BEM FISIP Unila Gelar Diskusi Mengatasi Banjir di Bandar Lampung
BERITA JABAR (BJN), Bandar Lampung, Jumat (03/05/2024) – Banjir menjadi sorotan masalah yang disebabkan oleh tingginya curah hujan dan kurangnya resapan air. Ketika musim hujan tiba diharapkan wilayah yang berpotensi menimbulkan genangan air sehingga memicu terjadinya banjir dapat diantisipasi dengan cara membuat biopori dan kolam resapan atau sumber resapan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Mitra Bentala Lampung, Rizani Ahmad dalam kegiatan “Lingkar Diskusi Kajian Inklusif #2” yang mengusung tema “Bencana Alam atau Gagap Membaca Alam: Problem and Solution Banjir Bandar Lampung” di Mimbar Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) pada Kamis (02/05/24) kemarin.
“Ketika musim hujan kita berharap wilayah yang berpotensi adanya genangan yang menyebabkan banjir itu diantisipasi dengan dibuatkan biopori kolam resapan atau sumber resapan,” ungkap Rizani.
Direktur Mitra Bentala Lampung tersebut menambahkan bahwa keseriusan adalah hal yang utama kerena jika hanya direncanakan walaupun strategi untuk memecahkan masalah tersebut sudah ada, tetapi tidak dilaksanakan maka hal itu tidak akan berdampak sama sekali.
“Saya sih melihatnya soal keseriusan. Saya pernah ditanya oleh teman-teman media, apa sih sebenarnya yang terjadi kalau perencanaan sudah ada, strateginya sudah ada, tapi kejadiannya masih ada? Saya bilang keseriusan,” ujar Rizani.
Sementara itu, Dosen Jurusan Sosiologi FISIP Unila, Fuad Abdulgani mengatakan bahwa banjir adalah bencana alam kehendak dari Tuhan yang Maha Kuasa. Namun, perlu dilihat juga dari sudut pandang yang lain karena banjir itu juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas manusia yang lebih tepat dibaca dengan fenomena sosial.
“Banjir itu bencana alam, kehendak dari Tuhan yang Maha Kuasa, padahal ya keliru dan banjir itu kan kita perlu melihatnya dari banyak sisi, tapi saya menawarkan di sini kita juga perlu melihat kalau yang namanya kodrat kan hujannya. Ya, kalau itu kan sudah hukum alam. Banjir itu dipengaruhi dari aktivitas manusia. Jadi, enggak pas dibilang kalau banjir itu, terutama di konteks kota, ya bencana alam yang takdir, tapi itu lebih tepat dibaca dengan satu fenomena sosial juga,’’ kata Fuad.
Kegiatan diskusi mengatasi masalah banjir di Bandar Lampung tersebut diakhiri oleh pendapat dari salah satu mahasiswa jurusan ilmu pemerintahan, Ruhan Amrina yang menekankan perlunya peran pemerintah terhadap masyarakat untuk bisa memberikan edukasi, serta penyadaran kepada masyarakat.
“Sentuhan kehadiran pemerintah terhadap masyarakat untuk kemudian bisa memberikan edukasi dan sebagainya untuk penyadaran kepada masyarakat,” pungkas Ruhan. (Annisa/BJN).
***
Judul: BEM FISIP Unila Gelar Diskusi Mengatasi Banjir di Bandar Lampung
Kontributor: Annisa Sabrina Hanum
Editor: Rose Mariadewi/JHK