ArtikelBerita Jabar NewsOpiniSosial

Buntu

BERITA JABAR NEWS (BJN)Artikel “Buntu” adalah karya tulis Febri Satria Yazid, seorang pengusaha, penulis, dan pemerhati sosial.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “buntu”  berarti “tertutup” (tidak dapat terus;  tentang pintu, jalan, pipa, dan sebagainya); “tertutup salah satu ujungnya” (jalan, pipa, dan sebagainya ); “terhalang” (oleh sekatan dan sebagainya); “tersekat”; “tersuntuk” (tentang akal, pikiran, dan sebagainya). Selain dari makna harfiah di atas, buntu dapat bermakna beragam tergantung pada konteks penggunaan kata tersebut.

“Buntu” dapat merujuk pada situasi di mana tidak ada solusi yang jelas atau terlihat sulit untuk menemukan solusi. Misalnya, seseorang mungkin menghadapi masalah yang membuat mereka merasa “buntu”  karena tidak tahu bagaimana menyelesaikannya setelah mencoba melakukan beberapa upaya untuk memecahkan kebuntuan terhadap masalah yang muncul.

Dalam hubungan in terpersonal,   “buntu”  juga dapat merujuk pada keadaan di mana hubungan atau komunikasi antar individu mengalami kesulitan atau terhenti disebabkan ketidakmampuan kedua belah pihak dalam mencari solusi, jalan tengah yang dapat menerobos kebuntuan tersebut.

Ilustrasi: Seorang pria sedang termenung karena mengalami kebuntuan dalam menyelesaikan sebuah masalah kehidupannya - (Sumber: usatoday.com)
Ilustrasi: Seorang pria sedang termenung karena mengalami kebuntuan dalam menyelesaikan sebuah masalah kehidupannya – (Sumber: usatoday.com)

Dalam bukunya “Perempuan Jika Itulah Namamu”, Kang Maman menuliskan “Cinta pun tak mesti dirampungkan, jalani sehalaman demi sehalaman, tanpa ada bab penutup, apalagi penentu.  Biarkan seperti anak-anak bermain , berhenti sendiri bila lelah telah tiba”.

Dalam konteks perjalanan atau arah, dalam navigasi atau perjalanan, kata “buntu” dapat mengacu pada jalan atau jalur yang tidak memiliki kelanjutan atau titik akhir yang jelas. Bisa jadi akibat salahnya panduan  atau kesalahan dalam membaca peta petunjuk arah dan faktor lain yang menjadi variabel dalam menentukan arah perjalanan.

Kita juga dapat mengalami kebuntuan dalam berpikir dan berkreasi. Orang sering menggambarkan pemikiran atau ide yang terhenti dan sulit berkembang sebagai “buntu”. Misalnya, seorang penulis yang mengalami kesulitan menemukan ide yang mau dituangkan dalam bentuk tulisan,  dapat dikategorikan sebagai bentuk kebuntuan.

Dalam bekerja,  kebuntuan juga bisa terjadi. Tak banyak lagi peluang untuk mengembangkan karier. Terjebak dalam rutinitas yang membosankan. Diperlakukan tidak adil. Gaji tidak sesuai dengan pekerjaan akibat perkembangan teknologi di mana tenaga manusia digantikan oleh mesin, pekerjaan tidak menantang.

Demikian juga dalam bisnis, bisa terjadi kebuntuan dalam memasarkan produk dan jasa  atau produk yang kalah bersaing dengan kemajuan teknologi yang pesat atau karena ketidakmampuan beradaptasi dan meningkatkan inovasi dan kreasi.

Penting untuk memahami konteks spesifik agar dapat menafsirkan kata “buntu” dengan baik dan benar sesuai dengan konteks yang dialami dalam kehidupan. Berlama-lama dalam kebuntuan, baik buntu dalam hal ketidakmampuan menyelesaikan masalah, tertutupnya kran komunikasi dalam mencari solusi setelah nyasar dan menemukan jalan buntu.

Hal yang lebih parah lagi adalah terjadinya kebuntuan dalam berpikir dan berkreasi. Tentu saja hal ini bisa berdampak buruk kepada jiwa dan bisa berdampak pada gangguan psikis, terjebak di jalan buntu dan tak tahu harus melakukan apa. Perasaan tertekan hingga hampa mungkin akan kita rasakan saat menemui jalan buntu.

Jika hal ini terjadi, kita perlu membiarkan semua perasaan mengalir dulu apa adanya bisa berupa perasaan tertekan hingga perasaan hampa yang mungkin akan kita rasakan saat menemui jalan buntu.

Psikiater Yoon Hong Gyun menuliskan dalam bukunya berjudul How to Respect Myself bahwa rasa hampa adalah emosi yang muncul saat pikiran kosong. Saat kita merasa berada di jalan buntu, bisa jadi yang perlu kita lakukan adalah berbalik dan mencari jalan baru dengan harapan jalan baru bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik dan melebihi ekspektasi kita.

