ArtikelBerita Jabar NewsOpini

Apakah Buku Masih Relevan pada Era Internet?

BERITA JABAR NEWS (BJN)Kolom OPINI – Artikel berjudul “Apakah Buku Masih Relevan pada Era Internet?” merupakan karya tulis Indra Nanda Awalludin, seorang penulis muda asal Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat yang menekuni topik sejarah dan sosial humaniora.

Bagi kebanyakan orang, buku merupakan sesuatu yang tidak berguna. Mereka menilai bahwa kegiatan membaca buku sudah ketinggalan zaman. Mereka beranggapan bahwa pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan dalam menjalani hidup sudah bisa diperoleh dengan mudah dan instan hanya melalui internet. Kondisi ini membuat seolah-olah keberadaan buku fisik sudah tidak relevan lagi.

Berbeda dengan masyarakat kebanyakan, saya justru berpandangan bahwa keberadaan buku adalah sebuah kebutuhan. Mengapa demikian? Menurut saya, keberadaan internet yang memudahkan orang untuk mengakses informasi secara cepat, tidak serta merta menyisihkan keberadaan buku. Ia masih tetap dibutuhkan sebagai sumber informasi utama.

Pria baca buku
Ilustrasi: Seorang pria sedang membaca buku dengan santai di rumahnya nan asri – (Sumber: Bing Image Creator AI/Dall-E)

Apa yang membuat buku tetap dibutuhkan, jika informasi dapat kita temukan secara cepat didapatkan melalui internet? Menurut saya, buku memiliki banyak keunggulan dibandingkan internet. Beberapa keunggulan buku dibandingkan internet, antara lain: 1) melatih kemampuan berpikir kritis; 2) merangsang kemampuan analisis; dan 3) informasi yang termuat dalam buku dapat dipertanggungjawabkan.

Poin 1) dan 2), yakni kemampuan berpikir kritis dan analisis sangat bermanfaat pada era internet seperti sekarang ini. Kemampuan-kemampuan ini dapat membantu manusia untuk melakukan cross-check terhadap sebuah informasi yang beredar di internet. Seseorang diharapkan mampu membedakan antara informasi yang benar dengan kabar bohong atau hoaks, serta bisa melakukan penelusuran asal muasal informasi tersebut dari awal hingga beredar secara bebas di internet.

Tumpukan buku
Ilustrasi: Tumpukan buku – (Sumber: Pinterest.com)

Mengenai poin 3), yakni buku memiliki informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, hal tersebut sangat jelas terlihat. Seorang pembaca, terutama pembaca yang teliti, dapat menelusir keabsahan sebuah informasi dengan melakukan penelusuran. Melalui penelusuran daftar pustaka, latar belakang penulis, maupun informasi lainnya yang tertulis dalam buku tersebut, serta perspektif penulis dalam buku yang ditulisnya dapat ditemukan dan diamati. Buku jauh lebih akurat dibandingkan dengan internet yang memungkinkan informasi beredar secara anonim.

Selain ketiga poin di atas, buku juga memiliki nilai yang menegaskan relevansinya dalam pemberdayaan kultur literasi di masyarakat. Buku dapat menjadi jawaban untuk menghadapi era pasca-kebenaran (post-truth) yang digemakan internet dewasa ini. Era pasca-kebenaran, yang membuat manusia kesulitan untuk membedakan antara fakta dan fiksi dalam konten-konten audio visual, hanya dapat diatasi jika manusia memberdayakan kultur membaca dalam dirinya. Untuk menumbuhkan kultur tersebut, buku menjadi salah satu sumber literasi penting.

Dapat dikatakan, buku masih relevan pada era internet dewasa ini. Ia menjadi salah satu kunci untuk menghadapi lautan informasi yang beredar melalui internet. Melalui buku, seseorang dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan kemampuan melakukan analisis. Selain itu, buku menjadi salah satu senjata utama untuk menghadapi era paska-kebenaran yang mewabah dalam masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. (Indra Nanda Awalludin/BJN).

***

Judul: Apakah Buku Masih Relevan pada Era Internet?
Penulis: Indra Nanda Awalludin
Editor: JHK

Profil Penulis:

Indra Nanda Awalludin, penulis muda asal Majalengka yang menekuni topik sejarah dan sosial humaniora. Saat ini menjadi penulis tetap untuk media kesejarahan Historical Meaning.

Catatan:

Tulisan ini  sudah pernah terbit di media online Historical Meaning dalam website historicalmeaning.id dan atas seizin penulis dan editor media tersebut diterbitkan kembali di BERITA JABAR NEWS.

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *