecer menjual gas elpiji 3 kg mulai Sabtu (01/02/2025).
“Ya karena kan ada mata rantai yang panjang. Dari agen ke pangkalan, pangkalan biasanya ke pengecer. Pengecer baru pembeli. Ya ini yang harganya kadang-kadang jadi meninggi, kan,” ujar Muzani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (03/02/2025).
DPR RI mengadakan rapat khusus mengenai permasalahan ini pada Senin (03/02/2025). Rapat terbuka selama dua jam ini menampung berbagai pernyataan yang menyerang Menteri ESDM langsung. Namun, Bahlil menjelaskan ketersediaan LPG 3 kg masih memadai.
“Karena apa? Ini barang gak ada yang langka. Semua stok ada. Stok LPG untuk 3 bulan ke depan itu lengkap ada. Cuma distribusinya saja yang sekarang dari pengecer (tidak lagi berlaku). Saudara-saudara pengecer ini penting saya setuju. Saya setuju dengan teman teman,” jelas Bahlil di Forum terbuka tersebut.
Meskipun demikian, pernyataan Bahlil di atas tetap dinilai kontra oleh beberapa pihak yang kini merasa dirugikan dengan adanya pemotongan distibusi ini. Beberapa warga dikabarkan sudah menjadi korban hingga meninggal dunia di kala mengantre LPG melon tersebut. Pemerintah memastikan keadaan ini dapat teratasi segera di masa transisi ini.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto sementara memberikan arahan untuk para pengecer masih bisa berjualan LPG melon ini untuk diproses menjadi Sub Pangkalan/Agen, sementara pemerintah mengurus penyelarasan ditribusi sementara per Senin (03/02/2025) malam. (Rose/BJN)
***
Judul: Kronologi Kelangkaan Gas Melon yang Bikin Heboh
Jurnalis: Rose Mariadewi
Editor: JHK
