Dari Blusukan Hingga Bunga Rampai: Jejakku dan Karya Ajip Rosidi
BERITA JABAR NEWS (BJN) – Rubrik SASTRA, Jumat (31/01/2025) – Artikel berjudul “Dari Blusukan Hingga Bunga Rampai: Jejakku dan Karya Ajip Rosidi” ini adalah sebuah esai karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.
Sepanjang perjalanan pulang, pikiranku melayang ke masa-masa di mana saya sering blusukan ke berbagai toko buku dan pameran buku di berbagai kota. Di pagi yang cerah itu, saya memutuskan untuk mampir ke stan teman yang menarik perhatianku, dengan harapan menemukan karya-karya Ajip Rosidi.

Tak disangka, harapanku terwujud. Di sana, saya menemukan dua jilid buku “SALIM, Pelukis Indonesia yang Tinggal di Paris” yang ditulis oleh Ajip Rosidi. Dua jilid dengan teks dalam bahasa Perancis dan Indonesia. Tanpa ragu, saya memutuskan untuk membeli empat set buku tersebut, meskipun sebenarnya uang yang saya miliki seharusnya untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Mengapa saya membeli begitu banyak? Pertama, saya ingin membagikannya kepada teman-teman dan juga perpustakaan Ua Sasmita di Bandung. Satu set buku “SALIM” saya berikan kepada Teddi Muhtadin, sambil juga memberikannya buku “Mereka yang Dilumpuhkan” karya Pramoedya. Saya tahu bahwa buku-buku karya Pram dijual dengan harga yang cukup mahal secara online, jadi saya merasa senang bisa memberikan buku itu kepada teman saya.
Setelah memikirkan hal ini, saya terus melanjutkan perjalanan dalam mengoleksi dan membaca karya-karya Ajip Rosidi. Pada awalnya, tidak pernah terlintas di benakku bahwa suatu hari nanti saya akan membuat buku tentang Ajip. Namun, banyak teman yang memberikan saran dan dorongan agar saya menuliskan pengalaman-pengalaman saya dalam mencari karya-karya Ajip. Pada awalnya, saya merespon saran tersebut dengan malas, namun semakin hari semakin terasa bahwa tulisan-tulisan itu harus dibagikan.
Pada akhir tahun 2017, saya mulai merasakan dorongan untuk mengumpulkan dan menuliskan pengalaman saya dalam mencari karya Ajip. Saya tidak hanya mengumpulkan buku-buku karya Ajip, tetapi juga setiap tulisan yang berhubungan dengannya. Hampir selama dua tahun, saya menjelajahi perjalanan ini dengan tekun.

Puncak dari perjalanan ini terjadi saat peresmian gedung perpustakaan Ajip Rosidi di Bandung. Saya berhasil meluncurkan buku berjudul: “Membaca Dunia Ajip…sebuah bunga rampai meliputi surat, esai, catatan, wawancara Ajip” yang diterbitkan di Epigraf dan Rumah Baca Ajip Rosidi.
Saya masih jelas ingat kata-kata sinis seorang pengarang yang menanyakan, “Keur naonlah ngoleksian Ajip?” (buat apa mengoleksi karya Ajip?). Saya dengan rendah hati menjawab, “Ah, hanya untuk bacaan sendiri saja.” Namun, dalam hati saya, saya tahu bahwa perjalanan ini memiliki makna yang jauh lebih dalam, dan bukan hanya sekadar untuk bacaan sendiri.

Koleksi buku-buku Ajip yang saya miliki menjadi pintu gerbang untuk memahami lebih dalam dunia sastra dan budaya Indonesia. Setiap halaman yang saya baca membawa saya lebih dekat ke pemikiran dan perasaan sang pengarang, menciptakan ikatan yang tak terjelaskan antara saya dan Ajip. Perjalanan ini menjadi lebih dari sekadar hobi, tetapi sebuah misi untuk menjaga warisan intelektual yang berharga.
Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan ini adalah ketika saya bertemu dengan para pecinta sastra lainnya. Kami berdiskusi tentang karya-karya Ajip dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan kami. Percakapan tersebut tidak hanya memperkaya pengetahuan saya, tetapi juga memperkuat tekad saya untuk terus mencari dan membagikan karya-karya Ajip kepada lebih banyak orang.
Melalui perjalanan ini, saya belajar bahwa semangat untuk mencari dan mempelajari karya sastra adalah bentuk penghargaan terhadap kebudayaan dan sejarah bangsa. Setiap buku yang saya temukan dan baca adalah jendela menuju masa lalu, memberikan perspektif yang berharga tentang perjalanan bangsa ini.
Kini, saya terus melanjutkan misi ini dengan lebih semangat. Setiap kali menemukan karya baru atau berbagi buku dengan teman-teman, saya merasakan kebahagiaan yang tak tergantikan. Perjalanan ini adalah bagian dari hidup saya yang penuh warna dan makna, menghubungkan saya dengan ajaran dan karya-karya Ajip Rosidi yang tak lekang oleh waktu.
***
Judul: Dari Blusukan Hingga Bunga Rampai: Jejakku dan Karya Ajip Rosidi
Penulis: Didin Kamayana Tulus
Editor: JHK