Lebih baik menghindar untuk menyalahkan diri sendiri dengan  melakukan sejumlah perbaikan menuju kehidupan yang lebih baik lagi ke depannya. Langkah pertama adalah memberi rasa nyaman pada diri sendiri agar bisa bangkit dan melangkah untuk mencari jalan baru.

Jalan buntu
Ilustrasi: Jalan buntu – (Sumber: istockphoto.com)

Untuk hal yang sudah tidak mungkin lagi diubah, kita mesti mengajak diri untuk berdamai dengan keadaan, mengikhlaskan realitas yang terjadi. Fokus saja pada perbaikan yang mungkin dilakukan. Baca buku, tonton presentasi atau cari inspirasi dari sumber-sumber lain yang dapat merangsang kreativitas dan pemikiran kita. Terkadang, melihat cara orang lain menangani situasi serupa dapat memberikan ide yang berguna.

Jika kita  merasa buntu karena percobaan sebelumnya tidak berhasil, cobalah untuk melihatnya sebagai peluang untuk belajar. Identifikasi apa yang tidak berfungsi dan menggunakannya sebagai landasan untuk mencoba pendekatan baru.  Gunakan metode pemecahan masalah, seperti membuat daftar solusi potensial, membuat diagram alur, atau menggunakan pendekatan kreatif seperti brainstorming.

Brainstorming adalah suatu teknik atau metode yang digunakan untuk menghasilkan gagasan-gagasan kreatif dan solusi atas suatu masalah atau tugas tertentu melalui diskusi kelompok yang bebas. Metode ini dirancang untuk merangsang pemikiran bebas dan kolaboratif, serta mendorong partisipasi aktif dari semua anggota tim atau kelompok.

Brainstorming membuka ruang untuk ide-ide yang mungkin tidak muncul dalam pemikiran individu. Prosesnya merangsang kreativitas dan memungkinkan berbagai perspektif untuk diungkap.

Brainstorming dapat membantu dalam mengatasi masalah kompleks dengan menggabungkan pengetahuan dan pengalaman dari berbagai anggota tim. Ini dapat menghasilkan solusi yang lebih holistik.

Dengan mendorong partisipasi aktif dari semua anggota tim, brainstorming mempromosikan kerja sama dan kolaborasi. Ini menciptakan lingkungan di mana ide-ide dapat dibagikan dan diolah bersama.

Brainstorming memungkinkan anggota kelompok untuk merangsang dan membangun satu sama lain. Ide-ide yang muncul dapat memicu pemikiran tambahan dan meningkatkan kualitas kontribusi.

Dengan memungkinkan penyampaian ide secara cepat, brainstorming dapat mempercepat proses pengambilan keputusan. Ini terutama berguna ketika tim perlu menemukan solusi atau membuat keputusan dengan cepat.

Dengan mengoptimalkan kekuatan kreativitas dan kerja sama kelompok, brainstorming menjadi alat yang efektif untuk memecahkan masalah dan menghasilkan ide-ide inovatif.

Jika kebuntuan  terkait dengan masalah pribadi atau emosional, pertimbangkan untuk berbicara dengan seorang profesional, seperti psikolog atau konselor. Latihan fisik dan perawatan diri dapat berkontribusi pada kesehatan mental dan membantu mengatasi kebuntuan. Hindari terlalu keras pada diri sendiri dan berikan diri kita waktu untuk pulih.

Proses mengatasi kebuntuan mungkin memerlukan waktu dan tidak selalu ada solusi instan. Menurut ajaran Islam, Allah menyampaikan bahwa mintalah kepada-Nya dengan sabar dan shalat. Allah tidak menjanjikan hidup ini mudah, tapi menjanjikan setiap ada masalah pasti setelah hal itu kemudahan. Logika kita sebagai manusia terbatas, tetapi iman tak terbatas.

“Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu. Dia sendiri akan menyertai engkau. Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Janganlah takut dan janganlah patah hati. Dia akan menopang engkau dengan tangan kanan-Nya yang membawa Kemenangan.” (Doa Yeni Dewi Siagian Psikolog dalam tulisannya  yang berjudul Career Switch Alias Beralih Profesi, Siapa Takut.

Setiap orang unik, jadi mungkin diperlukan eksperimen dengan berbagai strategi untuk menemukan apa yang paling efektif untuk kita. Dengan waktu semuanya akan kembali baik. Lakukan yang terbaik dan tetaplah jadi dirimu sendiri. (Febri S.Y.)

***

Judul: Buntu
Penulis: Febri Satria Yazid, pemerhati sosial.
Editor: JHK

Catatan:

Tulisan ini  bisa juga Anda baca di blog pribadi penulisnya Febrisatriayazid.blogspot.com dan atas seizin penulis diterbitkan kembali di BERITA JABAR NEWS.

 

Pameran Alutsista
Pameran Alutsista dalam rangka HUT ke-78 ARMED TNI AD

 

Training dan Sertifikasi Asesor Kompetensi Bidang Human Capital
Training dan Sertifikasi Asesor Kompetensi Bidang Human Capital

 

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *